Mengenal Berbagai Jenis Bahan Pakaian: Kelebihan dan Kekurangan
Pakaian tidak hanya berbicara soal style, tetapi juga soal kenyamanan dan fungsi. Salah satu faktor penting yang menentukan kualitas dan kegunaan pakaian adalah jenis bahan yang digunakan. Beranekaragam jenis kain memiliki karakteristik unik yang membuatnya cocok untuk kebutuhan tertentu, mulai dari yang digunakan untuk sehari-hari hingga busana formal atau khusus untuk olahraga. Yuk, kenali berbagai jenis bahan pakaian dan kegunaannya!
Bahan Alami
Bahan alami adalah serat yang berasal langsung dari sumber alam, seperti tumbuhan dan hewan, tanpa melalui proses sintetis atau kimia berat seperti bahan buatan (sintetis). Serat alami ini digunakan untuk membuat kain yang kemudian dijadikan berbagai macam pakaian.
Bahan alami dikenal karena lebih ramah lingkungan, nyaman di kulit, dan memiliki kemampuan menyerap keringat dengan baik, sehingga sangat cocok untuk pakaian yang digunakan sehari-hari, terutama di daerah beriklim panas.
Berikut beberapa jenis bahan pakaian dari sumber alami:
Katun (Cotton)
Katun (cotton) adalah bahan pakaian yang berasal dari serat alami tanaman kapas. Serat-serat halus yang mengelilingi biji kapas diolah menjadi benang, lalu ditenun atau dirajut menjadi kain. Katun merupakan salah satu bahan paling populer di dunia tekstil karena kenyamanannya yang tinggi dan fleksibilitasnya dalam berbagai jenis pakaian.
KELEBIHAN KATUN
Bahan katun cukup terkenal di mata penikmat fashion, selain terkenal nyaman, harganya pun masih terjangkau oleh semua kalangan. Katun dianggap lebih baik dibandingkan dengan bahan lainnya (dalam range harga yang sama). Berikut beberapa kelebihan lain dari bahan katun:
- Nyaman dipakai sehari-hari
Ideal untuk iklim tropis karena menyerap keringat dan memberikan rasa adem. Ini karena katun mempunyai daya serap tinggi (bisa menyerap 27 kali berartnya dalam air), saat tubuh berkeringat, kain katun menyerap kelembapan dan menjaga kulit tetap kering serta nyaman.
Katun memiliki struktur serat yang berpori, memungkinkan sirkulasi udara yang baik serta ringan, sehingga sangat cocok di pakai sehari-hari.
Tidak menimbulkan alergi
Katun disebut tidak menimbulkan alergi karena sifat alaminya yang lembut, bersih, dan bebas zat kimia berbahaya. Merupakan bahan hipoalergenik (memiliki resiko rendah dalam menyebabkan timbulnya alergi), sehingga cocok untuk kulit sensitif dan bayi.
Mudah dicuci dan dirawat
Meskipun terasa lembut, serat katun cukup kuat bahkan dalam kondisi basah. Artinya, katun tidak mudah rusak atau robek saat dicuci, baik dengan tangan maupun mesin cuci. Struktur serat katun yang terbuka memungkinkan air dan sabun meresap dengan mudah mengangkat kotoran.
- Cocok untuk berbagai gaya dan model pakaian
Serat katun tidak terlalu licin atau kaku, sehingga mudah dipotong, dijahit, dan dibentuk menjadi berbagai desain pakaian. Inilah mengapa katun sering digunakan oleh desainer maupun produsen pakaian rumahan.
Katun juga memiliki beragam varian dan bisa dicampur dengan serat lain seperti spandeks, rayon, atau polyester untuk menciptakan kain dengan karakter baru, sehingga cocok digunakan untuk model pakaian sehari-hari hingga pakaian formal.
Ramah lingkungan
Serat katun bisa terurai dengan sendirinya di alam dalam waktu beberapa bulan hingga tahun, tergantung kondisi lingkungannya. Berbeda dengan polyester yang bisa butuh ratusan tahun untuk terurai.
Terbuat dari bahan alami (serat tanaman kapas), sehingga bebas plastik dan bahan bakunya bisa ditanam kembali. Proses produksinya juga ramah lingkungan, hanya menghasilkan sedikit emisi karbon.
KEKURANGAN BAHAN KATUN
Mudah Kusut
Katun cenderung cepat kusut dan memerlukan penyetrikaan. Hal ini disebakan karena bahan utama katun ialah serat tumbuhan kapas, sehingga saat dilipat atau ditekan, serat0seratnya mudah berubah bentuk mengikuti tekanan tersebut.
Mudah Menyusut
Bisa menyusut setelah pencucian pertama jika tidak diproses preshrunk. Katun mudah menyusut karena sifat alami seratnya yang sangat menyerap air dan mengalami perubahan bentuk saat terkena panas atau kelembapan tinggi.
Untuk menghindari terjadinya penyusutan, cuci pakaian katun dengan air dingin atau suhu ruangan, jangan terkena perawatan panas (dikeringkan dengan mesin bersuhu panas dan disetrika dengan suhu tinggi), serta pilih pakaian yang berlabel preshrunk.
Tidak Tahan Terhadap Jamur Bila Lembap Terlalu Lama
Serat katun bersifat organik, artinya bisa membusuk dan terurai secara alami. Ini merupakan “makanan” yang disukai oleh jamur. Katun juga memiliki daya serap yang tinggi, jadi harus segera dijemur bila dalam keadaan basah atau lembap.
Untuk mencegahnya, simpan pakaian berbahan katun di tempat kering, segera cuci setelah digunakan (terutama bila digunakan untuk aktivitas yang mengeluarkan keringat), keringkan dengan batuan angin, dan bisa gunakan bantuan silica gel di tempat penyimpan baju.
Perhatikan ciri pakaian katun yang sudah terinfeksi jamur, yaitu muncul bintik-bintik hitam, dan cenderung berbau apek. Jika terus digunakan bisa menyebabkan infeksi pada kulit.
Lebih Cepat Pudar Warna Dibanding Bahan Sintetis
Struktur serat yang terbuka membuat katun mudah melepas zat pewarna di dalamnya saat dicuci, terutama bila menggunakan air panas dan deterjen yang keras. Bahan pewarna reaktif yang terdapat di dalamnya juga memiliki sifat sensitif terhadap sinar matahari dan gesekan yang menimbulan efek memudar.
Untuk menghindari efek warna memudar, sebaiknya jemur pakaian berjenis katun secara terbalik (bagaian luar di dalam dan bagian dalam di luar) di tempat teduh atau tidak langsung dibawah sinar matahari. Jangan gunakan pemutih dan pilih deterjen lembut untuk proses mencucinya.
Linen
Linen adalah jenis kain alami yang dibuat dari serat tanaman flax (Linum usitatissimum), yaitu tumbuhan yang sudah dibudidayakan manusia sejak ribuan tahun lalu. Serat diambil dari batang tanaman, bukan dari biji seperti kapas. Kain linen memiliki tampilan alami, kuat, dan sejuk saat dipakai, sehingga sangat disukai untuk pakaian musim panas dan tekstil rumah tangga berkualitas tinggi.
KELEBIHAN LINEN
Sangat adem dan nyaman
Linen adalah salah satu kain paling "breathable" (bernapas) di dunia tekstil. Seratnya memungkinkan sirkulasi udara maksimal, sehingga sangat cocok digunakan di iklim tropis atau musim panas. Linen membantu tubuh tetap sejuk dan kering sepanjang hari.
Menyerap Keringat dan Cepat Kering
Linen mampu menyerap kelembapan lebih cepat dibanding katun, dan juga cepat melepaskan kelembapan ke udara. Ini membuat pakaian linen tidak mudah terasa lembap, dan mengurangi risiko bau tak sedap.
Bersifat biodegradable & eco-friendly
Linen dibuat dari serat batang tanaman flax, yaitu tanaman alami yang bisa diperbaharui dan tidak memerlukan proses sintetis seperti bahan berbasis minyak bumi (contohnya polyester). Serat flax diambil langsung dari alam, tanpa rekayasa kimia yang berat.
Karena terbuat dari 100% serat alami, kain linen bisa terurai dalam tanah hanya dalam beberapa bulan hingga tahun, tidak meninggalkan mikroplastik atau zat beracun di lingkungan, dan bahkan bisa dikomposkan bila tidak dilapisi pewarna atau bahan sintetis.
Tahan lama
Serat linen memiliki struktur yang lebih kuat daripada kapas, bahkan saat dalam keadaan basah. Kain linen tahan robek, tahan terhadap pencucian berulang, dan bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun jika dirawat dengan baik
Antibakteri dan Antijamur Alami
Linen secara alami memiliki sifat antimikroba ringan, yang membuatnya lebih tahan terhadap jamur, bakteri penyebab bau, dan minimal terhadap ritasi kulit. Karena itu, linen juga banyak digunakan untuk sprei, handuk, dan pakaian dalam mewah.
Mewah alami
Linen memiliki permukaan bertekstur khas dengan serat-serat halus yang tampak nyata. Tidak seperti kain sintetis yang terlalu halus atau mengkilap, linen justru tampil kasar secara elegan, dan memberi kesan rustic tapi refined, serta sederhana tapi berkelas. Inilah yang disebut sebagai "kemewahan yang bersahaja" (understated luxury), sesuatu yang tampak natural tapi tetap bernilai tinggi.
Tidak seperti satin atau polyester yang berkilau mencolok, linen memantulkan cahaya secara lembut dan matte. Ini memberi efek visual yang tenang, hangat, dan estetis, sering terlihat dalam interior bergaya minimalis atau boho-chic.
KEKURANGAN LINEN
Mudah kusut
Linen terkenal sangat mudah kusut, bahkan hanya karena dilipat atau duduk sebentar. Hal ini terjadi karena serat linen kurang elastis. Linen tidak bisa kembali ke bentuk semula setelah tertekan Meskipun banyak orang menyukai “kerutan alami” linen sebagai bagian dari estetikanya, bagi sebagian orang, ini bisa dianggap tampak lusuh atau tidak rapi.
Bisa menyusut
Linen rentan menyusut, terutama jika dicuci dengan air panas dan jika dimasukkan ke dalam pengering bersuhu tinggi. Untuk mencegahnya, disarankan mencucinya menggunakan air dingin atau suam-suam kuku, dan keringkan dengan dijemur, bukan mesin pengering.
Harga relatif mahal
Proses produksi linen membutuhkan waktu lebih lama. Linen juga menggunakan bahan baku (flax) yang tidak selalu tersedia secara massal. Prosesnya juga melibatkan lebih banyak tenaga kerja (karena banyak tahap manual)
Akibatnya, harga linen lebih tinggi dibanding kain seperti katun atau rayon. Ini bisa jadi kendala bagi yang punya anggaran terbatas.
Permukaan kasar diawal
Linen terasa agak kaku atau kasar saat pertama kali digunakan. Namun, semakin sering dicuci dan dipakai, kain ini akan menjadi lebih lembut, sehingga bisa lebih nyaman di kulit.
Jadi perlu kesabaran untuk mendapatkan kenyamanan maksimal dari linen.
Pilihan Warna dan Motif Lebih Terbatas
Karena linen cenderung lebih disukai dalam tampilan naturalnya, maka jarang ditemukan dalam warna mencolok atau neon. Motif cenderung minimalis atau polos Cocok untuk gaya simpel, tapi kurang ideal untuk yang suka tampilan berwarna cerah atau ramai.
Wol
Wol adalah serat alami yang berasal dari bulu hewan, paling umum dari domba, tetapi juga dari kambing (cashmere, mohair), kelinci (angora), dan alpaka. Wol telah digunakan selama ribuan tahun untuk membuat pakaian hangat karena sifatnya yang isolatif, lentur, dan tahan lama.
KELEBIHAN WOL
Hangat & Menjaga Suhu Tubuh
Wol punya serat bergelombang (crimped) dan berongga, mirip seperti pegas kecil. Karateristik wol ini bisa menjebak udara di antara serat-seratnya. Udara yang terjebak berfungsi sebagai isolator alami. Hal ini membuat wol cocok digunakan saat cuaca sedang dingin.
Bernapas (Breathable)
Wol bersifat breathable (bisa "bernapas") karena strukturnya yang alami dan cerdas secara mikroskopik. Serat wol terdiri dari lapisan-lapisan kecil yang disebut cuticle cells, membentuk semacam sisik kecil. Di bawahnya, ada bagian yang disebut cortex, yang bisa menyerap dan melepas uap air. Hal ini membuat wol bisa menyerap kelembapan dari tubuh (misalnya keringat) dan kemudian mengeluarkannya secara perlahan ke udara luar.
Wol juga punya struktur bergelombang (crimp) yang menciptakan kantong-kantong udara mikro. Kantong-kantong udara ini tidak hanya menghangatkan, tetapi memungkinkan sirkulasi udara masuk dan keluar.
Tahan Kusut
Serat wol memiliki gelombang alami seperti pegas mini, sehingga saat kain diregangkan atau dilipat, gelombang ini bisa balik ke bentuk semula. Selain itu, wol terbuat dari keratin, yaitu protein yang juga ada di rambut dan kuku manusia. Keratin punya ikatan silang (cross-links) antar molekul, membuat seratnya kuat namun fleksibel.
Lentur & Elastis
Serat wol punya bentuk bergelombang (crimped) seperti pegas kecil, efeknya saat wol ditarik, gelombangnya melurus, dan setelah dilepas, gelombangnya kembali ke bentuk semula. Inilah yang bikin wol elastis dan lentur secara fisik, karena bisa meregang dan kembali tanpa rusak. Ia juga punya dua bagian utama di dalamnya, yaitu Paracortex & Orthocortex. Keduanya menyerap air dengan kecepatan berbeda. Perbedaan ini menciptakan gaya tarik dalam yang membuat serat melengkung secara alami dan jadi super lentur.
Tahan Bau & Antibakteri Alami
Wol secara alami dilapisi oleh lanolin, yaitu minyak lilin alami dari kulit domba. Fungsi lanolin adalah antimikroba yang membantu menghambat pertumbuhan bakteri. Bakteri penyebab bau (misalnya dari keringat) jadi tidak mudah berkembang. Inilah alasan pakaian wol bisa dipakai berhari-hari tanpa bau.
Wol punya struktur serat yang berongga dan terbuka, jadi udara bisa masuk dan keluar. Uap air dari keringat tidak “terperangkap”, sehingga permukaan tetap kering dan tidak bau apek. Wol juga memiliki protein alami, struktur biologisnya membuat bakteri lebih sulit menempel dan bertahan.
Tidak Mudah Terbakar
Wol tidak mudah terbakar karena sifat alami serat dan komposisi kimianya membuatnya tahan api secara alami. Titik nyala wol tinggi (High Ignition Temperature), yaitu sekitar 570–600°C. Berbeda dengan bahan katun yang titik nyalanya berada di suhu 255°C dan bahan poliester, yang memiliki titik nyala 480°C.
KEKURANGAN WOL
Bisa Gatal
Gatal biasanya terjadi kalau diameter serat wol terlalu besar. Untuk mengetahuinya biasanya menggunakan ukuran mikron (μm): makin besar = makin kaku & menusuk kulit. Serat kasar tidak bisa menekuk lembut di kulit, jadi mereka menusuk dan terasa gatal atau “menggelitik”.

Alasan lainnya, ada juga wol yang belum diproses halus (misalnya wool tweed, atau wool kasar dari daerah dingin) berakibat cenderung lebih “berbulu” dan kasar. Ada juga wol yang masih mengandung sisa lanolin atau debu, yang bisa iritasi kulit
Perawatan Khusus
Wol memang memerlukan perawatan khusus, dan alasannya berkaitan langsung dengan sifat alami serat wol itu sendiri. Wol terbuat dari keratin, protein yang sama dengan rambut dan kuku manusia. Karena ini bukan serat sintetis, wol lebih sensitif terhadap panas, gesekan, dan bahan kimia keras. Jadi kalau dicuci atau dikeringkan sembarangan, bisa berakibat pakaian menyusut, melar, atau rusak.
Bisa Menyusut
Wol bisa menyusut karena struktur seratnya yang unik, dan cara kita merawatnya bisa memicu proses yang disebut felting. Serat wol punya permukaan seperti sisir kecil-kecil atau sisik ikan. Saat terkena air panas, sabun, dan gesekan, sisik-sisik ini terbuka dan saling mengunci satu sama lain. Proses ini disebut felting (penggumpalan serat). Serat jadi saling rapat, kain jadi menyusut, menebal, dan kaku.
Harga Lebih Mahal
Wol adalah serat alami yang didapat dari bulu hewan domba, kambing, alpaka, dan kelinci. Untuk mendapatkan wol, tentu harus memelihara hewan-hewan tersebut, dicukur, disortir dan diolah. Proses ini butuh waktu, perawatan hewan, dan tenaga kerja yang tinggi dibanding serat sintetis seperti polyester (yang cukup diproduksi di pabrik).
Serat wol diukur dalam mikron (μm), makin kecil, maka teksturnya makin halus, dan ini membuat harga makin mahal Contoh,wol biasa: 25–30 μm, merino wool premium: 17–21 μm dan cashmere: 14–16 μm. Semakin halus seratnya, semakin sulit diproduksi harganya makin tinggi
Sutra (Silk)
Sutra adalah salah satu bahan alami paling mewah dan legendaris di dunia tekstil. Bahan yang terkenal karena kilau, kelembutan, dan kenyamanannya ini telah dipakai sejak ribuan tahun lalu, terutama di Tiongkok kuno.
Sutra berasal dari serat protein alami yang dihasilkan oleh ulat sutra (umumnya Bombyx mori). Ulat ini memintal benang panjang untuk membuat kepompong. Benang kepompong kemudian diolah menjadi kain. Fakta menariknya, 1 kepompong hanya bisa menghasilkan 1 helai benang sutra super panjang. Jadi, butuh ratusan hingga ribuan kepompong untuk membuat 1 pakaian.
KELEBIHAN SUTRA
Lembut di Kulit
Sutra berasal dari serat protein alami yang diproduksi oleh ulat sutra saat membuat kepompong. Protein utama dalam serat sutra disebut fibroin, bentuknya halus, ringan, dan licin. Di bawah mikroskop, serat sutra punya permukaan paling halus dibanding serat alami lainnya (lebih halus dari wol, katun, bahkan linen). Tidak ada "serabut kasar" yang bisa mengiritasi kulit. Inilah sebabnya saat sutra bersentuhan dengan kulit, akan terasa licin, halus, dan nyaman.
Tampak Mengilap Alami dan Menimbulkan Kesan Mewah
Sutra terlihat mewah karena seratnya punya bentuk segitiga prisma, mirip potongan berlian kecil. Cahaya yang masuk akan dipantulkan dari berbagai sudut, menciptakan efek berkilau alami (natural shimmer). Banyak bahan sintetis perlu finishing atau pelapisan untuk bisa berkilau, namun sutra sudah mengilap secara alami, tanpa tambahan apapun.
Mengatur Suhu Tubuh (Thermo-Regulating)
Sutra terbuat dari fibroin, protein alami dari kepompong ulat sutra. Serat ini punya struktur mikropori (lubang-lubang sangat kecil), yang memungkinkan udara dan kelembapan bergerak bebas. Ini menyebabkan sirkulasi udara dan penyesuaian suhu lebih baik dibanding kain sintetis atau bahkan katun.
Sutra mampu menyerap hingga 30% kelembapan dari keringat tanpa terasa basah. Kelembapan itu kemudian dilepaskan secara perlahan ke udara luar, sehingga kulit tetap kering dan sejuk. Inilah alasan kenapa baju tidur dari sutra atau seprai sutra terasa adem walaupun tanpa AC.Ringan tapi Kuat
Sutra terbuat dari protein alami bernama fibroin, yang disusun dalam struktur kristalin dan semi-amorf. Bagian kristalin memberikan kekuatan tarik tinggi. Bagian semi-amorf memberikan kelenturan dan elastisitas. Kombinasi ini membuat sutra kuat terhadap tarikan tapi tetap lentur dan nyaman di tubuh.
Dalam uji laboratorium, serat sutra mentah (raw silk) diketahui punya kekuatan tarik (tensile strength) tinggi, bahkan lebih kuat dari kawat baja dengan diameter yang sama. Jadi walaupun terlihat lembut & rapuh, sebenarnya sutra adalah serat alami yang sangat tangguh.Menyerap Kelembapan dengan Baik
Serat sutra mengandung protein fibroin, yang secara alami higroskopis, artinya: bisa menyerap dan menahan uap air dari udara atau kulit. Serat ini bekerja seperti spons mikro yang bisa menyerap keringat atau kelembapan tubuh tanpa terasa basah. Di dalam serat sutra terdapat lubang-lubang mikroskopis (mikropori). Mikropori ini memungkinkan udara dan kelembapan bergerak bebas keluar-masuk serat. Hasilnya, sutra mampu menyerap kelembapan (hingga 30% dari beratnya) tanpa membuat kain terasa lembap di permukaan.
Antibakteri Alami & Tidak Mudah Bau
Protein alami bernama fibroin yang dihasilkan oleh ulat sutra mempunyai struktur tidak ideal untuk pertumbuhan bakteri, sehingga bakteri susah berkembang biak di permukaannya. Sutra juga mengandung beberapa jenis asam amino yang bisa membantu menghambat pertumbuhan mikroba. Studi menunjukkan bahwa kain sutra bisa memperlambat pertumbuhan bakteri tertentu seperti Staphylococcus aureus (penyebab infeksi dan bau).
Hypoallergenic (Tidak Menyebabkan Alergi)
Serat sutra sangat halus dan rapat, sehingga tidak mudah menjebak partikel debu, tungau, atau serbuk sari yang sering jadi pemicu alergi. Tekstur halusnya tidak menggesek atau mengiritasi kulit seperti kain kasar.
Ramah Lingkungan
Sutra adalah serat alami yang 100% biodegradable (dapat terurai secara alami), tidak mencemari lingkungan seperti bahan sintetis. Sutra juga menyerap warna dengan baik, jadi bisa diwarnai menggunakan pewarna alami tanpa zat kimia berat. Beberapa produsen sutra tradisional masih menggunakan teknik pewarnaan ramah lingkungan seperti batik alam atau dye dari tumbuhan.
KEKURANGAN SUTRA
Harga Mahal
Ulat sutra butuh waktu sekitar 25–28 hari hanya untuk membentuk kepompong. Untuk membuat 1 helai kain sutra ukuran kecil, bisa butuh ribuan kepompong. Proses ini tidak bisa diburu-buru, dan setiap tahapnya butuh ketelitian tinggi. Ulat sutra hanya makan daun murbei segar, dan butuh pakan berkualitas tinggi dalam jumlah besar. Proses pembudidayaan dan perawatannya tidak bisa digantikan oleh mesin sepenuhnya.
Perlu Perawatan Khusus
Terbuat dari bahan alami dan organik, serat sutra sangat rentan rusak jika terkena panas tinggi, bahan kimia keras, atau gesekan kuat. Itulah sebabnya deterjen biasa, mesin cuci, dan pemutih bisa merusak sutra.
Sutra harus dicuci dengan tangan, air dingin atau hangat suam-suam kuku, dan tanpa mengucek keras. Kemudian, keringkan di tempat teduh, cukup diangin-anginkan, jangan dijemur langsung di bawah sinar matahari.Mudah Kusut & Sobek
Serat sutra sangat halus dan tipis, ia mudah “terlipat” atau “tertekan” oleh beban lain. Kain ringan seperti sutra tidak punya bobot cukup untuk meratakan lipatan. Sutra tidak punya elastisitas alami seperti wol atau spandex. Jadi saat dilipat, seratnya tidak “melenting” balik ke bentuk semula. Walaupun seratnya kuat secara tarik, sutra sangat tipis dan rapuh terhadap tekanan tajam atau tusukan. Saat terkena benda tajam, kuku, atau jahitan kasar — sutra cepat robek karena tidak punya “bantalan” serat seperti kain tebal.
Licin & Sulit Dijahit
Serat sutra tersusun dari protein fibroin yang membentuk struktur sangat halus dan padat. Tidak seperti katun atau linen yang berserat kasar, permukaan sutra seperti cermin mikro, nyaris tanpa gesekan. Inilah yang membuat kain sutra terasa licin di tangan dan di mesin jahit, serta gampang "meluncur". Karena licin dan ringan, kain sutra mudah meluncur dari tangan atau mesin jahit dan sulit dijepit rapi. Perlu penggunaan penjepit khusus (fabric clips), atau dijepit dengan jarum halus banyak supaya stabil.
Rentan Terhadap Noda
Sutra memiliki sifat higroskopis (mudah menyerap cairan). Saat terkena cairan (air, keringat, parfum, minyak), seratnya langsung menyerap ke dalam dan meninggalkan bekas. Noda jadi cepat meresap ke dalam serat, bukan hanya menempel di permukaan. Tekstur sutra sangat halus dan mengilap, sedikit perubahan warna atau noda langsung mencolok. Bahkan noda air saja bisa meninggalkan lingkaran bekas jika tidak ditangani dengan benar.
Kurang Elastis
Serat sutra bersifat lurus dan padat, bukan bergelombang seperti wol. Karena tidak punya struktur “pegas alami”, sutra tidak bisa meregang jauh dan tidak bisa kembali ke bentuk awal dengan mudah setelah ditarik. Inilah sebabnya sutra terasa jatuh dan halus, tapi kurang elastis.
Struktur kristal beta-sheet pada sutra juga menyebabkan, sutra sangat kuat secara tarik, tapi kurang fleksibel dan tidak elastis. Jadi meskipun kuat, serat sutra tidak lentur atau elastis seperti serat elastomer (spandex) atau keratin pada wol.
Rayon (Viscose)
Bahan rayon adalah salah satu kain paling populer di dunia karena terasa seperti bahan alami (lembut seperti kapas atau sutra), tapi sebenarnya merupakan serat semi-sintetis. Rayon adalah serat semi-sintetis yang dibuat dari selulosa tumbuhan, biasanya dari kayu (seperti pohon pinus, bambu, eucalyptus), dan limbah kapas. Meskipun berasal dari tumbuhan, rayon diproses secara kimiawi di pabrik, itulah kenapa disebut semi-sintetis, bukan 100% alami.
Rayon dibuat dengan cara mengambil selulosa tumbuhan. Kemudian, dicampur dengan bahan kimia (seperti natrium hidroksida dan karbon disulfida). Proses ini menjadikan bahan seperti larutan kental, larutan ini akan dipintal menjadi benang dan dikeringkan, barulah menjadi kain rayon. Proses ini disebut viscose process, jadi rayon kadang juga disebut viscose rayon.
KELEBIHAN RAYON:
Lembut dan Nyaman di Kulit
Rayon berasal dari tumbuhan, umumnya serat kayu atau limbah kapas. Serat selulosa ini secara alami lebih halus dibanding serat sintetis seperti polyester, sehingga lebih lembut saat bersentuhan dengan kulit. Sifat alaminya membuat rayon terasa lebih alami dan adem, mirip seperti kapas atau sutra.
Dalam proses pembuatannya, selulosa diolah menjadi larutan kental (viscose) lalu dipintal jadi serat kain. Proses ini memungkinkan produsen membuat serat yang super halus dan seragam. Permukaan kain rayon menjadi lembut, licin, dan tidak kasar, sangat nyaman di kulit, bahkan untuk kulit sensitif.Dingin, Ringan dan Menyerap Keringat
Rayon terasa dingin dan ringan karena sifat fisik dan kimianya yang memungkinkan sirkulasi udara dan penguapan keringat dengan baik. Selulosa tumbuhan yang secara alami sangat menyerap air dan keringat. Ketika berkeringat, rayon menyerapnya cepat dan segera menguapkannya ke udara lebih cepat. Proses ini menciptakan efek dingin alami di kulit, karena keringat menguap maka suhu kulit turun.
Jatuhnya Bagus & Terlihat Mewah
Rayon punya permukaan yang halus dan rata, mirip dengan kain sutra. Seratnya bisa memantulkan cahaya dengan lembut dan merata, menghasilkan efek kilau alami (natural sheen). Rayon punya struktur yang lentur, ringan, dan mengalir mengikuti bentuk tubuh. Sifat ini disebut “drape”, dan rayon termasuk salah satu kain dengan drape terbaik (selain sutra). Hasilnya, pakaian dari rayon terlihat rapi, anggun, dan tidak kaku, mirip seperti kain mahal.
Mudah Diwarnai dan Warna Tajam
Serat selulosa punya struktur terbuka dan menyerap cairan dengan mudah, termasuk pewarna tekstil. Hal ini membuat zat pewarna bisa meresap ke dalam serat, bukan hanya menempel di permukaan.
Lebih Murah dari Kain Mewah
Bahan alami rayon mudah didapat, cepat tumbuh, dan murah secara biaya, tidak seperti ulat sutra (untuk kain sutra) atau domba (untuk wol). Biaya operasional juga rendah karena proses pembuatan rayon (viscose process) dilakukan di pabrik besar, menggunakan mesin dan skala produksi massal. Tidak membutuhkan tenaga ahli atau kerajinan tangan khusus.
Bisa Ramah Lingkungan (tergantung proses)
Bahan dasar organik dan terbarukan, rayon bisa lebih ramah lingkungan dibanding serat sintetis (seperti polyester) yang berasal dari minyak bumi. Rayon adalah serat semi-alami yang bisa terurai dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun di tanah, tergantung kondisi lingkungan. Tidak seperti polyester atau nylon yang butuh ratusan tahun dan menghasilkan mikroplastik, rayon tidak mencemari tanah atau laut dalam jangka panjang.
KEKURANGAN RAYON
Tidak Elastis dan Mudah Kusut
Serat selulosa tumbuhan tidak punya struktur bergelombang seperti wol (yang membuat kain bisa melar). Karena seratnya lurus dan kaku, rayon tidak bisa mengikuti tarikan, sehingga mudah sobek atau melar permanen. Serat elastis (seperti spandex/lycra) terbuat dari polimer sintetis yang bisa meregang dan kembali ke bentuk semula.
Rayon tidak mengandung bahan elastomerik seperti itu. Maka saat ditarik, rayon tidak bisa kembali ke bentuk awal, tidak seperti bahan elastis. Struktur seratnya tidak fleksibel, menyebabkan rayon bisa melar permanen dan cepat berkerut saat tertekan atau dilipatLemah Saat Basah
Saat menyerap air, serat rayon mengembang dan membengkak. Ini membuat ikatan antar molekul di dalam serat menjadi longgar dan lemah. Hasilnya, serat rayon kehilangan kekuatan tarik hingga 30–50% saat basah.
Meskipun berasal dari bahan alami, rayon diproses secara kimia menjadi serat baru. Proses ini membuat rayon tidak sekuat kapas atau linen, terutama dalam kondisi basah. Rayon termasuk serat regenerasi, tampak alami tapi strukturnya lebih sensitif terhadap kelembapan.Mudah Menyusut
Rayon adalah serat higroskopis (suka air), jadi saat dicuci serat menyerap banyak air, mengembang dan berubah bentuk. Saat proses pengeringan, serat itu mengkerut kembali dan ini menyebabkan penyusutan ukuran kain. Semakin sering rayon dicuci dengan air panas atau dikeringkan cepat, semakin besar penyusutan yang terjadi.
Tidak seperti katun atau linen yang cukup stabil saat basah, rayon melemah dan kehilangan kekuatan saat menyerap air. Ketika seratnya lemah, struktur kain jadi tidak bisa mempertahankan bentuk aslinya saat proses pengeringan dan akhirnya menyusut. Ini alasan kenapa rayon sering berubah bentuk atau jadi lebih pendek setelah dicuci.Tidak Tahan Lama Dibanding Kain Alami Lain
Meskipun berbahan dasar alami (selulosa), rayon adalah serat hasil regenerasi kimia. Struktur seratnya tidak sekuat serat alami utuh seperti katun atau linen. Serat rayon lebih rentan putus, rusak, dan getas seiring waktu, terutama jika sering dicuci atau terpapar panas.
Rayon gampang rusak kalau disetrika dengan suhu tinggi, digosok keras atau kena mesin pengering. Permukaannya juga bisa pudar, berbulu (pilling), atau sobek lebih cepat dibanding kain seperti katun atau linen.Ini bikin rayon butuh perawatan ekstra hati-hati.Produksinya Bisa Tidak Ramah Lingkungan
Untuk mengubah kayu atau selulosa menjadi serat rayon (viscose), produsen biasanya menggunakan, karbon disulfida (CS₂) (zat kimia beracun bagi manusia & lingkungan), sodium hidroksida (NaOH) (bahan korosif) dan Asam sulfat (H₂SO₄). Jika limbah dari bahan kimia ini dibuang sembarangan, bisa mencemari air tanah, sungai, udara (gas karbon disulfida sangat berbahaya), dan ekosistem di sekitarnya.
Proses pembuatan rayon menghasilkan limbah cair dan gas beracun. Jika tidak diolah dengan sistem closed-loop (daur ulang limbah), maka limbah ini bisa meracuni pekerja dan merusak lingkungan sekitar pabrik. Di beberapa negara, pabrik rayon telah dikaitkan dengan pencemaran serius.
Bahan Sintetis
Polyester
Polyester adalah salah satu bahan kain paling umum dan banyak digunakan di dunia, terutama karena harganya murah, kuat, dan perawatannya mudah. Tapi, bahan ini bukan berasal dari alam, melainkan dari bahan kimia sintetis. Polyester adalah serat sintetis yang dibuat dari minyak bumi melalui proses kimia. Nama kimianya adalah polyethylene terephthalate (PET), bahan yang sama digunakan dalam botol plastik dan kemasan makanan. Jadi, polyester adalah plastik dalam bentuk benang kain.
Proses pembuatan polyester dengan campuran bahan kimia (terutama dari minyak bumi) dipanaskan, kemudian diubah menjadi cairan kental, lalu dicetak atau dipintal menjadi serat panjang. Serat ini dipintal menjadi benang, lalu ditenun atau dirajut menjadi kain. Karena prosesnya pabrik total, polyester disebut sebagai serat sintetis 100%.
KELEBIHAN POLYESTER
Tahan Lama & Kuat
Polyester berasal dari minyak bumi dan merupakan sejenis plastik (polyethylene terephthalate / PET). Serat plastik ini secara alami sangat kuat, tidak mudah hancur, dan tidak rapuh seperti serat alami. Polyester juga tahan terhadap sinar matahari (UV), jamur & bakteri, serta serangga.
Tidak Mudah Kusut
Polyester dibuat dari bahan kimia sintetis (minyak bumi) yang menghasilkan serat plastik fleksibel. Serat ini punya struktur molekul yang sangat stabil dan elastis secara alami. Karena bentuknya kuat dan tidak mudah berubah, serat polyester tetap mempertahankan bentuk awalnya, meskipun dilipat, diperas, atau dipakai seharian.
Permukaan serat polyester halus, licin, dan tidak menyerap air, jadi tidak membentuk lipatan permanen seperti kain alami (misalnya katun atau linen), dan cepat kembali ke bentuk semula setelah diremas. Polyester memiliki kemampuan "shape retention", yaitu mengunci bentuk awal setelah diproses di pabrik (misalnya dibuat kerut, lipatan, atau bentuk tertentu).
Cepat Kering
Polyester adalah serat sintetis yang bersifat hidrofobik, yang artinya tidak suka air alias menolak air masuk ke seratnya. Saat terkena air, cairan hanya menempel di permukaan, tidak masuk ke dalam, karena tidak ada air yang tersimpan di dalam serat, polyester bisa kering jauh lebih cepat dibanding kain seperti katun atau rayon.
Ringan dan Fleksibel
Polyester dibuat dari plastik cair (polimer) yang dicetak menjadi serat sangat tipis dan ringan. Serat ini, lebih ringan dari katun atau wol, tapi tetap kuat dan tidak gampang putus. Inilah sebabnya kain polyester terasa enteng saat dipakai, bahkan dalam bentuk kain tebal seperti jaket.
Serat polyester punya sifat lentur alami karena bentuk molekulnya bisa melengkung dan bergerak bebas. Serat ini tidak patah atau kaku seperti serat alami yang padat (misalnya linen). Hasilnya, polyester mudah mengikuti bentuk tubuh, tidak bikin kaku saat bergerak, dan cocok untuk aktivitas aktif seperti olahraga.
Mudah Dirawat
Polyester punya struktur serat yang stabil dan elastis, jadi kainnya tidak mudah membentuk lipatan permanen, dan tetap rapi walau dilipat atau dipakai seharian. Berbeda dengan kain seperti rayon atau katun, polyester tidak berubah bentuk setelah dicuci. Seratnya tidak melemah saat basah dan tahan terhadap tarikan dan suhu mesin cuci.
Murah dan Terjangkau
Polyester dibuat dari produk sampingan minyak bumi, yaitu ethylene dan terephthalic acid. Minyak bumi adalah bahan baku sintetis yang murah dan tersedia dalam jumlah besar. Beda dengan kain alami yang butuh ladang kapas, pohon, atau hewan (domba, ulat, dll.), bahan dasar polyester mudah diperoleh dan murah.
Polyester diproduksi sepenuhnya di pabrik (full sintetis), jadi tidak tergantung cuaca, musim, atau panen, dan tidak butuh tenaga petani atau peternak. Mesin-mesin modern bisa memproduksi ratusan meter kain polyester dalam waktu singkat. Semakin besar skala produksi, semakin murah biaya per meternya.
KEKURANGAN POLYESTER
Tidak Menyerap Keringat, Gerah, dan Menimbulkan Bau
Serat plastik yang merupakan bahan utama polyester tidak menyerap air sama sekali, berbeda dengan bahan alami seperti katun atau rayon. Saat berkeringat, keringat tidak diserap masuk ke dalam serat, tapi mengendap di permukaan kulit atau di permukaan kain. Polyester punya permukaan padat dan halus, jadi tidak ada ruang untuk menyerap kelembapan. Akibatnya, keringat tidak terserap, malah bisa terasa lengket dan lembap.
Polyester menjebak suhu tubuh, apalagi di cuaca panas atau lembap. Ini bisa membuat kamu merasa gerah, lembap, dan tidak segar meskipun pakai baju tipis. Semua hal tersebut juga dapat menimbulkan bau tidak sedap pada pakaian polyester.
Kurang Nyaman untuk Kulit Sensitif
Tidak seperti kain alami, polyester tidak memiliki serat organik yang “ramah” untuk kulit. Bagi sebagian orang, terutama yang sensitif terhadap bahan kimia atau alergi ringan, polyester bisa menimbulkan rasa gatal, panas, atau iritasi.
Meskipun serat polyester bisa dibuat halus, banyak produk polyester (khususnya yang murah) terasa kaku, licin tapi kasar, dan kurang “lembut” seperti katun atau rayon. Gesekan antara kain dan kulit bisa membuat kulit sensitif teriritasi, apalagi jika dipakai lama atau saat berkeringat.
Sifatnya yang tidak menyerap keringat menyebabkan, keringat tertahan di kulit, dan kelembapan meningkat. Pakaian yang lembap bisa memicu iritasi, jerawat, atau ruam, terutama di area lipatan tubuh.
Meleleh Saat Terkena Panas Tinggi
Polyester terbuat dari polyethylene terephthalate (PET), yaitu jenis plastik yang juga digunakan untuk botol air minum. Seperti yang diketahui, plastik tidak tahan suhu tinggi dan akan melunak atau meleleh saat terkena panas berlebihan. Kain polyester bisa mencair atau meleleh jika terkena suhu tinggi, misalnya dari setrika panas, api, atau pengering mesin suhu tinggi.
Titik leleh polyester adalah sekitar 250–260°C, tapi mulai melunak sejak 180–200°C. Sementara setrika rumah tangga bisa mencapai suhu hingga 220°C atau lebih (terutama mode untuk linen atau katun). Menyetrika polyester tanpa pengaturan suhu rendah, kain bisa gosong, menempel di setrika, atau bolong.
Maka untuk menjaga kain polyester, gunakan suhu rendah saat menyetrika. Lebih baik jika ada alas setrika. Jangan lupa membaca label perawatan baju.
Tidak Ramah Lingkungan
Polyester berasal dari bahan baku minyak bumi, yaitu sumber daya fosil yang tidak bisa diperbarui. Proses ekstraksi dan pengolahannya menghasilkan emisi karbon tinggi dan menyebabkan perusakan lingkungan (penebangan, pengeboran, dll.). Setiap meter kain polyester meninggalkan jejak karbon yang besar sejak awal.
Pembuatan polyester melibatkan reaksi kimia kompleks yang menggunakan energi besar, dan menghasilkan limbah gas dan cair beracun jika tidak dikelola dengan baik. Beberapa pabrik tidak memiliki sistem limbah yang benar, sehingga mencemari air dan udara. Produksi besar-besaran sama dengan beban lingkungan besar juga.
Polyester adalah plastik dalam bentuk kain, dan seperti plastik lainnya, maka butuh ratusan tahun untuk terurai di alam dan tidak bisa hancur secara alami seperti kapas atau linen. Pakaian polyester bekas bearti sampah tekstil jangka panjang di TPA (tempat pembuangan akhir).
Nylon
Nylon adalah salah satu jenis kain sintetis yang sangat populer karena kuat, ringan, dan tahan lama. Pertama kali ditemukan tahun 1935 oleh perusahaan DuPont di Amerika, nylon menjadi pelopor serat sintetis pertama di dunia. Nylon adalah serat sintetis yang dibuat dari bahan kimia turunan minyak bumi, seperti adipic acid dan hexamethylenediamine. Proses pembuatannya dilakukan sepenuhnya di pabrik melalui reaksi kimia dan disebut polikondensasi.
KELEBIHAN NYLON
Kuat & Tahan Lama
Nylon adalah polimer sintetis yang terdiri dari rantai panjang molekul berulang (monomer) yang saling terikat kuat. Rantai-rantai ini membentuk ikatan hidrogen antar molekul, sehingga menciptakan struktur yang sangat kokoh dan stabil.
Ikatan hidrogen antara rantai polimer memperkuat nylon secara signifikan. Meskipun ikatan hidrogen lebih lemah dari ikatan kovalen, jumlahnya sangat banyak dan konsisten sepanjang struktur polimer, sehingga memberikan daya tahan tinggi terhadap gaya tarik dan sobek.
Meskipun kuat, nylon tetap lentur dan elastis, sehingga tidak mudah patah saat ditekan atau ditekuk. Ini penting untuk aplikasi yang memerlukan kombinasi kekuatan dan fleksibilitas (misalnya tali parasut, pakaian olahraga, atau komponen otomotif).Ringan
Meskipun nylon terdiri dari rantai polimer panjang, atom-atom penyusunnya relatif ringan, seperti karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Ini membuat massa jenis (densitas) nylon lebih rendah dibandingkan logam atau beberapa plastik lain. Rata-rata densitas nylon sekitar 1,15–1,35 g/cm³ bandingkan dengan baja ~7,8 g/cm³. Rantai-rantai nylon teratur, tapi masih menyisakan ruang antar rantai (amorf) yang membuatnya tidak terlalu padat. Ini mengurangi berat total material, tanpa terlalu mengorbankan kekuatan.
Tahan Air & Cepat Kering
Nylon bersifat semi-hidrofobik, artinya ia tidak mudah menyerap air, meskipun tidak sepenuhnya menolak air seperti plastik teflon. Permukaan molekul nylon tidak punya banyak gugus yang mudah berikatan dengan air, jadi air cenderung menempel di permukaan dan mengalir pergi. Nylon tetap bisa menyerap sedikit air, 4 - 8% dari beratnya, tapi jauh lebih sedikit dibandingkan katun yang menyerap hingga 25%.
Serat nylon halus dan padat, sehingga air sulit masuk ke dalam pori-porinya. Karena permukaannya licin, air bisa cepat mengalir turun atau menguap dibandingkan bahan lain yang lebih berpori. Nylon menyerap sedikit air, jadi air yang menempel cepat menguap ketika terkena panas atau angin. Ini alasan kenapa baju atau tas dari nylon cepat kering setelah terkena hujan atau dicuci.Elastis & Fleksibel
Nylon terdiri dari rantai-rantai polimer panjang yang bisa bergeser dan meregang saat ditarik. Rantai ini bisa balik lagi ke posisi semula karena ada ikatan hidrogen antar rantai yang fleksibel tapi tetap kuat. Serat nylon dibuat dalam bentuk filamen yang sangat halus, tapi masing-masing tetap kuat. Ini bikin bahan nylon bisa menekuk dan melengkung tanpa putus, sehingga terasa lentur saat dipakai.
Tahan Jamur & Serangga
Nylon adalah polimer sintetis buatan manusia, bukan bahan alami seperti kapas atau wol. Jamur dan serangga seperti ngengat, rayap, atau kutu umumnya memakan bahan organik yang bisa mereka cerna.
Jamur butuh kelembapan untuk tumbuh. Nylon menyerap air sangat sedikit, dan cepat kering pula. Kondisi ini tidak ideal untuk pertumbuhan jamur atau lumut. Karena nylon tidak mudah terurai secara biologis, dia juga tahan terhadap proses pembusukan alami yang biasanya dipicu oleh mikroorganisme.
KEKURANGAN NYLON
Tidak Ramah Lingkungan
Nylon dibuat dari produk sampingan minyak bumi, seperti adipic acid dan hexamethylene diamine, artinya membutuhkan ekstraksi minyak bumi, menyumbang jejak karbon tinggi, dan tidak terbarukan. Dalam produksinya, digunakan berbagai bahan kimia yang bisa mencemari air jika tidak ditangani dengan baik, dan membahayakan pekerja dan lingkungan sekitar pabrik.
Rentan Meleleh Saat Terkena Panas
Nylon rentan meleleh saat terkena panas karena sifat termoplastiknya dan titik lelehnya yang relatif rendah dibandingkan logam atau bahan tahan panas lainnya. Titik leleh nylon bervariasi tergantung jenisnya, nylon 6 di 220°C dan nylon 6,6 di 260°C. Ini tergolong rendah dibandingkan logam atau keramik, jadi nylon mudah meleleh jika kena api langsung, setrika panas, atau gesekan tinggi.
Kurang Nyaman untuk Kulit Sensitif
Meskipun terlihat halus, serat nylon bisa terasa licin tapi agak "plastik", dan kurang "napas" atau sirkulasi udara tidak bagus dibanding bahan alami. Nylon tidak menyerap keringat dengan baik, jadi saat berkeringat, keringat akan menempel di kulit. Ini membuat kulit terasa lembap dan lengket dan memicu ruam, gatal, atau biang keringat, terutama di cuaca panas.
Mudah Terlalu Mengilap
Sebagian orang tidak menyukai tampilan nylon yang terlalu licin atau mengkilap. Secara optik, nylon punya indeks bias cahaya yang cukup tinggi. Cahaya yang masuk ke serat lebih banyak dipantulkan kembali. Ini menambah efek kilap berlebihan, apalagi di bawah cahaya terang.
Beberapa produk nylon sengaja diberi lapisan finishing (misalnya untuk tahan air atau anti noda) yang menambah efek glossy. Namun, ini bisa bikin tampilannya terlihat seperti plastik, sehingga terlalu mencolok untuk selera tertentu (misalnya pakaian formal).
Spandex (Lycra)
Spandex (juga dikenal sebagai elastane atau merek dagangnya Lycra) adalah serat sintetis yang terkenal karena elastisitasnya yang luar biasa. Spandex dibuat dari poliuretan (polyurethane), jenis polimer fleksibel yang tahan regangan. Proses pembuatannya melibatkan pencampuran bahan kimia secara khusus untuk menghasilkan serat lentur tapi kuat. Spandex jarang dipakai sendirian, biasanya dicampur dengan bahan lain (seperti katun, nylon, polyester) sekitar 2–20% untuk menambah elastisitas. Spandex bisa dipakai untuk legging, baju olahraga, pakaian dalam, pakaian renang, kostum dansa, dan celana stretch.
KELEBIHAN SPANDEX
Elastisitas Tinggi, Tahan Lama, dan Pas di Badan
Spandex memiliki banyak ikatan hidrogen antar rantai polimer, yang bersifat reversibel. Saat ditarik, ikatan ini terputus, tetapi akan terbentuk kembali ketika tekanan dilepas, itulah sebabnya spandex bisa "memantul" balik.
Selain itu spandex terbuat dari segmen-segmen polimer yang fleksibel dan kaku, yaitu segmen lunak (soft segments) yang memberi kelenturan dan memungkinkan molekul bergerak bebas, dan segmen keras (hard segments), yang bertindak sebagai "anchor" atau titik ikatan, menjaga bentuk setelah ditarik. Struktur ini disebut segmented polyurethane, dan menghasilkan bahan yang bisa diregangkan hingga 8 kali panjang aslinya, lalu kembali ke bentuk semula. Inilah alasan kenapa spandex akan menempel dikulit dan menimbulkan efek body fit dan tidak mudah rusak.
Ringan dan Tipis
Spandex terbuat dari polimer poliuretan yang memiliki struktur molekul ringan. Berat jenisnya hanya sekitar 1.2 g/cm³, jauh lebih ringan dibanding logam atau bahan sintetis berat lainnya.
Cepat Kering
Spandex bersifat hidrofobik (tidak menyukai air). Jadi, air tidak meresap ke dalam serat, tetapi hanya menempel di permukaan, jadi mudah menguap. Alasan lainnya ada pada serat spandex yang sangat halus dan kecil. Ini membuat spandex tidak ada ruang besar untuk air bisa “sembunyi”. Air menjadi cepat tersebar merata di permukaan dan langsung menguap.
KEKURANGAN SPANDEX
Tidak Tahan Panas Tinggi
Rantai polimer poliuretan yang ada pada spandex membuat efek lemah terhadap panas tinggi. Saat suhu terlalu tinggi, diatas 150 °C ikatan kimia dalam polimer akan mulai rusak (degradasi termal), meleleh atau berubah bentuk, dan kehilangan elastisitas.
Spandex diciptakan untuk kenyamanan, bukan ketahanan suhu tinggi. Oleh karena itu, bahan ini tidak disarankan disetrika dengan suhu tinggi, tidak aman jika terkena pengering panas berlebihan, dan tidak ideal untuk lingkungan kerja panas seperti dapur komersial atau pabrik.Sensitif terhadap Bahan Kimia
Spandex sensitif terhadap bahan kimia karena struktur poliuretannya bisa rusak jika bereaksi dengan zat kuat seperti klorin, pemutih, atau pelarut. Ini bisa mengurangi elastisitas, mengubah warna, dan memperpendek umur pakai kainnya.
Kurang Ramah Lingkungan
Spandex kurang ramah lingkungan karena terbuat dari minyak bumi, sulit terurai, susah didaur ulang, dan menghasilkan limbah kimia serta mikroplastik. Walaupun nyaman dan fungsional, penggunaannya menimbulkan tantangan lingkungan.
Pembuatan spandex menggunakan pelarut kimia beracun seperti DMF (dimetilformamida), dan proses energi tinggi yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Jika tidak dikelola dengan baik, limbah ini berakibat mencemari air dan tanah, serta erbahaya bagi pekerja dan lingkungan sekitar pabrik.Kurang Menyerap Keringat
Spandex kurang menyerap keringat karena bersifat hidrofobik, strukturnya rapat, dan tidak dirancang untuk daya serap. Ini bisa bikin lembap atau gerah kalau dipakai tanpa bahan pelengkap yang breathable.
Kurang Nyaman Bila 100% Spandex
Spandex tidak menyerap keringat karena bersifat hidrofobik. Jika pakaian menggunakan 100% spandex, maka eringat tidak diserap, dan membuat kulit terasa lembap atau lengket. Hal ini tentu berbahaya, karena bisa menyebabkan iritasi atau ruam, terutama di cuaca panas. Serat spandex juga sangat rapat dan halus, sehingga membuat udara sulit masuk, dan tubuh cepat panas.