Asal Mula Terciptanya Cokelat Dubai
Media sosial kini dipenuhi oleh Cokelat Dubai, cemilan manis dengan isian knafeh dan pasta pistachio yang bertekstur renyah. Memiliki corak abstrak pada bagian depan coklat menambah kesan artistik yang sayang jika tidak diabadikan. Cokelat ini menjadi viral sejak Desember 2023 saat direview oleh seorang food blogger asal UEA, Maria Vehera. Videonya telah diputar sebanyak 80 juta kali hingga saat ini.
Sejak saat itu, jutaan orang merasa penasaran dan ingin ikut merasakan kenikmatan cokelat Dubai. Koki dan para pelaku bisnis di seluruh dunia mulai menciptakan versi tiruan dari cokelat tersebut, mulai dari New York hingga Auckland.
Cokelat Dubai ini awalnya dijual oleh Fix Dessert Chocolatier di Dubai, cokelat yang dinamai "Can’t Get Knafeh of It" ini adalah hasil karya chef Filipina Nouel Catis Omamalin dan pengusaha asal Inggris-Mesir, Sarah Hamouda. Keduanya bermitra pada tahun 2021 untuk meluncurkan perusahaan tersebut.
Ketika Hamouda menggandeng Omamalin untuk menciptakan merek cokelat yang “tidak biasa,” ia mencari inspirasi dari kenangan masa kecil.
“Saya selalu kembali pada nostalgia, pada kenangan masa kecil dari suatu budaya tertentu, bahkan budaya secara umum,” ujar Omamalin “Nostalgia tidak pernah salah.”
Omamalin teringat pada knafeh — makanan penutup Timur Tengah dengan potongan pistachio yang sering dinikmati oleh anak-anak Arab — dan bagaimana kerenyahannya cocok dipadukan dengan cokelat.
“Semua orang hanya menikmati cokelat biasa, jadi kami berpikir, mengapa tidak membuat hidangan penutup dalam bentuk cokelat? Dan knafeh adalah makanan penutup Arab favorit saya,” katanya.
“Maka saya berpikir, mari coba memadukannya, dan tantangannya adalah membuatnya seperti dessert di atas cokelat tanpa membuatnya terlalu manis. Dari situlah ide pistachio knafeh muncul, karena saya sangat bersemangat untuk menciptakan kembali rasa nostalgia dari wilayah ini dalam cara yang berbeda.”
Omamalin, yang lahir dan besar di Filipina, menjalani pelatihan sebagai chef pastry di L’Ecole Valrhona Paris. Ia telah menjalankan perusahaan konsultasi kuliner di Dubai selama 15 tahun. Meski sudah tidak lagi menjadi mitra Fix saat cokelat itu dijual pada 2022, ia tetap membantu menyempurnakan produk tersebut.
“Saya bekerja sebagai teman Sarah,” katanya. “Saya membantunya karena saya benar-benar ingin dia sukses.”
Pada awalnya, proses pembuatan cokelat dilakukan secara manual, yang memakan waktu 6 hingga 8 jam, mulai dari mengisi isian secara manual, membiarkannya mengeras, hingga mengemas produk. Hal ini membuat hanya mampu memproduksi 25 batang cokelat per hari, sehingga produknya langsung habis terjual.
Kini, Fix telah meningkatkan kapasitas produksinya, namun cokelat ini tetap laris manis di Dubai. Popularitas global di media sosial juga memicu permintaan tinggi di negara lain, termasuk Filipina, di mana reseller tidak resmi menjual cokelat Fix hingga $32 per batang, hampir dua kali lipat harga aslinya di UEA.
Chef Filipina yang dibesarkan di Kota Dipolog di Filipina selatan ini mengatakan bahwa tinggal dan bekerja di Dubai sejak 2009 telah memberinya platform untuk “bereksperimen dengan bahan-bahan” dan “berinteraksi dengan berbagai budaya.”
Setelah lulus dari University of the Philippines dan belajar pastry serta baking di French Culinary Institute, Omamalin memulai karier di industri perhotelan sebelum akhirnya pindah ke Dubai untuk mencari peluang yang lebih baik.
“Saya selalu menjadi seorang artisan dan saya ingin menciptakan sesuatu yang benar-benar berbeda dari orang lain,” katanya.
“Saya ingin menjadi orang Filipina pertama yang menciptakan terobosan… Itu selalu menjadi motivasi saya hingga kini.”
Dengan cokelat viralnya kini ditiru di seluruh dunia, Omamalin merasa karyanya telah divalidasi.
“Bagi saya, bentuk pujian terbesar adalah ketika seseorang meniru karya Anda, dan saya sama sekali tidak keberatan dengan itu karena itu berarti Anda telah melakukan sesuatu yang melampaui harapan,” katanya.
“Ketika orang meniru Anda, itu berarti Anda benar-benar telah memicu emosi atau kreativitas mereka.”