Apakah Flat Earth Theory Salah?

profile picture EkriBaifeto97

Flat Earth (Bumi Datar) adalah sebuah teori yang sangat kontroversial dan kontradiktif dengan apa yang dibuktikan oleh sains (dan dipercaya oleh masyarakat) tentang bentuk bumi. Teori Bumi Datar merupakan ciri khas kosmologi kuno sampai sekitar abad keempat SM, ketika para filsuf Yunani kuno mulai berpendapat bahwa Bumi berbentuk bulat. Dalam perkembangannya, hipotesis modern yang mendukung teori Bumi datar dicetuskan oleh seorang penemu asal Inggris bernama Samuel Rowbotham (1816–1884). Berdasarkan penafsirannya mengenai ayat-ayat tertentu di Alkitab, Rowbotham mempublikasikan sebuah pamflet 16 halaman, yang kemudian ia kembangkan menjadi sebuah buku setebal 430 halaman berjudul Earth Not a Globe, yang menguraikan pandangannya. Berdasarkan sistem Rowbotham, yang dia sebut "Astronomi Zetetis", bumi adalah sebuah cakram datar yang berpusat di Kutub utara dan dikelilingi oleh dinding es Antartika, sementara matahari dan bulan berjarak sekitar 4800 km (3000 mil) dan kosmos berjarak 5000 km (3100 mil) di atas bumi.

Saat ini penganut Flat Earth Theory telah mencapai ribuan orang yang menyebar di berbagai belahan dunia. Para Flat Earther ini juga mendirikan sebuah organisasi bernama Flat Earth Society yang berpusat di Kanada. Pendiri organisasi ini adalah Leo Ferrari (1927-2010), seorang profesor filsafat di St. Thomas University bersama dengan Raymond Fraser dan Alden Nowlan. Organisasi ini didirikan pada tahun tahun 1970. Para pendiri organisasi ini beserta para pengikutnya terus berupaya melakukan kampanye serta usaha dalam berbagai bentuk untuk menyebarkan teori Bumi Datar. Bahkan mereka juga berusaha menyajikan data-data untuk mendukung argumen mereka (walaupun pada kenyataannya apa yang mereka kemukakan gagal dan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah).

Hingga saat ini, kontroversi tentang teori Flat Earth seringkali menimbulkan perdebatan antara pandukungnya melawan kubu Bumi Bulat (Globe) yang mana secara sains telah dibuktikan kebenarannya dan diterima sebagai pengetahuan ilmiah. Namun kendati demikian, apakah Flat Earth Theory merupakan sesuatu yang salah? Apakah teori ini berbahaya bagi sains sehingga harus ditolak kehadirannya?

Berdasarkan pengertiannya, teori merupakan anggapan atau sistem ide yang dimaksudkan untuk menjelaskan sesuatu, terutama yang didasarkan pada prinsip-prinsip umum yang independen dari hal yang akan dijelaskan. Teori ini didukung oleh bukti tertentu dan dapat diuji dan dapat salah. Pada dasarnya, sebuah teori yang dikemukakan oleh seseorang atau sekelompok orang tidak salah. Namun di sisi lain, suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, karena jika tidak, maka dia bukanlah suatu teori. Suatu teori pada hakekatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu. Fakta tersebut merupakan sesuatu yang dapat diamati dan pada umumnya dapat diuji secara empiris.

Teori Bumi Datar “tidak salah” sekalipun bertentangan dengan kebenaran ilmiah. Kembali pada prinsipnya bahwa sebuah teori haruslah diuji dan hasilnya bisa benar dan bisa juga salah. Teori Bumi Datar dikemukakan berdasarkan pemahaman akan fenomena-fenomena alam yang terjadi dari perspektif yang berbeda. Karena itu dapa dikatakan bahwa teori bumi datar “tidak salah”, namun teori tetaplah teori yang hanya dapat diterima apabila telah diuji keabsahannya.

Flat Earth Theory adalah keisengan konyol yang dibuat oleh orang-orang yang tidak percaya akan kebenaran sains. Dibandingkan dengan situasi ketidakpercayaan gereja akan teori yang dikemukakan oleh Nicolaus Copernicus tentang teori heliosentris (yang belakangan terbukti kebenarannya), kaum bumi datar jauh lebih konyol dengan menentang sesuatu yang telah terbukti kebenaranya dan bahkan mereka sendiri tidak mampu mempertanggungjawabkan teori mereka dalam upaya menjatuhkan pandangan bumi bulat. Tuduhan-tuduhan dan klaim mereka terhadap apa yang telah dibuktikan oleh sains menjadi pertunjukan komedi dalam dunia sains.

Di sisi lain, sekalipun bertentangan dengan fakta sains dan tidak dapat dipertanggungjawabkan, teori bumi datar menjadi salah satu oposisi sains yang membuat sains menjadi lebih kritis dalam mengkaji dan menjelaskan setiap fenomena alam. Oposisi seperti ini telah ada sejak zaman dahulu dan bukanlah sesuatu yang asing bagi dunia sains. Bahkan perkembangan ilmu sains hingga saat ini juga tidak lepas dari kesesatan berpikir yang sama. Karena itu, kehadiran pihak lain yang bertentangan dengan sains justru menjadi cambuk yang membuat para saintis sudah sepantasnya berpikir keras dalam menjawab (lebih tepatnya meluruskan) kesesatan berpikir semacam ini.

Open minded dan penerimaan terhadap kritik dan pertanyaan menjadi salah satu bagian dari komponen pokok sains. Saat ini paham bumi datar telah menyebar ke tingkat pendidikan di sekolah bahkan hingga ke masyarakat awam. Di lain pihak, sains belum ‘membumi’ dengan baik di masyarakat. Hal ini tentu sangat riskan mengingat tidak semua orang memiliki kemampuan yang baik dalam bernalar logis dan kritis. Hal ini menjadi pekerjaaan rumah tambahan bagi para saintis.

Walaupun terlihat seakan mendukung teori bumi datar, kita harus mengakui bahwa para penganut teori ini tetaplah sesat dan cukup valid jika dianggap ‘bodoh’. Ya, penolakan mereka terhadap penjelasan logis berdasarkan fakta sains serta ketidakmampuan mereka dalam mempertanggungjawabkan teori bumi datar menjadikan orang-orang ini terlihat bodoh. Apalagi sejarah mencatat bahwa para pencetus teori ini sebenarnya adalah orang-orang terpelajar yang pada dasarnya paham akan cara kerja metode scientific dalam mengkaji suatu hal tertentu. Bahkan ada satu kisah tragis di mana pada tahun 2019 seorang penganut bumi datar bernama Mike ‘Mad Mike’ Hughes tewas dalam misinya untuk membuktikan bahwa bumi itu berbentuk datar. Ia tewas saat roket yang dibuatnya gagal meluncur kemudian meledak. Sungguh ironis, namun usaha dan semangatnya untuk membuktikan teori bumi datar patut diacungi jempol.

Penyebaran tentang ide bumi datar tidak dapat dibendung—setidaknya mereka (para penganutnya) berhak dan tidak ada larangan atas tindakan tersebut. Teori bumi datar akan menjadi bagian dari perjalanan sains bahkan mungkin akan muncul teori-teori lain yang bertentangan dengan sains. Namun, perlu diingat bahwa sains itu sendiri adalah sebuah “proses dalam menemukan kebenaran yang berawal dari ketidaktahuan apa-apa”. Karena itu, fungsi sains bukan menjadi tameng untuk membela diri, namun sains menjadi sarana untuk menemukan dan membuktikan kebenaran yang sesungguhnya.

"Sebenarnya ada dua hal, sains dan opini; yang pertama menghasilkan pengetahuan, yang terakhir ketidaktahuan." – Hippocrates

5 Agree 1 opinion
0 Disagree 0 opinions
5
0
profile picture

Written By EkriBaifeto97

This statement referred from