SUDIKAH GENERASI MILENIAL MENJADI PETANI
Bertani merupakan salah satu pekerjaan mayoritas masyarakat Indonesia. Lebih banyak kita jumpai para petani adalah masyarakat pedesaan. Petani sebutan bagi mereka yang memiliki lahan, jika tidak memiliki lahan profesi mereka disebut buruh tani. Pilihan menjadi seorang petani mungkin adalah bukan sebuah pencapaian dari impian, melainkan lebih pada desakan akibat kebutuhan pangan.
Ir. Soekarno memberi penghormatan besar kepada petani dengan mengartikan bahwa petani adalah PEnyangga Tatanan Negara Indonesia. Selain itu pada tanggal 24 September setiap tahun kita juga memperingati hari tani nasional. Layak petani kita jadikan sebagai teladan, darinya tercermin jiwa-jiwa kepahlawanan.
Begitu besar sanjungan yang diberikan kepada petani, lantas apakah benar generasi milenial banyak yang enggan menjadi petani?
BAPPENAS menyebut bahwa saat ini jumlah petani di Indonesia semakin berkurang, lebih tegas lagi mereka memprediksi tak ada lagi petani pada tahun 2063 mendatang. Minimnya generasi penerus petani, berkurangnya lahan pertanian akibat peralihan fungsi lahan tentunya akan menambah beban masalah dalam hal krisis pangan yang selama ini menjadi momok ketakutan pemerintah, dimana hasil negara dari sektor bahan pangan hasil tani tidak mencukupi kebutuhan masyarakat sehingga pilihan untuk mengimpor tidak bisa dielakkan. Agaknya kurang pantas di negara yang disebut gemah ripah loh jinawi hal demikian menjadi kebiasaan.
Menjadi urgensi adalah jarangnya generasi milenial yang memiliki cita-cita untuk menjadi petani, mungkin karena menganggap bahwa menjadi petani adalah pekerjaan yang usang, bekerja yang harus kotor-kotoran & panas-panasan, pekerjaan yang berat & tidak menjanjikan, sehingga membuat mereka malu atau minder. Terlebih lagi kebanyakan orang tua petani menginginkan anaknya untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik dari menjadi petani.
Tidak adanya generasi yang siap menjadi petani akan membawa keresahan, ketika para petani saat ini sudah beranjak usia senja dan tidak ada yang menggantikannya. Namun demikian, kemajuan teknologi yang merajai segala bidang termasuk dalam hal pertanian mungkin menjadi angin segar bagi para petani. Alat-alat canggih pertanian memberikan kemudahan para petani untuk menggarap sawah lebih efektif dan cepat, tidak memerlukan tenaga manusia yang besar sehingga hal ini menjawab persoalan terbatasnya petani.
Tetapi, untuk saat ini mungkin hal ini bisa menjadi dua sisi pandangan yang berbeda di masyarakat, sebagian masyarakat merasa kehilangan pekerjaannya karena tergantikan oleh mesin-mesin canggih. Pandangan sebagian masyarakat lainya adalah mengatasi persoalan stagnasinya petani akibat minimnya generasi yang benar-benar siap menjadi petani.
Jika melihat jangka panjang untuk masa depan penulis berpendapat bahwa kemajuan teknologi di bidang pertanian akan menjadi solusi tantangan di masa mendatang yaitu distrik pertanian yang akan terus berjalan walaupun jumlah petani sedikit, kemudian dapat merubah pola pikir generasi milenial yang merasa minder menjadi petani dan menganggap bertani tidak sekeren pekerjaan lain.
Generasi milenial tidak perlu canggung menjadi petani, petani itu keren
Kalau kita amati beberapa petani zaman sekarang sudah mulai berbeda cara bertani dengan zaman dulu, sudah jelas karena mereka menggunakan alat-alat yang modern nan canggih sehingga pekerjaan terlihat lebih praktis dan mereka pun terlihat lebih keren. Jika sebagian petani saat ini dan petani dulu masih menggunakan cara tradisional seperti membajak sawah dengan kerbau atau menggunakan cangkul langsung untuk menggembur tanah dan alat-alat tradisional lainnya untuk menggarap sawah, saat ini sudah ada mesin modern seperti traktor, rotavator, sprayer, combine harvester dan lain-lain yang lebih praktis dan mudah. Mereka yang mengemudikan alat-alat tersebut (petani) terlihat keren tidak jauh berbeda dengan mereka yang mengemudikan mesin-mesin di pabrik.
Jika ketidakmauan menjadi petani karena minder dan menganggap bertani adalah pekerjaan yang tidak keren, penulis rasa itu salah. Petani dulu mungkin tidak keren tapi sekarang dan di masa mendatang petani adalah pekerjaan yang keren tidak kalah keren dengan pekerja kantoran. Maka para generasi muda tidak perlu ragu apalagi gengsi untuk menjadi petani dan alangkah baiknya ikut andil dalam mengembangkan kreativitas untuk kemajuan pertanian.