Benarkah Terlahir Miskin Juga Termasuk Privilege?
“Sebenarnya lahir miskin itu juga privilege sih, bisa merasakan berjuang dan sukses. Kalau lahir dari keluarga yang udah kaya, tekanan mentalnya lebih besar. Kalau udah terlahir kaya gak bisa jadi miskin, harus jadi lebih kaya lagi dan itu yang berat,” tulis seorang selebgram melalui akun Instagram-nya, @indrakenz. Pernyataan tersebut, sontak menimbulkan banyak pro dan kontra.
Jika sebelumnya, netizen tengah diributkan dengan privilege Putri Tanjung, yang sempat diundang sebagai motivator kesuksesan. Kini, netizen semakin panas dengan pernyataan "lahir miskin itu juga privilege," yang dilontarkan Indrakenz. Jika mengacu kepada konsep privilege, emang benar ya, miskin merupakan salah satu jenis privilege? Yuk, simak penjelasan berikut ini.
Memahami Konsep Privilege
Jadi, sebelum menentukan posisi pro dan kontra, sebaiknya kita ketahui dulu, apa itu yang dimaksud dengan privilege? Menurut Ernesto R Gantman dalam buku Capitalism, Social Privilege and Ideologies, privilege sosial adalah hak istimewa yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang, namun tidak dimiliki oleh pihak lainnya. Hak ini bisa muncul dari hasil stratifikasi sosial dengan adanya perbedaan akses untuk memperoleh barang dan mendapatkan layanan yang sama.
Jenis-jenis Privilege
Adapun jenis-jenis privilege, menurut jurnal artikel Expanding the Definition of Privilege: The Concept of Social Privilege yang ditulis Linda L. Black dan David Stone. Jenis privilege dapat dinilai berdasarkan kelas sosial, kasta, usia, tinggi badan, kebangsaan, etnis/ras, jenis kelamin, identitas gender, sistem saraf, orientasi seksual, daya tarik fisik, dan agama.
Tidak salah jika secara umum seseorang dianggap memiliki privilege kalau berasal dari keluarga yang mapan, elit atau memiliki jabatan tinggi. Sebab, hanya kelompok orang tertentu yang memiliki akses kebutuhan dan layanan lebih mudah dibanding dengan kelompok lain. Hal itu juga dikarenakan adanya stratifikasi serta kesenjangan sosial. Ini berarti, tidak semua orang bisa menikmati privilege.
Tetapi, tidak hanya soal kekayaan atau jabatan. Seperti yang disebutkan oleh Linda L. Black dan David Stone, privilege juga memiliki beragam jenis. Bahkan, awal mula pencetusan konsep privilege ini dalam bidang Sosiologi, diawali dengan isu rasial.
Yakni, pada tahun 1903, sosiolog dan sejarawan Amerika W. EB Du Bois menulis esai berjudul "The Souls of Black Folk", di sini ia menulis bahwa orang Afrika-Amerika cenderung memperhatikan orang kulit putih Amerika, dan menyadari diskriminasi rasial. Sedangkan orang kulit putih Amerika justru tidak terlalu memikirkan orang Afrika-Amerika, serta kurang menyadari diskriminasi rasial.
Contoh lainnya di zaman sekarang. Salah satunya privilege gender, kalau kita lihat di Indonesia. Orang dengan identitas cisgender (perempuan dan laki-laki) lebih mudah mendapat akses publik dan terhindar dari diskriminasi, ketimbang gender non-biner, seperti orang-orang transgender dan queer.
Kita bisa lihat dari berita, berbagai kasus kekerasan terhadap waria misalnya. Kamu bisa coba? searching sendiri. Kemudian, contoh paling dekatnya adalah, komentar netizen yang sering saya temui, sering memojokkan, bahkan menghina orang-orang dengan gender non-biner.
Berdasarkan Konsep Privilege Sosial, Apakah Miskin Termasuk Privilege?
Oke, itu sedikit contoh jenis-jenis privilege. Kembali lagi, menyoal konsep privilege, dari penjelasan tadi, tentu kondisi miskin tidak bisa dikatakan sebagai privilege.
Kenapa? Karena kondisi miskin secara materi, tidak membuat seseorang atau kelompok lebih mudah memperoleh akses kebutuhan dan layanan ketimbang kelompok lain. Justru kondisi miskin malah membuat seseorang atau kelompok semakin sulit memperoleh akses kebutuhan dan layanan.
Pendapat Lainnya Soal Privilege
Namun, terdapat persepsi lain menyebutkan kalau hak istimewa atau privilege ini bisa mengacu pada banyak hal, seperti harta, orang tua yang baik, kondisi mental yang baik. Sehingga apa yang dipatok sebagai privilege bisa dimaknai secara subjektif karena pandangan seseorang yang menganggap suatu hal itu istimewa. Atau, bahasa mudahnya dipahami sesuka hati. Seperti komentar netizen yang saya temukan berikut ini.
"taa kali dia nganggep miskin itu privilege yaudah biarin aja gitu… mau dia blg a, b, c itu privilege, kan mnrt dia bkn org lain jd biarin aja :DD gausah ditanggepin, gausah apa..dan kalo menurutmu itu bkn privilege jg g mslh si hihhihi," ujar akun @hoyamoni.
Saya memiliki dugaan sementara, bahwa apa yang banyak diperdebatkan netizen saat ini adalah adanya pandangan bahwa apa yang dianggap istimewa bagi tiap orang itu berbeda-beda.
Misalnya, apa yang dianggap istimewa bagi saya mungkin berbeda dengan orang lain. Bagi saya memperoleh akses les atau belajar tambahan itu merupakan privilege, bisa jadi bagi orang lain menghabiskan waktu bermain bersama teman itu privilege, ketimbang terjebak di dalam les atau belajar tambahan. Jika privilege dapat dimaknai secara subjektif, apa yang disebutkan Indrakenz sebenarnya tidak ada salahnya. Bagaimana menurutmu apakah miskin itu juga termasuk privilege?
Kalau menurut saya sih, ini hanya soal salah pemilihan kata saja. Bagi Indrakenz, tanpa kemiskinan ia tidak akan mendapat motivasi besar untuk menaikkan strata sosial. Saya pikir seharusnya tidak menggunakan diksi atau pilihan kata, privilege, karena kurang cocok. Barangkali kata motivasi lebih cocok. Yuk, bagikan juga pendapatmu di kolom komentar!
Ditulis oleh: Ais Jauhara Fahira
Referensi:
Black, L., & Stone, D. (2005). Expanding the Definition of Privilege: The Concept of Social Privilege. Journal Of Multicultural Counseling And Development, 33(4), 243-255. doi: 10.1002/j.2161-1912.2005.tb00020.x
Gantman, E. (2005). Capitalism, social privilege, and material ideologies. Aldershot, Hampshire, England: Ashgate.
Selebgram Indra Kenz Sebut Lahir Miskin adalah Privilege, Tuai Pro dan Kontra Netizen - Celebrities.Id. (2022). Diakses 25 Januari 2022, dari https://www.celebrities.id/read/selebgram-indra-kenz-sebut-lahir-miskin-adalah-privilege-tuai-pro-dan-kontra-netizen-eGh443