Persepsi kebanyakan Orang Indonesia Tentang, Perempuan Jangan Sekolah Tinggi-tinggi!
Pernah enggak, sih, dengar kalimat seperti ini:
“Perempuan engga usah sekolah tinggi-tinggi! Nanti juga ujung-ujungnya ke dapur.”
“Alah! Ngapain sekolah tinggi-tinggi? Nanti engga ada cowok yang mau!”
Atau kayak ginii .…
“Engga usah sekolah tinggi-tinggi, toh, nanti juga jadi Ibu Rumah Tangga. Ilmu, uang, sama waktunya mubazir, lho.”
“Kalo udah nikah, jangan sekolah lagi!”
Pernah, ‘kan? Atau malah sering? Kadang .... Pingin enggak, sih, rasanya nge-las tuh mulut manusia-manusia entah dari kalangan mak-mak kompleks, cowo-cowo jiperan, atau bahkan mungkin dari keluarga kita, yang suka ngomong nyeleneh kayak gitu? Atau kita lakban aja? Eits, kesel, sih. Tapi, mari kita sumpal kata-kata itu dengan cara lebih elegan dan berkelas, jiakhh.
Stigma atau persepsi “Perempuan jangan sekolah tinggi, nanti blablabla.” Itu udah seriiing bangeeet, ‘kan? Apalagi yang tinggal di perdesaan, hati-hati, deh. Menurut penulis, itu ENGGAK BANGET. Hei? Kok, bisa orang-orang ngomong gitu? Kok bisa ngatur-ngatur? Toh, yang nanti menjalankan pendidikannya kita, yang membiayai orangtua kita atau bahkan kita sendiri. Lah, mereka? Tidak ada angin, hujan, badai, tau-tau ngomong gitu. Ckckck.
“Perempuan engga usah sekolah tinggi-tinggi! Nanti juga ujung-ujungnya ke dapur.”
Inii pastii seriiing bangeeet. Kenapa, sih, perempuan selalu dikaitkan hal-hal dapur atau rumah? Emang cowok enggak bisa? Gini, lho, itu memang ‘hal yang seharusnya’ perempuan lakukan. Tapi, bukan KEWAJIBAN atau KODRAT. Kalo si cewek engga bisa, ya, diajarin sampai bisa. Bukannya malah dicemooh terus dibilang bukan perempuan.
Back to topic.
Mungkin, kita memang nantinya bakalan ke dapur untuk memasak dan lain-lain. Tapi, kita pingin dapur yang elegan, berkelas, cantik, kalo perlu import. Nah, jawab aja gitu. Nanti biasanya ngeles gini, “Kan itu bisa pakai uang suami, blablabla.” Yakin? Enggak semua cowok gitu. Bahkan, bisa aja nanti mertua galak enggak izinin, ups. Lagian, masa iya mau punya dapur elegan harus nunggu punya suami? Wkwkwkwk, lucu, deh! Dikira kita para perempuan enggak mampu?
“Alah! Ngapain sekolah tinggi-tinggi? Nanti engga ada cowok yang mau!”
Iyaps! Kalo ini beneeer bangeeet. Enggak bakal ada cowok minderan, jiperan, insecure-an yang mau sama cewek yang berpendidikan tinggi dan berwawasan luas. Dijamin, deh! Tiga jenis cowok itu enggak bakal mau sama cewek yang sekolah tinggi.
Tau enggak kenapa? Soalnya takut kalah saing sama istrinya! Sksksk, ngakak, deh. Cowok kok gitu? Jadi, ragu situ cowo atau bencong, eh. Seharusnya laki-laki, tuh, bangga kalo punya perempuan yang berpendidikan tinggi plus berwawasan luas. Bukannya malah minder enggak jelas.
Tenang aja, enggak mungkin enggak ada yang mau sama cewek berpendidikan tinggi. Laki-laki yang selalu berusaha untuk menjadikan dirinya versi terbaik, yang selalu berusaha mencapai goals-nya, yang selalu termotivasi kalo melihat orang lain bisa, yang selalu support apa pun keinginan perempuannya.
Nah! Cowok yang kayak gitu bakalan mau, Bestie. Karena lelaki seperti itu apabila bersanding dangan perempuan berwawasan dalam, akan bangga pasti. Kayak, “Nih, cewek gue, lho! Lulusan MIT. Keren, ‘kan, Bro? Udah cantik, pinter pula.”
Jiaakhh, dia enggak bakal insecure bahkan minder sama sekali. Si lelaki pasti bakal selalu support keinginan perempuannya selama masih jangkauan hal-hal baik. Pasti itu. Soalnya kalo laki-laki jiperan sebaliknya, malah nyuruh si perempuan untuk berhenti. Padahal, dia enggak biayain pendidikannya sama sekali, hadeh.
Toh, nih, ya kalau pun si perempuan nantinya lebih unggul dibandingkan laki-lakinya. Tuh, cowok malah terpacu dan semakin termotivasi untuk semakin berkembang dan mencapai goals-goals dalam hidupnya. Sehingga, nantinya pun dia dapat mengalahkan si perempuan. Jadi, ‘kan, bersaing dalam kebaikan serta pendidikan. Asik pasti punya pasangan kayak gini! Oke, mari halu sejenak.
Contoh nyatanya? Kak Maudy Ayunda, stay private eh tau-tau post foto sama suaminya. Aduhhh. Contoh lain? Kak Sabrina Anggraini, Istrinya Kak Belva Devara, CEO Ruang Guru. Kak Sabrina ini lulusan MIT, lho! Universitas Terbaik di Dunia.
Makanya, jangan takut sekolah tinggi karena nanti enggak dapet cowo. Ada, kok, malah nanti dikasih yang setara sama kita.
“Engga usah sekolah tinggi-tinggi, toh, nanti juga jadi Ibu Rumah Tangga. Ilmu, uang, sama waktunya mubazir, lho.”
Hadehh, gini, deh. Kita, tuh, kuliah gunanya cari apa? Cari pengetahuan, ilmu, wawasan baru, pengalaman, relasi pertemanan, dan sebagainya. Karir, tunjangan, gelar itu cuman bonus karena kita berhasil menyelesaikan pendidikannya. Engga ada ilmu yang mubazir! Dikata ilmu tuh makanan?
Konsepnya gini, apa pun pekerjaannya nanti bahkan IRT sekalipun. Ilmu-ilmu itu bakal dipakai sewaktu-waktu. Untuk ngajarin anaknya, untuk sekalian berbisnis, menulis buku, dan sebagainya. Nih, satu lagii yang penting karena bersifat ilmiahnya.
Berbagai penelitian mengatakan bahwa kecerdasan otak seorang anak diturunkan 60% dari ibunya. Hal ini disebabkan karena perempuan (mama) memiliki dua kromosom X (XX) sedangkan laki-laki (ayah) hanya mempunyai satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY). Sedangkan gen atau kromosom yang menentukan kemampuan kognitif atau kecerdasan seseorang adalah kromosom X.
Nah! So, sekarang kurang lebih paham lah kenapa perempuan harus cerdas dan berpendidikan? Karena itu nantinya bakal menurun ke anaknya, Bestie. Jadi, kita cerdas juga berguna untuk keturunannya. Masa cowok pingin anaknya otaknya pas-pasan? Paham, ‘kan, kenapa penting bangettt pendidikan bagi perempuan ini.
“Kalo udah nikah, jangan sekolah lagi!”
Tau enggak, sih, banyak kok influence yang udah bersuami tapi justru malah kuliah di luar negeri. Engga percaya? Ya, bisa lihat sendiri. Selama enggak mengganggu dan masih bertanggungjawab atas tugas-tugasnya sebagai istri dan ibu, ya, it’s okay. Serta yang paling penting yaitu izin suami. Balik lagi ke poin dua. Suami yang baik, bakal dukung apa pun keinginan istrinya, apalagi masalah pendidikan.
Mungkin, gitu aja kali ya opini dari penulis tentang persepsi kebanyakan orang Indonesia atau +62 tentang “Perempuan Jangan Sekolah Tinggi-Tinggi!”
Guys, cuman mau ngasih tau di akhir kata, be independent women. Apa-apa bisa sendiri, apa-apa enggak perlu laki-laki sebelum waktunya. Jangan nangis, galau, sedih, down, cuman karena cowok yang enggak ada kontribusi. Hei, Ladies! Kita terlalu multifungsi untuk dia yang enggak ada fungsi. Makanya, yuk, bareng-bareng kita fokus upgrade diri sendiri, capai semua goals dalam hidup. Baru kalo udah matang, kita memikirkan jenjang pernikahan. Biar langsung sat-set-sat-set.
Keep being yourself. Don't listen to negative people!
Surakarta, 31 Mei 2022.
Racia_Ily