Slogan nakal boleh bodoh jangan! Lantas, nakal yg wajar itu seperti apa?

profile picture Alika Stevany

Kerap kali ketika jari-jari tangan sibuk mengescroll media sosial atau membaca novel media online terdapat slogan yang familiar didengar maupun dibaca. Kurang lebihnya berbunyi seperti ini, “Nakal boleh bodoh jangan!”. Pertanyaannya, apakah Anda setuju akan untaian kalimat diatas? Jika setuju, apa alasannya? Sudahkah Anda tahu makna tersendiri dari kata nakal?

Apakah orang pintar cenderung nakal?
Cobalah untuk menalar sejenak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata nakal adalah suka berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu, dan sebagainya, terutama bagi anak-anak). Intinya nakal adalah kelakuan yang buruk. Lantas kenapa diperbolehkan? 
Berarti harus pintar dahulu baru boleh nakal? Sedangkan orang bodoh dilarang nakal?
Jika orang pintar berbuat nakal, jatuhnya akan membodohi orang lain. Pintar mencari alasan. Pintar memanipulatif kesalahan dan masih banyak kepintaran yang menguntungkan diri sendiri tetapi merugikan orang lain. Ingatkah Anda mengenai kasus korupsi yang beberapa tahun terakhir yang terjadi di tanah air tercinta? Apakah korupsi termasuk perilaku nakal? Ya, itu tindakan nakal dan itu dilakukan oleh orang pintar. Mari ke pembahasan pada ruang lingkup yang lebih kecil. Seorang perempuan yang pulangnya malam dengan alasan tambahan pelajaran namun endingnya tidak jelas kemana dirinya pergi, apakah termasuk perilaku nakal? Ya, itu tindakan nakal. Pintar mencari alasan. Selingkuh juga termasuk tindakan nakal atau bukan? Ya, tentu nakal. Pintar mengelabuhi pasangannya yang bodoh. Penjual berbuat curang dalam berdagang termasuk nakal atau bukan? Ya, Pintar membohongi pembeli.

Lalu kategori nakal apa yang diperbolehkan?

Disalah satu channel televisi nasional menyiarkan berita, 

Sekelompok pemuda melakukan aksi tawuran dengan tangan kosong. Polisi menduga, tawuran bersifat spontanitas. Empat pelaku diamankan kapolres setempat 

Salah satu dari Anda angkat bicara,

"Wajar! Mereka masih remaja, sedang mencari jati diri."

Lantas, nakal yang tidak wajar itu seperti apa? Nakalnya anak kecil? Anak kecil saja melakukannya atas dasar kesenangan dan juga ketidaktahuan. Sedangkan orang dewasa atau remaja atas dasar apa?

Apa penyebabnya?


Ada sebab ada akibat. Begitulah sang pepatah berkata. Dilansir dari beberapa sumber yang terkait, salah satu faktor penyebab anak nakal adalah pola asuh yang kurang tepat. Sebagian besar orang tua lebih memilih bungkam, meskipun mereka menegurnya agar tidak mengulanginya lagi. Karena bagi orang tua melihat kenakalan seperti itu bukan lagi hal yang baru dan mengejutkan. Maka dari itu, mereka mewajarkan. Jadi, siapa yang salah dalam kasus ini?

Identiknya kata nakal

Kata nakal dalam persepsi orang menjurus pada laki-laki. Apakah Anda salah satunya? Meskipun tidak semua, namun kebanyakan dari mereka melakukannya. Berawal dari rasa penasaran atau salah pilih pergaulan sehingga memunculkan rasa iseng lalu membuatnya terjerumus dalam lingkungan yang toxic. Mirisnya, nakalnya laki-laki dimaklumi dan diwajarkan banyak orang tanpa memandang akibatnya. Dan lebih mirisnya lagi, beberapa dari mereka menghasut dan memengaruhi orang lain untuk bertindak nakal.

Nakal itu ada batasannya

Jangan sampai nakal menjadi kebiasaan hingga Anda beranjak dewasa nanti. Karena umur yang menua harusnya bisa berpikir dewasa, bukan mengulangnya kembali dengan bangga. Kata nakal selalu identik dengan masalah. Dan setiap masalah selalu ada konsekuensinya. Bukan hanya diri sendiri yang dirugikan, namun orang tua juga turut merasakan imbasnya.
Jadi, bijak-bijaklah Anda dalam membedakan mana perbuatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan!

Laki-laki nakal setara laki-laki jahat

Stereotipe inilah yang salah namun masih dipercaya. Nakal dan jahat adalah dua kata yang memiliki arti sama. Sama-sama perbuatan buruk. Namun, keduanya memiliki makna yang berbeda. Karena nakal belum tentu jahat sedangkan jahat sudah pasti nakal. Sudah pahamkah Anda?

Lantas, solusinya apa?

Selain identik dengan masalah, nakal juga sering dikaitkan dengan anak pembangkang nan keras kepala. Namun, tahukah Anda? anak yang nakal bukan semata-mata karena ia memang tidak mau diatur. Tetapi karena anak ingin mengeksplorasi hal baru yang ditemuinya. Memarahi dan menyebutnya

"nakal, bandel, dan lain-lain" 

bukan tindakan yang tepat. Untuk itu, bagi orang tua jangan langsung memarahi sang anak. Berilah sang anak pengertian dengan perlahan bahwa yang dilakukan adalah tindakan tidak baik.

“Nakal boleh bodoh jangan!” Ah omong kosong! Nakal tidak ada yang wajar! Kalau mau nakal, jangan mencari pembenaran. Apalagi dengan memengaruhi serta menghasut orang lain untuk berbuat nakal. 
Sesuatu yang Anda ketahui buruk maka segera ditinggalkan. Jadilah generasi yang bijak, yang mampu mengolah informasi dengan menyertakan akal untuk mencerna hal yang baru, bukan dengan ikut-ikutan semata.

Jadi, apakah masih ada pembelaan “Nakal boleh bodoh jangan!” ? Saya pribadi bersaran, Hiduplah dengan nalar agar tetap optimal!

6 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
6
0
profile picture

Written By Alika Stevany

This statement referred from