Konspirasi: Mengapa Ras Manusia Berbeda sedangkan Nenek Moyang Kita Sama? Menilik dari Kisah Pembunuhan Pertama di Bumi

profile picture Asma

Mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya, mengapa ras manusia berbeda-beda. Padahal nenek moyang kita sama, yakni Adam dan Hawa. Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis mengajak pembaca memutar balik di masa anak Adam membunuh saudaranya dari sudut pandang Islam.

Qabil dan Habil adalah dua putra keturunan Adam dan Hawa. Meskipun berasal dari ayah dan ibu yang sama, keduanya berbeda, terutama dalam hal kesalehan kepada Allah SWT. Kisah keduanya tercatat dalam Al-Qur'an dan dikenal sebagai kasus pembunuhan pertama yang terjadi di bumi. Penulis menemukan korelasi yang cocok mengapa adanya perbedaan ras di dunia melalui kisah pembunuhan tersebut.

Kisah Pembunuhan Pertama di Bumi

Anak Adam dan Hawa yang namanya memang tercatat dalam Al-Qur'an adalah Qabil dan Habil. Satu riwayat mengisahkan bahwa Qabil dan saudari kembarnya, Labuda, adalah anak pertama. Sedangkan Habil dan Iqlima adalah kembaran yang lahir setelahnya.

Allah kemudian memerintahkan Adam untuk menikahkan putra-putrinya tersebut. Namun, konflik malah terjadi lantaran perintah tersebut. Pernikahan Qabil dan Habil dengan masing-masing saudara perempuan mereka, dilakukan secara bersilang. Dalam hal ini, Qabil akan menikah dengan saudari kembar Habil, yaitu Labuda dan Habil akan menikahi Iqlima.

Terkait perjodohan tersebut, Qabil tidak bisa menerimanya. Ia lebih ingin bersama saudari kembarnya sendiri karena parasnya yang lebih rupawan daripada Labuda. Adam sangat bingung dalam menyikapi hal tersebut. Sebab aturan tersebut merupakan ketentuan dari Allah, di satu sisi, ia juga tidak ingin bertindak dengan cara memaksa anak-anaknya agar menerima pasangan masing-masing.

Akhirnya, sebagai jalan tengah, Adam pun menyuruh kedua putranya untuk berkurban. Setelah diperintahkan oleh sang ayah untuk melakukan kurban, Qabil dan Habil setuju untuk melakukannya. Praktik kurban Qabil dan Habil ini pun menjadi yang pertama yang dilakukan oleh manusia.

Pada hari yang ditentukan, Qabil dan Habil pun mempersiapkan persembahan kurban mereka. Qabil yang seorang petani mempersembahkan hasil buminya, sedangkan Habil mengurbankan seekor anak kambing karena dirinya adalah seorang penggembala kambing. Namun, kurban yang mereka persembahan berbeda satu sama lain.

Qabil memilih hasil panennya yang paling jelek sebagai kurban persembahan. Bahkan, saat hendak mempersembahkannya, si putra sulung masih sempat mengambil dan memakan hasil panen yang terlihat bagus. Lain halnya dengan Habil, ia memilih jadza’ah samiinah (anak hewan ternak) dengan sangat hati-hati. Dirinya memastikan bahwa hewan ternak yang dipilihnya adalah yang terbaik dari yang terbaik. Ia bahkan sempat khawatir jika masih ada kambing yang lebih baik daripada yang sudah ia pilih.

Singkat cerita, Allah menerima persembahan dari Habil, putra kedua Adam tersebut karena dirinya melaksanakan praktik kurban dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Tidak seperti Qabil yang sengaja memberikan hasil panen paling buruknya, seolah meremehkan perintah kurban dari sang ayah. Lagi-lagi, Qabil tidak terima dengan ketetapan Allah SWT. Ia merasa iri karena kurban adiknya yang diterima oleh Allah. Dalam amarahnya, Qabil membunuh adiknya sendiri saat Adam sedang melaksanakan ibadah haji.

Setelah merenggut nyawa saudaranya, Qabil tidak tahu apa yang harus ia lakukan dengan tubuh Habil. Jasad adiknya itu lantas terus ia gotong selama kurang lebih satu tahun hingga akhirnya Allah SWT mendatangkannya dua ekor gagak.

Kedua burung tersebut bertarung hingga salah satu di antara mereka mati. Burung gagak yang masih hidup pun mengais-ngais tanah sampai terbentuk lubang. Ke dalam lubang tersebut, ia kubur gagak yang sudah mati. Dari situ, Qabil pun berlajar tentang cara menguburkan jenazah sang adik. Hal ini sekaligus menjadi bukti juga bahwa di saat itu manusia sudah memiliki akal untuk menguburkan jenazah, tidak seperti manusia purba. Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa manusia purba tidak sama dengan Adam. 

Opini Penulis soal Perbedaan Ras Berdasarkan Kisah Pembunuhan Habil

Alasan dibunuhnya Habil oleh Qabil adalah karena anak sulung Adam tersebut tidak terima dijodohkan dengan Labuda yang parasnya tidak lebih rupawan daripada Iqlima. Tidakkah kita bertanya-tanya mengapa ada perbedaan paras sedangkan mereka memiliki orang tua yang sama, yakni Adam dan Hawa?

Dari situ sudah dapat kita simpulkan bahwa perbedaan ras dimulai dari Qabil, Iqlima, dan Labuda. Di mana Iqlima memiliki paras yang sangat indah, Labuda kebalikannya. Sedangkan Qabil bisa jadi berada di tengah-tengah. Hal ini, menurut penulis, sejalan dengan mengapa ras di Afrika, Eropa, dan Asia berbeda. Mungkin, menurut saya, kita berasal dari nenek moyang yang berbeda. Tidak mungkin Allah mengisahkan cerita pembunuhan pertama di dunia ini semata-mata supaya hamba-Nya berpikir. 

Bagaimana menurut kalian?

***

**

*

Sumber gambar: https://images.app.goo.gl/V6xaMwjhfN6issDXA

Referensi teks: https://www.idntimes.com/life/inspiration/seo-intern/kisah-qabil-dan-habil?page=all

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By Asma

This statement referred from