Bumi Datar Menurut Dalil Al Quran : Bantahan atau Dukungan?

profile picture muhfarismed

Perdebatan tentang bentuk planet tempat tinggal kita saat ini masih terus berkembang. Munculnya teori apakah bumi datar atau bulat sudah muncul sejak manusia tertarik dengan alam semesta namun memiliki keterbatasan teknologi penjelajahan. Konsep bumi datar atau flat earth telah ada di berbagai kebudayaan kuno, seperti Yunani, India, Mesir, dan China.

Beberapa anggapan yang berkembang tentang bumi datar datang dari pertama kononsep Yunani kuno yang menyebutkan bahwa Bumi adalah piringan besar yang dikelilingi olehh badan air raksasa. Menurut konsep India kuno Bumi terdiri dari empat benua yang mengelilingi gunung seperti kelopak mengelilingi kuncup pada bunga mekar. Ketiga, menurut Norwegia kuno Planet Bumi berbentuk datar, dikelilingi laut yang bersemayam ular raksasa yang melingkar Bumi.

Dalam era digital ini, teori bumi datar masih berkembang dan merupakan trend menarik untuk dibahas dan diungkap.

Buktinya muncul beberapa pengguna media sosial baik TikTok, Intagram, dan Youtube yang khusus membahas teori flat earth dengan jumlah follower dan viewers mencapai jutaan. Salah satu akun media sosial aktif membahas soal Bumi datar adalah @honeyquu, seorang pengguna TikTok yang diikuti 13.500 dan seluruh kontennya berkaitan dengan flat earth dan disukai lebih dari 186 ribu. Salah satu konten bukti bumi datar adalah video yang berisi “Percobaan sederhana mengapa obyek di kejauhan tidak terlihat jika Bumi datar” dengan menggunakan kaca pembesar mendorong obyek di sebuah meja yang datar menjauh dari pandangan kaca pembesar hingga tidak terlihat. Lalu bagaimanakah pandangan Islam tentang Teori Bumi Datar ini?

Beberapa ulama telah membahas teori tentang bentuk bumi. Pendapat pertama, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

Tidak ada perselisihan diantara para ulama bahwa langit itu seperti bola. Demikian pula para ulama telah bersepakat bumi ini dengan seluruh pergerakannya baik itu di daratan dan lautan seperti bola. Dalilnya adalah matahari, bulan, dan bintang-bintang tidak terbit dan tenggelam pada satu penjuru bumi dalam satu waktu, akan tetapi terbit di timur dahulu sebelum tenggelam di barat.

Pendapat kedua dari Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata,

“Bahkan alam semesta dan bumi bentuknya adalah bola, demikian juga penjelasan bahwa cahaya bulan berasal dari pantulan sinar matahari dan gerhana bulan terjadi karena cahaya bulan terhalang oleh bumi yang terletak diantara bulan dan matahari.” (Miftah Daris Sa’adah 2/212, Darul Kutub Ilmiyah, Koiro, Syamilah)

Bagaimana dengan Kitab Suci umat Islam, Al-Quran?

Tidak disebutkan secara pasti terkait bentuk bumi seperti apa dalam Al-Quran, apakah bulat atau datar. Namun, terdapat beberapa pendapat tafsiran manusia terkait ayat suci Al-Quran yang menyebutkan bumi itu bulat, seperti Surat Az-Zumar ayat 5,

“Dia menutup/menggilirkan (takwir malam atas siang dan menutup/menggilirkan siang atas malam.” (Q.S. Az-Zumar :5)

Dalam tafsiran pendukung bumi bulat menyatakan takwir bermakna lingkaran atau melingkari sehingga ayat tersebut mengartikan bumi itu bulat seperti bola bergantian siang dan malam.

Pendapat lain yang menyatakan bumi itu datar berdasarkan dalil Al-Quran terdapat pada surah Al-Ghasyiyah ayat 20,

“Dan (apakah manusia tidak mau memikirkan) bagaimana bumi itu dihamparkan? (Q.S. Al-Ghasyiyah :20)

Tafsiran pendukung teori bumi bulat mengatakan bumi dihamparkan artinya seperti permadani atau karpet sehingga bend aitu adalah datar.

Melihat kedua dalil tersebut, maka didapatkan bahwa dalam ayat suci Al-Quran tidak disebutkan dengan tegas dan jelas bentuk bumi sehingga bukti ilmiah dan penelitian yang harus berbicara dan bertanggung jawab. Hal ini seperti disebutkan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Abani dimana perlu digabungkan antara studi ilmu anatara fakta ilmu dunia (yang benar) dan yang tersirat dalam Al-Quran dan Sunnah.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0

This statement referred from