Perdebatan Tidak Pernah Selesai! Sebenarnya Bentuk Bumi Bulat atau Datar?

profile picture safira_rahma_putri

Perdebatan tentang bentuk bumi sudah terjadi sejak zaman Yunani Kuno. Para filsuf seperti Thales dan Anaximender mengemukakan bahwa bumi berbentuk datar dan mengambang. Pendapat tersebut bertolak belakang dengan Aristoteles yang berpendapat bahwa bumi itu bulat berdasarkan beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama karena gerhana disebabkan oleh bumi yang berada di antara bulan dan matahari. Dimana bayangan bumi pada bulat selalu berbentuk bulat, jika bumi tidak berbentuk bulat maka tidak dapat menghasilkan bayangan bulat. 

Ada banyak alasan mengapa beberapa pihak pro dan kontra terhadap bentuk bumi. Hal itu dipengaruhi oleh cara pandang dan sumber informasi yang tiap individu miliki. Sebenarnya tidak ada salahnya beropini, tetapi terkadang ada pihak fanatik yang sulit menerima perbedaan. Jadi disini penulis akan mengungkap alasan-alasan mengapa orang berpikir bahwa bumi itu bulat, dan kenapa bumi datar.

Bukti-bukti yang mendukung bahwa bumi itu Bulat

1. Zona Waktu

Terjadinya perbedaan zona waktu dikarenakan matahari tidak dapat menyinari bumi dalam waktu yang sama. Hal tersebut tentunya hanya terjadi apabila bumi berbentuk bulat. Jika bumi datar, tentunya semua wilayah yang ada di bumi akan terkena sinar matahari meskipun intensitasnya berbeda.

2. Perjalanan Ke Ruang Angkasa

Penganut paham bumi datar mengatakan bahwa foto-foto yang beredar hanyalah buatan semata. Perhitungan waktu gerhana dan sebagainya hanya dianggap mitos dan menjiplak teori-teori yang pernah ada sebelumnya. Perjalanan ke ruang angkasa sendiri dilakukan untuk mengetahui benda-benda angkasa dan juga satelit yang tidak dapat ditangkap oleh mikroskop.

3. Bayangan Kapal

Adanya lengkungan mengakibatkan benda yang berjalan jauh akan menghilang pada titik tertentu. Meski ada yang berpendapat itu hanya fatamorgana semata, tentu harus memperhatikan faktor-faktor tertentu seperti pembiasan cahaya.

Sebenarnya jika kita ungkap semua bukti konkret sekalipun, pihak manapun yang mempercayai suatu hal akan sulit menerima kebenaran. Dalam hal ini penulis berusaha bersikap netral, tetapi bukti-bukti yang ada merujuk pada suatu kebenaran dan tentu tidak bisa ditampik begitu saja. Pernyataan bahwa bumi berbentuk bulat telah didukung oleh beragam bukti dan juga penelitian para ahli dan tentunya tidak dilakukan secara sembarangan. Tetapi kembali lagi ke masing-masing, apa yang mereka percayai? 

Terlepas dari apapun bentuk bumi, seharusnya tidak perlu diperdebatkan. Yang perlu dibahas adalah bagaimana agar bumi tetap lestari. Bagaimana cara menangani kerusakan-kerusakan yang ada di muka bumi? Hal apa yang bisa manusia lakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih besar di bumi. Bukan perkara bentuk bulat, datar, segitiga, ataupun kotak, tetapi bagaimana mempertahankan bumi sebagaimana mestinya. Bumi sebagai rumah manusia dengan pegunungan, dan tanah yang subur tanpa adanya polusi udara, polusi tanah, dan polusi lainnya. Apapun bentuk bumi kalau tidak dijaga bukankah akan rusak? Tidak masalah beropini, tetapi dahulukan hal-hal substansial dan penting. Perdebatan tentang bentuk bumi tak ada habisnya tetapi masalah hutan gundul, pencemaran lingkungan, orang-orang yang berdebat tidak repot membahas solusinya. 

Apapun bentuknya, bukankah kita tetap tinggal di bumi? Apabila bentuk bumi berbeda sebagaimana yang diyakini selama ini akankah manusia akan berpindah? Tentu tidak bukan?

Untuk orang-orang yang meyakini bumi itu bulat, datar, dan lain-lain mari kesampingkan ego, tidak ada yang benar dan salah. Yang benar adalah bagaimana cara kita melestarikan bumi, yang salah adalah kita sibuk berdebat tentang bentuk tetapi tidak ada inisatif untuk mengambil bagian menjaga bumi.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By safira_rahma_putri

This statement referred from