BUMI DATAR ATAU BULAT? Suatu Panggilan Etis
- PENGANTAR
Bentuk bumi menjadi perdebatan antara para ahli. Ada dua teori menjawabi perdebatan ini, yakni teori “bumi datar” dan “bumi bulat”. Dalam tulisan ini saya akan memaparkan pandangan dari kedua teori ini. Dan pada akhirnya saya tutup dengan refleksi kritis terhadap kedua teori ini.
- ISI
- Konsep Bumi Datar
Konsep bumi datar sudah ada sejak zaman kuno. Bentuk bumi dalam teori ini adalah tidak memiliki lengkungan, cakram, bentuk bumi seperti piring dengan kutub utara sebagai pusat dan dipinggirnya adalah dinding es sehingga tidak ada gravitasi. Menurut tradisi, juga menjadi keyakinan bangsa-bangsa kuno, misalnya Israel, Mesir dan China, di atas bumi dan di bawah bumi terdapat air. Untuk memisahkan air dan daratan (bumi) Allah menciptakan cakrawala. Pada cakrawala inilah menjadi tempat matahari dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, apabila cakrawala mengalami kebocoran maka terjadilah hujan dan jika bumi bocor muncullah mata air (https://bungeko.com/2016/07/06/benarkah-bumi-ini-datar/comment-page-3/, diakses pada 23/11/2022). Pada era modern teori bumi datar dicetuskan kembali oleh Samuel B. Rowbotham.
Konsekuensi dari bumi datar sangat mempengaruhi pemikiran manusia zaman kuno, bahkan mempengaruhi pemikiran para teolog Kristen sampai pada abad Pertengahan. Teori bumi datar ini tidak terlepas dari keyakinan bahwa bumi adalah pusat tata surya, geosentris. Gereja pada waktu itu yakin bahwa matahari dan benda-benda langitnya bergerak mengelilingi bumi. Keyakinan ini menjadi alasan mengapa Galileo Galilei dihukum oleh karena pendapatnya, yang meneruskan pendapat Copernicus, bahwa matahari adalah pusat tata surya, heliosentris (Fabian H. Chandra, Kosmologi Buddhis, hlm. 44). Konskunsi lain dari teori bumi datar adalah bahwa semua waktu, cuaca di seluruh bumi adalah sama. Selain itu dengan bumi datar orang-orang pada zaman kuno meyakini, secara spiritual, bahwa tidak ada lagi kehidupan setelah kematian. Sebab setelah mati manusia akan masuk dalam dunia orang mati, sheol. Semua manusia akan mendapat pembalasan selama masih hidup di bumi dari Tuhan; kehidupan, umur Panjang, kebahagian bagi yang selalu hidup baik dan penderitaan bagi yang jahat.
- Konsep Bumi Bulat
Teori bumi bulat sudah ada sejak zaman Aristoteles (330 SM) dan Phytagoras (500 SM) dan kemudian dibuktikan kembali oleh Erathoshenes (276 – 192 SM). Sebagai matematikawan, Erathoshenes berhasil menentukan panjangnya waktu siang, keliling bumi, dan dengan logika matematika ia mengukur jari-jari bumi, meskipun hasilnya belum maksimal. Adapun C. Colombus (1451-1506) pun sependapat bahwa bumi berbentuk bulat setelah ia berhasil mengelilingi samudera Atlantik dan menemukan benua Amerika. Bukti lain adalah ketika kita berdiri di suatu daratan dan melihat sebuah kapal yang sedang berlayar. Pertama kita melihat hanya tiang atas kapal. Ketika semakin mendekat kita akan melihat secara perlahan badan kapal seluruhnya (Didit Ardianto, Jurnal Of Science Education and Practice. Vol 1 No. 1, 2017).
Teori bumi bulat memiliki konsekuesinya. Bentuk bumi yang bulat menyebabkan perbedaan waktu di setiap belahan bumi. Hal ini terjadi karena bumi bergerak mengelilingi matahari sehingga terjadi pergantian siang dan malam, gerak semu benda langit, pengembungan di khatulitiwa dan pemepatan di kedua kutub, pergantian musim dan gravitasi bumi, gerhana bulan (Modul Belajar Mandiri, PPPK, pdf).
- Refleksi Kritis
Bumi berbentuk datar atau bulat tergantung sudut pandang setiap individu. Ada benarnya bumi berbentuk datar dan ada benar juga bumi berebentuk bulat. Setelah membaca berbagai argument yang diberikan dari kedua teori di atas, saya berpendapat bahwa bentuk bumi sesungguhnya adalah bulat, namun bukan bulat pimpong melainkan bulat pepat. Argument yang paling mendasar, yang sederhana dan konkrit adalah, terjadinya perbedaan waktu di berbagai belahan bumi. Karena jika bumi ini datar mengapa ada perbedaan waktu. Argumen kedua adalah ketika melihat sesuatu dari kejauhan, kapal misalnya, yang terlihat pertama adalah bagian atas atau benderanya dan kemudian semakin mendekat semakin terlihat badan kapalnya.
Pengalaman di atas mau menegaskan bahwa bumi sesungguhnya adalah bulat. Karena bulat maka bagian pertama kapal yang kelihatan adalah tiangnya yang tertinggi atau juga benderanya. Jika bumi datar pastilah kita akan melihat secacra langsung badan kapal secara keseluruhan. Argumen ketiga adalah pergantian siang dan malam. Argumen ini berkaitan dengan teori helisentris, matahari adalah pusat tata surya. Bumi bergerak mengelilingi matahari (berevolusi). Gerekan ini menyebabkan pergantian waktu siang dan malam. Jika di belahan bumi Indonesia Barat sekarang adalah pkl. 16:00 maka di belahan bumi Indonesia Timur sekarang adalah pkl. 18.00. Dan selanjutnya waktu akan terus berjalan hingga malam dan kembali lagi pagi dan siang.
Jika bumi benar-benar datar pertanyaan saya adalah apakah ada perbedaan waktu dan pergantian waktu siang dan malam seperti yang terjadi sekarang? Saya yakin tidak ada perbedaan waktu dan pergantian siang dan malam jika bentuk bumi adalah datar. Bentuk bumi yang datar mengagkibatkan semua waktu di bumi adalah sama. Mengapa demikian? Karena teori bumi datar mempunyai hubungannya dengan teori geosentris.
Bentuk bumi datar atau bulat tidak menjadi persoalan bagi saya. Namun sebagai mahkluk yang berkehendak bebas dan mahkluk berakal budi, sudah sepantasnya saya mengetahui bentuk bumi. Bukan karena teori-teori gemilang para ilmuwan yang meyakini saya akan bentuk bumi melainkan dari hasil pengalaman hidup saya sebagai mahkluk bumi, meyakinkan saya bahwa bumi berbentuk bulat, meskipun tidak bulat sempurna.
Terlepas dari bentuk bumi, hal yang menjadi persoalan bagi saya adalah bagaimana menumbuhkan kesadaran dalam diri bahwa bumi adalah rumah, ibu yang telah melahirkan kehidupan saya dan semua mahkluk. Jika ada kesadaran dalam diri seperti ini saya yakin bumi akan melahirkan dari rahimnya kehidupan-kehidupan yang penuh bahagia bagi seluru penghuninya, saya dan kita semua. Karena itu bertepatan dengan tema bulan ini, saya mengajak kita semua untuk merenung dalam diri sejauh mana “aku” menyadari bumi sebagai rumah, ibu bagiku dan semua mahkluk. Ini adalah seruan etis, suatu pangilan bagi kita semua sebagai mahkluk yang bebas dan bebrakal budi. Mahkluk yang lahir dari rahim seorang ibu, bumi.
- PENUTUP
Bentuk bumi, datar atau bulat, adalah teori para ahli bumi (geologi). Sebagai awam, kita pun memiliki kebebasan untuk menentukan bentuk bumi. Namun dari pengalaman sehari-hari, kita dapat memastikan bahwa bentuk bumi adalah bulat. Lebih dari itu terlepas dari bentuknya, sebagai mahkluk yang memiliki kehendak bebas dan akal budi, kita dipanggil untuk menjaga dan merawat bumi, rumah ibu kita.
#flatearth