Kisah Si Dewa Ganteng: Apollo

profile picture diko22
Sejarah - Internasional

Apollo, dewa tampan dalam mitologi Yunani, dikenal sebagai dewa musik, cahaya, dan ramalan. Artikel ini mengupas kisah kontes musik, cinta tragis dengan Daphne, hingga pengabdiannya sebagai hukuman dari Zeus.

Apollo, salah satu dewa paling terkenal dalam mitologi Yunani, adalah dewa yang melambangkan cahaya, musik, ramalan, dan seni. Dikenal karena ketampanan dan kecerdasannya, Apollo memiliki banyak cerita menarik yang melibatkan berbagai aspek kehidupannya sebagai dewa dan interaksi dengan manusia serta makhluk mitologi lainnya. Artikel ini akan membahas beberapa kisah penting dalam kehidupan Apollo, mulai dari kompetisi musik hingga hubungan romantisnya yang tragis.

Apollo dan Kontes Musik

Sebagai dewa musik, Apollo sangat bangga dengan keterampilannya bermain lira, instrumen musik yang ia pelajari dari Hermes. Banyak kisah yang menceritakan tentang Apollo terlibat dalam kontes musik dengan musisi lain, baik dewa maupun makhluk fana. Namun, keangkuhannya dalam seni sering kali memicu konflik.

Apollo dan Marsias

Salah satu kontes musik terkenal yang melibatkan Apollo adalah pertandingannya dengan Marsias, seorang satir yang menemukan alat musik aulos (seruling ganda). Marsias, yang percaya bahwa ia lebih baik daripada Apollo, menantang dewa tersebut dalam kontes musik. Para Muses dipilih sebagai juri untuk menentukan pemenang.

Keduanya bermain sangat baik, tetapi pada akhirnya Apollo mengalahkan Marsias dengan memainkan lira dan menyanyikan lagu yang indah. Sebagai hukuman atas keangkuhan Marsias, Apollo menguliti Marsias hidup-hidup, sebuah tindakan yang menunjukkan sisi gelap dari karakter Apollo.

Apollo dan Dewa Pan

Dalam kisah lain, Apollo bersaing dengan Pan, dewa alam liar dan penggembala, dalam kontes musik. Pan memainkan serulingnya, sementara Apollo memainkan lira. Raja Midas, yang hadir sebagai salah satu juri, lebih menyukai musik Pan. Karena tersinggung dengan penilaian Midas, Apollo mengutuknya dengan telinga keledai sebagai hukuman. Kisah ini menegaskan dominasi Apollo sebagai dewa musik sekaligus memperlihatkan sifat pendendamnya.

Dewa Matahari dan Cahaya

Apollo sering diidentifikasi sebagai dewa matahari, meskipun Helios adalah dewa utama yang mengendarai kereta matahari melintasi langit. Seiring berjalannya waktu, Apollo mulai dianggap sebagai personifikasi cahaya, yang tidak hanya secara fisik menerangi dunia, tetapi juga membawa kebenaran, kebijaksanaan, dan kesucian. Apollo adalah simbol dari kekuatan yang menerangi baik tubuh maupun jiwa manusia, dengan perannya sebagai pembawa cahaya sejati dalam kehidupan.

Orakel di Delphi

Salah satu aspek paling penting dari Apollo adalah perannya sebagai dewa ramalan. Kuil Apollo di Delphi adalah salah satu tempat suci paling terkenal dalam dunia Yunani kuno. Di sana, seorang pendeta wanita yang dikenal sebagai Pythia akan menyampaikan ramalan dari Apollo kepada para pemohon yang datang dari berbagai penjuru Yunani untuk mencari jawaban atas pertanyaan mereka.

Orakel di Delphi menjadi pusat spiritual dan intelektual yang sangat penting, di mana keputusan-keputusan besar, baik politik maupun pribadi, sering kali didasarkan pada petunjuk yang diberikan oleh Apollo melalui Pythia.

Kisah Cinta Apollo dan Daphne

Apollo, meskipun dikenal sebagai dewa yang tampan dan gagah, sering kali mengalami nasib buruk dalam urusan cinta. Salah satu kisah cintanya yang paling terkenal adalah tentang Apollo dan Daphne. Apollo jatuh cinta pada Daphne, seorang nimfa, setelah terkena panah Eros (dewa cinta), tetapi Daphne tidak membalas perasaan Apollo.

Dalam upayanya melarikan diri dari Apollo, Daphne meminta bantuan ayahnya, dewa sungai Peneus, yang kemudian mengubahnya menjadi pohon laurel. Apollo, yang patah hati, memutuskan untuk menghormati Daphne dengan menjadikan daun laurel sebagai simbol kehormatan dan kemenangan. Sejak itu, mahkota laurel menjadi lambang kemenangan dalam banyak kompetisi di Yunani kuno, khususnya di Pythian Games, festival yang diadakan untuk menghormati Apollo.

Hukuman untuk Apollo

Meskipun Apollo adalah dewa yang penuh kebijaksanaan dan keindahan, ia juga pernah dihukum oleh Zeus karena terlibat dalam pemberontakan bersama beberapa dewa lainnya melawan penguasa Olympus.

Mengabdi pada Admetos, Raja Ferai

Sebagai bagian dari hukumannya, Apollo diperintahkan untuk mengabdi sebagai pelayan manusia selama setahun. Ia menghabiskan waktu ini melayani Admetos, raja Ferai di Thessalia. Selama pengabdiannya, Apollo menunjukkan kebaikannya dengan membantu Admetos dalam banyak hal, termasuk membuat ternaknya berkembang pesat dan bahkan memperpanjang hidupnya. Ketika Admetos hampir mati, Apollo berhasil membujuk para Moirai, dewi takdir, untuk memberi Admetos kesempatan hidup lebih lama, selama ada orang yang bersedia menggantikan hidupnya.

Mengabdi pada Laomedon, Raja Troya

Selain melayani Admetos, Apollo juga harus mengabdi pada Laomedon, raja Troya, sebagai bagian dari hukuman lainnya. Bersama Poseidon, Apollo diperintahkan untuk membangun tembok pelindung di sekitar kota Troya. Setelah mereka menyelesaikan pekerjaan mereka, Laomedon menolak untuk membayar upah yang telah disepakati. Sebagai balasan, Apollo mengirim wabah ke Troya, sementara Poseidon mengirim monster laut untuk menghancurkan kota tersebut. Kisah ini menunjukkan betapa Apollo tidak segan-segan menghukum mereka yang tidak menepati janji.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By diko22

This statement referred from