FANDOM VS HATERS: MENILIK FENOMENA KELOMPOK PENGGEMAR FANATIK DAN PEMBENCI DALAM INDUSTRI HIBURAN

profile picture yulend_l
Sains - Fenomena

Industri hiburan seperti film, musik, dan televisi, telah lama menjadi sasaran bagi kelompok penggemar fanatik dan pembenci yang terkenal dengan istilah fandom dan haters. Kelompok-kelompok ini telah menjadi bagian penting dari budaya hiburan dan terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan akses mudah terhadap informasi.

Fenomena fandom dapat didefinisikan sebagai kelompok penggemar fanatik yang sangat menyukai seorang idol atau karya seni. Mereka biasanya sering ditemukan berkumpul dalam komunitas online dan terus mengikuti perkembangan idol atau karya seni yang mereka sukai. Fandom bisa menjadi sebuah kekuatan yang kuat di industri hiburan karena mereka mampu memberikan dukungan dan semangat bagi idol atau suatu karya seni . Selain memberi dukungan dan semangat, mereka juga memberi dampak yang positif terhadap kehidupan sosial masyarakat Sebagai contoh penggemar fandom K-POP (Korean pop). K-POP adalah  fandom yang memiliki penggemar fanatik terhadap musik korea yang diwujudkan melalui intensitas tinggi mendengarkan musik dan menonton musik video boyband dan girlband idola mereka, barang koleksi (lagu,poster, merchandise dari boyband dan girlband,).

Fandom K-POP telah banyak memberi dampak yang positif bagi masyarakat luas. salah-satunya adalah Fandom ARMY yang merupakan nama fandom dari boyband korea yaitu BTS. Dampak positif yang dilakukan oleh fandom ini sala-satunya penggalangan dana yang dilakukan untuk membantu korban tragedi Kanjuruhan Malang yang terjadi pada 1 Oktober 2022 yang sempat menggemparkan dunia sepak bola. Dilansir dari detikHot di antara banyaknya penggalangan dana yang dibuat untuk korban tragedi Kanjuruhan, fans K-POP pun ikut berpartisipasi. Salah satunya adalah fans BTS, ARMY Indonesia, yang melakukan penggalangan dana di kitabisa.com dengan total dana yang terkumpul kurang lebih RP. 400 juta. dari tindakan sosial ini menunjukkan bahwa fandom bisa menjadi sebuah kekuatan dan manfaat positif di industri hiburan dan bagi masyarakat luas.
 

Tetapi disisi lain tak jarang dampak negatif pun kerap terjadi yang memunculkan permusuhan dan persaingan yang tidak sehat antar beberapa kelompok fandom yang berbeda hanya karena salah satu fandom lebih unggul dari fandom lain. Selain itu, terlalu fanatik pada fandom juga kurang baik dan dapat merugikan orang-orang sekitar kita contohnya, kejadian yang terjadi di Filipina. Dimana seorang remaja asal Filipina mencuri uang orang tuanya sampai RP.557 juta demi merchandise K-POP. Dilansir dari USSFEED berdasarkan keterangan yang ia berikan dalam sebuah acara TV lokal bernama Kapuso Mo Jessica Soho, dia nekat mencuri uang orang tuanya demi memenuhi nafsunya untuk terus membeli merchandise. Karena sudah kehabisan uang gadis dengan nama samaran Bea tersebut diketahui nekat mengambil uang dari bisnis orang tuanya senilai 2 juta peso atau setara dengan RP.557 juta yang berhasil dia kumpulkan dari kasir bisnis orang tuannya. Dari contoh kasus tersebut dapat kita lihat bahwa terlalu fanatiK dan kurangnya kontrol diri dapat membawa dampak negatif yang merugikan orang-orang sekitar kita, selain itu tindakan seperti ini juga dapat merusak citra penggemar K-POP secara keseluruhan. Sebagai penggemar penting untuk memahami bahwa mendukung idola yang disukai seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang positif dan legal tanpa merugikan pihak lain.
 

Namun, bersamaan dengan fenomena fandom, muncul pula fenomena haters atau kelompok orang yang sangat membenci artis atau idola lain atau suatu karya seni. Kelompok haters ini seringkali membanjiri media sosial dengan kritik dan bahkan kebencian yang ditujukan pada idol atau karya seni yang mereka anggap tidak pantas untuk dikagumi. Kelompok haters juga dapat melakukan tindakan merusak seperti menghina atau mengancam idol atau selebriti yang mereka benci. Haters atau orang yang sengaja merendahkan, mengkritik, dan memberikan komentar negatif terhadap seseorang atau suatu hal, menjadi fenomena yang semakin marak di era digital saat ini. Haters umumnya ditemukan di berbagai platform media sosial, seperti Instagram, Twitter, YouTube, dan lainya. Fenomena haters memang bukan hal yang baru, namun semakin meresahkan ketika haters mengeluarkan komentar negatif secara masif dan meresahkan banyak orang. Fenomena haters dapat membawa dampak yang negatif bagi korban. Beberapa dampak yang bisa terjadi diantaranya, menurunkan tingkat kepercayaan diri, stres, ganguan mental dan merasa tidak nyaman dengan aktivitas online. Bahkan, beberapa kasus haters yang sangat ekstrem dapat mengakibatkan depresi dan bunuh diri.

Selain itu, fenomena haters juga sering terjadi pada konten-konten yang dianggap kontroversial, seperti video musik, film atau acara televisi yang memiliki isu sensitif atau kontroversial. Contoh lain adalah fenomena haters pada brand atau produk tertentu. Beberapa brand dapat menjadi sasaran haters karena masalah politik atau isu sosial yang terkait dengan brand tersebut selain itu Penyebaran hate speech atau ujaran kebencian juga menjadi bagian dari fenomena haters. Hate speech dapat memicu konflik dan bahkan dapat menimbulkan tindakan kekerasan. Sehingga, menangani fenomena haters memerlukan kerja sama dan kesadaran bersama. Pemerintah perlu membuat regulasi dan aturan yang lebih tegas untuk menangani hal tersebut, sementara masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya berbicara dengan baik dan menjaga etika dalam berkomunikasi online. Selain itu, dukungan sosial juga sangat penting untuk membantu korban haters dan memberikan dorongan untuk melawan haters.

Kedua fenomena ini, fandom dan haters, memberikan dampak yang signifikan bagi industri hiburan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Pada satu sisi, fandom dapat memberikan dukungan dan semangat bagi idol atau karya seni tersebut, serta memperluas jangkauan mereka dengan membagikan informasi atau konten terkait kepada orang-orang di luar komunitas mereka. Namun, di sisi lain, kelompok penggemar yang fanatik dapat melakukan Tindakan legal, bullying atau mengancam keamanan idol atau selebriti yang mereka sukai, tak hanya itu mereka juga bahkan melakukan tindakan yang merugikan orang lain bahkan mereka sendiri. Tindakan seperti ini dapat merusak citra dari kelompok penggemar itu sendiri dan merugikan idol atau karya seni yang mereka dukung. Terlebih lagi, fenomena haters dapat memberikan dampak negatif bagi idol atau karya seni yang menjadi targetnya, seperti merusak citra dan menurunkan popularitas.

Dalam kesimpulannya, penting bagi kita untuk memahami bahwa kedua fenomena ini bukanlah sebuah hal yang mutlak baik atau buruk, melainkan sebuah realitas yang terjadi dalam industri hiburan yang terus berkembang seiring perkembangan teknologi dan akses mudah terhadap informasi. Kedua kelompok ini bisa memberikan dampak yang signifikan bagi idol atau karya seni yang mereka sukai atau benci. Namun, sebagai penonton, kita harus bisa menghargai setiap karya seni tanpa harus mengikuti kelompok penggemar atau haters. Kita harus tetap menghargai idol atau suatu karya seni sebagai manusia yang memiliki kekurangan dan kelebihan, serta tidak melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Bagi para penggemar, penting untuk tetap menghargai idol atau suatu karya seni sebagai manusia yang memiliki kekurangan dan kelebihan. Jangan sampai terlalu fanatik hingga melakukan tindakan bullying atau mengancam keamanan idol atau selebriti yang di sukai. Jangan pula melakukan tindakan merusak yang dapat merugikan pihak lain.

Sementara itu, bagi kelompok haters, penting untuk memberikan kritik yang konstruktif dan tidak melakukan tindakan merusak yang dapat merugikan pihak lain. Kritik yang konstruktif dapat membantu idol atau karya seni tersebut untuk terus berkembang dan meningkatkan kualitasnya. Namun, kritik yang hanya mengandung kebencian tanpa memberikan solusi atau saran yang baik justru dapat merusak citra dan menurunkan popularitas dari idol atau suatu karya seni . Dalam mengapresiasi karya seni, kita perlu memahami bahwa setiap orang memiliki selera yang berbeda-beda. Sehingga, tidak ada idol atau selebritis yang sempurna dan tidak ada karya seni yang mutlak baik atau buruk. Kita perlu menghargai kebebasan setiap orang untuk menyukai atau tidak menyukai sebuah karya seni. Maka dari itu, sebagai penonton, kita harus bisa menghargai setiap karya seni tanpa harus mengikuti kelompok penggemar atau haters. Mari kita mengapresiasi karya seni dengan cara yang positif dan tidak merusak serta merugikan pihak lain.

21 Agree 8 opinions
3 Disagree 3 opinions
21
3
profile picture

Written By yulend_l

This statement referred from