Konspirasi Dibalik Serangan 9/11 Menara Kembar Gedung WTC, Skenario Terencana

profile picture Edward_Wijaya
Politik - Luar Negeri

Peristiwa serangan teroris Al-Qaeda yang menghancurkan menara kembar WTC di New York, Amerika Serikat pada tanggan  11 September 2001 masih menyisahkan duka hingga saat ini. Puluhan ribu orang menjadi korban, bahkan sekitar 3.000 diantaranya dinyatakan meninggal. Kasus ini memicu terjadinya perang di Afghanistan yang berlangsung 20 tahun untuk memberantas para pelaku, yaitu kelompok teroris Al-Qaeda.

Dibalik sebuah peristiwa besar yang menarik perhatian, akan selalu bermunculan teori konspirasi. Begitupula dengan kasus yang dikenal dengan serangan 9/11. Kejadian aneh dan janggal memperkuat munculnya teori baru, yang membuat sebagian besar orang percaya ada tujuan lain dari hancurnya menara kembar WTC. Ditambah lagi keyakinan masyarakat, bahwa pemimpin besar, dan orang yang memiliki kuasa bisa membuat skenario menarik untuk menggerakan politik dan ekonomi Negara sesuai dengan keinginan mereka. 

Apa saja teori konspirasi yang bermunculan dan terdengar masuk akal terkait dengan kejadian 22 tahun lalu?

Posisi Hancurnya Menara Kembar Dinilai Tidak Masuk Akal

Dikutip dari history.co.uk, banyak orang yang tidak percaya bahwa menara yang begitu kokoh dan kuat bisa hancur seperti itu hanya dengan menabrakan pesawat. Apalagi, pesawat pertama yang menabrak menara bagian utara, di duga pada titik di lantai 94 hingga 98. Sementara, pesawat kedua yang menabrak menara bagian selatan, di duga tepat pada lantai 78 hingga 84.

Terlebih lagi, posisi hancurnya menara tidak seperti akibat tabrakan, tetapi sama dengan gedung-gedung kosong yang sengaja dihancurkan dengan bom, yaitu hancur pas tepat di "kaki" gedung sendiri, bukan ke arah kanan maupun kiri. Asap yang diakibatkan dari ledakan itu pun juga terlihat dari arah bawah gedung. Dugaan ini memperkuat bukti, bahwa WTC sengaja dihancurkan, namun dibuat skenario tampak seperti serangan teroris.

Runtuhnya Gedung Ketiga

Gedung WTC 7 tiba-tiba runtuh 7 jam setelah menara kembar hancur. Padahal saat itu sudah dipastikan tidak ada lagi teroris yang bergerak. Teori ini memperkuat kemungkinan adanya kesengajaan dalam runtuhnya WTC. Banyak yang berpikir bahwa tiap gedung telah dipasang alat peledak yang sudah ditanam, sehingga bisa diledakan kapan saja.

Pemerintah Amerika Serikat pun diduga telah bekerjasama dengan teroris untuk meruntuhkan menara kembar, pasalnya, ternyata gedung ketiga ini merupakan kantor operasional CIA, serta kantor pusat pasukan pengamanan Presiden dan wakil presiden. Gedung ini dikatakan sengaja diledakan, untuk mengubur bukti keterlibatan mereka dalam serangan 9/11 ini. 

Penangkapan Mohamed Oud Slahi Tanpa Bukti Jelas

Seorang bernama Mohamed Oud Slahi ditangkap dengan tuduhan sebagai dalang penyerangan menara kembar WTC. Beberapa hal janggal muncul setelah pria asal Mauritania secara resmi ditangkap dan dijebloskan ke penjara Guantanamo Bay.

Pertama, sekelas pemerintah Amerika Serikat menangkap terduga teroris tersebut tanpa surat perintah resmi. Kedua, tidak ada bukti kuat, bahwa Mohamed Oud Slahi memiliki keterkaitan dengan penyerangan menara kembar tersebut. Ketiga, muncul pernyataan dari Mohamed Oud Slahi, bahwa sejak ia ditangkap pada tahun 2001 hingga 14 tahun kemudian, dirinya terus-terusan diintrogasi dan disiksa oleh petugas tahanan, tanpa adanya dakwaan konkret atau bukti nyata yang menyatakan ia sebagai pelaku. Keempat, terdapat bukti surat dari terduga teroris dengan seorang bernama Nancy yang mengatakan, Mohamed Oud Slahi mengalami intimidasi dan penyiksaan secara ekstrem dari dalam lapas oleh petugas militer, supaya dirinya mau mengaku bahwa dirinya adalah pelaku perekrut teroris, dan memiliki peran dalam pembajakan pesawat.

Angkatan Udara Amerika Tidak Ada Pergerakan

Amerika dikenal memiliki angkatan udara yang saat itu paling kuat di dunia. Banyak orang heran, mengapa pasukan yang terkenal kuat itu tidak bisa mencegah salah satu pesawat pada hari itu. Jika tidak bisa mempertahankan pesawat yang dibajak, setidaknya pasti ada pesawat militer lain yang melakukan serangan ke teroris Al-Qaeda, tapi di lapangan tidak ditemukan satupun lembaga yang seharusnya melindungi masyarakat Amerika Serikat saat itu.

Muncul dugaan bahwa serangan ini sebagai upaya pemerintah mendapatkan keuntungan, yaitu bisa membesarkan invansi ke negara Irak dan Afghanistan. Tujuannya adalah hasil bumi berupa minyak. Dengan menjadikan Negara tersebut pelaku dan menanamkan rasa bersalah, tentu akan lebih mudah menguasai sumber minyak mereka.

Aktivitas Saham Pada Perusahaan Penerbangan Meningkat

Adanya aktivitas put option dengan jumlah yang tidak sedikit pada saham United Airlines dan American Airlines. Diketahui 2 perusahaan ini merupakan perusahaan yang pesawatnya dibajak oleh para teroris untuk melakukan serangan gedung WTC. Para pengamat konspirasipun menaruh curiga, seolah orang-orang penting dan memiliki kuasa di dalamnya telah mengetahui akan terjadi serangan pada tanggal 11 September 2001 kala itu. Mereka lalu melakukan put option untuk mengambil keuntungan dari peristiwa menyedihkan tersebut.

Nama Pelaku Teroris Diduga Palsu

Media ternama BBC sempat mengumumkan nama-nama teroris yang membajak dan menabrakan diri ke gedung WTC saat itu. Saat ditelusuri, beberapa orang dari nama-nama yang disebutkan itu (seharusnya sudah meninggal karena insiden) masih hidup dan menjalani kehidupan seperti biasa. Hal ini membuat pengamat berpikir, bisa jadi tidak ada pembajak kala itu. Tentu ini sesuai dengan teori sebelumnya, bahwa gedung WTC memang dihancurkan oleh bom, dan pesawat yang dibajak hanyalah untuk menutupi fakta bengis para politikus kala itu.

Reaksi George W. Bush Terlihat Tenang 

Reaksi presiden Amerika saat itu, George W. Bush juga menarik perhatian para pengamat konspirasi. Saat beliau menerima berita adanya serangan teroris yang meruntuhkan menara kembar Negara yang dipimpinnya, mimik wajahnya tampak tenang. Bukannya terkejut, saat itu Ia memilih tetap tenang dan melanjutkan kegiatannya kala itu, yaitu mendengarkan cerita anak-anak. Padahal sebagai manusia normal yang merupakan pemimpin Negara, Ia harusnya kaget dan segera mengambil langkah selanjutnya. Apalagi kegiatanya saat itu dianggap bukan hal yang penting untuk Amerika Serikat. Reaksi ini disebut seperti seolah Ia sudah mengetahui hal ini akan terjadi, dan sudah dilaksanakan. 

Donald Trump Tidak Percaya Menara Hancur Akibat Tabrakan

Pernyataan dari Donald Trump pada waktu itu (sebelum menjabat menjadi presiden) juga menuai kontroversi. Ia mengatakan secara jelas kepada media, jika menara tersebut roboh karena bom. Saat diwawancara, Ia meragukan bahwa pesawat sekelas apapun tidak akan mungkin bisa menembus gedung yang terbuat dari baja. Lebih lanjut, Donald Trump menyebutkan, pasti ada bom dibalik serangan ini. Entah itu memang benar bom dari para teroris, maupun bom yang memang sengaja ditanam di dalam gedung.

Aktivitas Mencurigakan Dari Larry Silverstein

Seminggu sebelum kejadian 9/11, seorang pengusaha ternama Amerika Larry Silverstein diketahui membeli sebuah gedung murah di kawasan menara kembar. Entah untuk apa tujuannya, karena kawasan itu tampak tidak seperti incaran para pengusaha. Uniknya, beberapa minggu sebelum Ia memutuskan membeli gedung murah itu, Larry membayar perusahaan keamanan untuk melakukan pemeliharan gedung WTC. Kegiatan ini memaksa gedung untuk memutus aliran listrik. Dari kegiatan Larry ini, para penganut konspirasi beranggapan, bisa jadi saat pemeliharaan tersebutlah bom di pasang di beberapa titik gedung untuk mengatur ledakan kelak.

Itulah beberapa teori konspirasi yang menggiring masyarakat untuk memiliki pemikiran yang berbeda dan lebih terbuka serta kritis dalam memahami suatu kasus. Tentunya sebagian besar teori terus dibantah oleh para ahli lainnya. Entah benar atau tidak, namun pada kenyataannya serangan 9/11 ditutup sebagai serangan bunuh diri teroris Al-Qaeda. 

Jika teori yang disampaikan memang benar sekalipun, sebagai masyarakat biasa tentu akan kalah kekuatan dengan pejabat yang memiliki kekuasaan. Pada dasarnya, dunia memang bisa dikendalikan sesuai dengan keinginan mereka.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By Edward_Wijaya

This statement referred from