Pengaruh Perilaku Fandom terhadap Keputusan Sang Idola
Istilah kata fandom tampaknya bukanlah hal yang asing lagi jika kita membicarakan tentang dunia K-pop. Istilah fandom sendiri berasal dari bahasa Inggris yang berarti kumpulan atau basis orang – orang yang menyukai hal yang sama, seperti buku, tim olahraga, selebriti, ataupun grup musik.
Anggota fandom dari sebuah grup K-pop sendiri banyak sekali jumlahnya, ada yang beranggotakan ribuan orang hingga jutaan. Tentunya setiap grup K-pop menginginkan banyak fans baik untuk memperkenalkan karya – karya lagu mereka ataupun sebagai ‘pijakan’ untuk menaikkan nama mereka di publik.
Salah satu cara yang paling ampuh untuk mendapatkan fans selain lewat lagu – lagu mereka, yaitu melalui fanservice. Fanservice ini biasanya dilakukan dalam bentuk fanmeeting (memegang tangan, bertingkah imut/aegyo, blowing kisses, dll), live dalam rangka merayakan anniversary grup atau sekedar berbincang dengan fans, atau hal apapun yang dapat memikat hati dan mendapatkan kesetiaan para fans.
Hal ini lama - kelamaan menyebabkan munculnya ‘hubungan semu’ antara fans dan idol dan secara tidak langsung munculah fans – fans fanatik yang merasa memiliki sang idola. Mereka merasa mempunyai hak untuk mengatur kehidupan idol, meski itu merupakan privasi idol tersebut, kasus yang sering dijumpai yaitu mengenai kekasih/pacar idol yang mereka sukai.
Para fans akan marah dan menyerang pacar sang idol begitu berita mengenai hubungan mereka terkuak ke publik. Mereka siap mencari kesalahan dan kejelekkan perempuan bersangkutan sebagai upaya untuk memisahkan keduanya. Dan sudah banyak hubungan idol yang kandas karena ulah fans mereka sendiri.
Yang lebih parahnya adalah saat berita kencan itu belum pasti kebenarannya, namun para fans sudah siap siaga menyerang perempuan/laki – laki bersangkutan. Seolah - olah mereka tidak tahan melihat nama perempuan berada di kalimat yang sama dengan nama idol favorit mereka.
Sehingga ada kejadian dimana seorang idol meminta fans untuk tidak menyerang perempuan/laki – laki yang terlibat dengan mereka dalam sebuah drama, koreografi, ataupun projek lagu kolaborasi.
Contoh lainnya adalah saat idol merilis lagu baru. Jika para fans mengatakan bahwa mereka lebih menyukai style lagu – lagu sebelumnya, idol akan mempertimbangkan untuk kembali ke gaya lamanya agar tidak mengecewakan dan ditinggalkan para fans. Namun, tentu saja ini menghalangi kebebasan dan pertumbuhan idol dalam mengeksplor potensinya sebagai seorang musisi
Rasanya fans merasa paling tahu apa yang terbaik bagi idol mereka. Miris sekali melihat idol merasa harus selalu berhati – hati dengan setiap pergerakan dan keputusan mereka agar tidak memancing amarah para fans. Para fans ingin idol mereka bahagia namun tanpa sadar justru mereka sendiri yang membuat idol merasa sulit bernafas dengan obsesi mereka.