Apa yang Sebenarnya Terjadi dalam Fandom?
Sebelum membahas fandom, mari kita bahas apa yang melatarbelakangi timbulnya fandom. Semua berawal dari kesukaan seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang. Namun seseorang yang disenangi ini lebih bersifat umum dalama arti seseorang dikenal luas bukan secara personal atau individu. Dari sini pasti terdapat sesuatu yang dibawa atau yang ditunjukkan yang menyebabkan beberapa orang menyukainya. Hal ini tidak serta merta langsung terjadi namun melalui beberapa hal.mulai dari penampilan, perilaku atau sikap, dan penyesuaian dengan masyarakat umum. Hal ini yang bisa digolongkan termasuk salah satu bentuk budaya. Dari budaya ada berbagai perilaku sosial yang menjadi bagian dari budaya itu sendiri.
Fandom sendiri adalah pembawaan budaya yang berasal dari berbagai kalangan dalam masyarakat luas. Oleh sebab itu. fandom bisa menyebabkan adanya perbahan sosial. Perubahan sosial yang dialaami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem –sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secaa sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola –pola kehidupan, budaya sisem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan , budaya, dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial juga menyagkut aspek- aspek sebagai berikut perubahan pola pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan perubahan budaya materi.
Fandom juga bisa dikatakan yaitu sekelompok massa dikaarenakan didalamnaya terdapat jumlah yang banyak. Menurut Dennis McQuail, kata masa berdasarkan sejarah mempunyai dua makna yakni positif dan negative. Makna negatifnnya adalh berkaitan dengan kerumunan (mob), atau orang banyak yang tidak teratur, bebal, tidak memiliki budaya, kecakapan, dan rasionlaitas. Makna positif, yaitu massa memiliki arti kekuatan dan soidaritas di kalangan kerja biasa sat mencapai tujuan kolektif. Selain itu, makna massa sama dengan suatu kumpulan oarng banyak yang tidak mengenal keberadaaan individualitas.
Berdasarkan pernyataan diatas adanya dampak yang ditimbulkan dari timbulnya fandom. Dalam arti fandom sendiri secara tidak langsung memberikan sesutu kepada masyarakat yang mereka sendiri terkadang tidak sadar akan hal yang dibawa oleh fandom itu sendiri. Dampak yang ditumbulkan juga beragam ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negative. Hal ini bisa disimpulkan bahwa sikap fandom itu sendiri yang akan menentukan dampak yang ditimbulkan. Namun juga memungkinkan bahwa seseorang yang disenangi (actor, idol, artis atau lainnya) itu juga bisa bertindak sebagai pengaruh bagi fans untuk melakukan sesuatu. Hal ini sangat mungkin karena segala tindak- tanduk seseorang yang disenangi pasti akan dilihat oleh para fans yang bisa menyebabkan mereka mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tersebut.
Hal ini bisa terjadi karena sebelum mereka meyukai artis tersebut, para artis tersebut sudah melalui proses penerimaan di masyarakat. Penerimaan ini pun juga tidak serta merta, ada beberapa hal yang dilalui diantaranya berupaya menyesuaikan dengan khalayaknya yang heterogen, dan berbagai sosio-ekonomi, kultural, dan lainnya. Selain itu, hal yang dibawa oleh para artis ini yaitu adanya hiburan yang didalamnya terdapat budaya yang berkaitan dengan masalah keseharian, yang tentu saja dapat dinikmatii oleh semua kalangan atau kalangan tertentu seperti pementasan mega bintang, kendaraan pribadi, fashion, model rumah, perawatan tubuh dan semacamnya. Diperkuat dengan adanya media yang memfasilitasi maka pembawaan mereka (budaya) akan memperoleh kekuatannya sebagai penyebaran pengaruh di masyarakat.
Fandom lebih termasuk dalam budaya popular yang lebih mempertontonkan sisi hiburan, yang kemudian mengesankan hal yang bersifat konsumtif. Menurut Richard Dysers, hiburan merupakan respon emosi jiwa dan perkembangan implikasi emosi diri, merupakan suatu tanda keinginan manusia yang meronta- ronta ingin ditanggapi dengan memenuhinya. Prinsip – prinsip yang menonjol dalam hiburan adalah kesenangan yang tertanam dan menjelma dlaam kehidupan manusia, sehingga pada saat lain akan menjelma membentuk budaya manusia. Dan akhirnya kesenangan itu menjadi larut dalam kebutuhan manusia yang lebih besar, bahkan kadang menjadi eksistensi kehidupan manusia. Kesenangan juga membuat manusia manja dan terbiasa dengan kehidupn yang aduhai dan serba mengagumkan. Konteks sosial semcam ini lebih cenderung membawa manusia dalam dunia yang serba tipuan yang bermaksud kefanaan yang didapatkan menjadi sesuatu yang lebih konkret dari apa yang diperjuangkan oleh manusia itu sendiri.
Dari hal ini dapat disimpulkan apa yang kita pilih, lihat, atau inginkan memiliki kensekuensi didalamnya dan dirikitalah yang mempunyai kuasa penuh untuk mengontrol segalanya. Pelajari segala hal agar sesuatu yang kita pilih bisa tahu kosekuensi yang akan didapatkan.