Fanatisme fandom K-Pop, Apakah membuat kawula muda tidak cinta bangsa?
Fanatisme merupakan rasa senang yang berlebihan pada suatu objek, dimana sikap ini bisa ditunjukkan melalui antusiasme terhadap objek, emosi dan minat yang berlebihan, sehingga menganggap hal yang mereka yakini atau mereka lakukan merupakan hal yang paling benar.
Pada era Globalisasi seperti saat ini, banyak remaja khususnya remaja wanita. Mulai mengenal dunia per- Kpop an, hal ini membuat budaya Korea mudah diterima dan menyebar ke lingkungan masyarakat. Hal ini juga mempengaruhi gaya hidup anak jaman sekarang, meliputi aspek pergaulan, fashion, makanan, musik, dan lain sebagainya.
Pengaruh K-pop dianggap membawa pengaruh buruk pada generasi penerus bangsa Indonesia. Contoh kecilnya salah satu teman saya yang terlalu fanatik terhadap dunia K-pop. "Saya sebenarnya tida suka tinggal di negeri ini, saya juga tidak suka budaya disini karena budayanya norak!!!" ujarnya bangga. Saya sangat sakit hati sekaligus kaget mendengar perkataannya tersebut. Mengapa budaya Indonesia dianggap budaya yang norak, padahal tidak sedikit warga negara asing yang bangga bahkan ingin mempelajari budaya indonesia.
Keadaan ini cukup memprihatinkan bagi kelangsungan pelestarian budaya asli Indonesia. Banyak kawula muda yang lebih bangga memamerkan tarian atau dance mereka didepan publik, dari pada memamerkan tarian daerah atau tari tradisional yang merupakan identitas asli Indonesia.Sayangnya, hanya sedikit ditemui para kawula muda yang bangga dan melestarikan budaya Indonesia.
Tak sedikit pula ditemui para kawula muda yang memiliki hasrat atau keinginan untuk memiliki idola mereka atau "halu" dan mereka membayangkan menjadi seorang pacar bahkan istri dari idola tersebut. Mereka berfikir bahwa idola mereka adalah segalanya bagi mereka, bahkan tak sedikit seorang remaja rela membeli tiket konser dan album demi memenuhi hasrat mereka.
Hal ini juga mempengaruhi standart dalam memilih pendamping hidup. Contohnya "halah aku ngga suka anak berkulit sawo matang, seperti anak yang belum mandi, huekk" hal ini tentunya membuat sebagian orang tersinggung karena kodrat warna kulitnya. Padahal kulit sawo matang merupakan ciri khas orang Indonesia, hal ini juga membuat para pemuda pemudi rela merubah warna kulitnya dengan menggunakan berbagai produk secara berlebihan, demi memenuhi standart yang telah tertanam di era anak muda sekarang.
Jadilah fans yang sewajarnya saja, karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Fans boleh fanatik jangan! Jangan melupakan budaya bangsa, karena kita lahir di tanah air tercinta. Sudah menjadi tugas kita untuk melestarikan budaya bangsa, agar tidak luntur nantinya.