Gejala Awal Penyakit Ginjal yang Sering Diabaikan

profile picture Jacline
Kesehatan - Penyakit

Definis ginjal adalah organ ekskresi yang berfungsi menyaring darah dari sisa-sisa metabolisme, menjaga keseimbangan pH darah, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah. Selain itu, ginjal juga berperan dalam mengatur tekanan darah melalui produksi enzim renin dan memproduksi hormon eritropoietin yang merangsang pembentukan sel darah merah (Subroto, 2011)

Struktur ginjal terdiri dari korteks, yang mengandung nefron sebagai unit penyaring utama, serta medula yang berisi piramida ginjal untuk mengalirkan urin ke pelvis ginjal sebelum diteruskan ke ureter menuju kandung kemih. Glomerulus dalam nefron menyaring zat sisa dari darah, sementara tubulus ginjal menyerap kembali air dan nutrisi yang masih dibutuhkan tubuh. Selain menghasilkan urin, ginjal juga berperan dalam mengatur tekanan darah dan keseimbangan pH tubuh, sehingga menjaga kesehatan ginjal sangat penting untuk mendukung fungsi metabolisme tubuh secara optimal.

Penyakit ginjal sering berkembang secara perlahan dan tanpa gejala yang jelas pada tahap awal. Banyak orang tidak menyadari adanya gangguan ginjal sampai sudah mencapai stadium lanjut. Oleh karena itu, mengenali gejala awal sangat penting agar dapat melakukan pencegahan dan pengobatan lebih dini.

  1. Perubahan Pola Buang Air Kecil

Berikut beberapa perubahan yang perlu diwaspadai:

  • Frekuensi Buang Air Kecil Berubah

Lebih sering atau lebih jarang dari biasanya, terutama di malam hari (nokturia).

  • Warna Urine Tidak Normal

Urine bisa menjadi lebih gelap, berbusa, berbuih, atau bahkan berwarna kemerahan jika ada darah di dalamnya (hematuria).

  • Volume Urine Menurun atau Meningkat

Produksi urine bisa menurun meskipun asupan cairan tetap normal, sebaliknya, bisa juga meningkat tanpa sebab yang jelas.

  • Urine Berbau Aneh atau Menyengat

Bau yang tidak biasa atau lebih tajam bisa menjadi tanda adanya masalah ginjal.

  • Nyeri atau Sensasi Tidak Nyaman Saat Buang Air Kecil

Bisa terasa nyeri, terbakar, atau tekanan saat berkemih, yang juga bisa menandakan infeksi saluran kemih (ISK) yang berkaitan dengan masalah ginjal.

Jika mengalami gejala-gejala ini, terutama disertai dengan pembengkakan (edema), kelelahan, tekanan darah tinggi, atau nyeri di area pinggang, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut seperti tes urine, tes darah, atau USG ginjal.

  1. Kaki, Tangan, atau Wajah Membengkak (Edema)

Pembengkakan (edema) merupakan salah satu tanda awal penyakit ginjal. Hal ini terjadi karena ginjal yang tidak berfungsi dengan baik tidak mampu membuang kelebihan cairan dan garam dari tubuh, sehingga cairan menumpuk di jaringan.

Dalam penelitian Ezra Senna P  yang berjudul "Hubungan Gagal Ginjal Kronik dengan Edema Paru Ditinjau dari Karakteristik Pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Periode 2014–2015", ditemukan bahwa 82,6% pasien gagal ginjal kronik mengalami edema paru. ​

Ciri-ciri Edema Akibat Gangguan Ginjal:

  • Terjadi di Kaki, Pergelangan Kaki, dan Tangan

Biasanya dimulai dari area tubuh yang lebih rendah karena gravitasi, seperti pergelangan kaki dan kaki. Tangan juga bisa mengalami pembengkakan, membuat cincin atau gelang terasa lebih ketat.

  • Wajah Terlihat Bengkak, Terutama di Pagi Hari

Biasanya terjadi di sekitar mata (mata bengkak), dan atau disertai dengan lingkaran hitam di bawah mata.

  • Bengkak Lunak dan Meninggalkan Bekas Saat Ditekan (Pitting Edema)

Saat ditekan dengan jari, area yang bengkak bisa meninggalkan cekungan yang lambat kembali ke bentuk semula.

  • Berat Badan Naik Secara Tiba-tiba

Kenaikan berat badan tanpa sebab yang jelas bisa terjadi akibat penumpukan cairan dalam tubuh.

Jika mengalami pembengkakan yang tidak wajar dan tidak kunjung membaik, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut seperti tes fungsi ginjal, tes urine, atau pemeriksaan elektrolit darah.

  1. Mudah Lelah dan Lemas

Mudah lelah dan merasa lemas merupakan salah satu tanda awal gangguan ginjal. Hal ini terjadi karena ginjal yang tidak berfungsi dengan baik tidak dapat membuang racun dan limbah dari darah, sehingga menyebabkan berbagai masalah pada tubuh.

Penyebab mudah lelah dan lemas pada penyakit ginjal:

  • Penumpukan Racun dalam Darah (Uremia)

Cleveland Clinic, sebuah institusi medis terkemuka, menjelaskan bahwa uremia adalah kondisi berbahaya yang terjadi ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik untuk menyaring produk limbah dari darah. 

Ginjal yang rusak tidak bisa menyaring limbah secara efektif. Akibatnya, racun menumpuk dalam darah dan menyebabkan kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan tubuh terasa berat.

  • Anemia (Kekurangan Sel Darah Merah)

Ginjal menghasilkan eritropoietin (EPO), hormon yang merangsang produksi sel darah merah. Jika ginjal terganggu, produksi EPO menurun sehingga tubuh mengalami anemia, menyebabkan kelelahan, pusing, dan kulit pucat.

  • Ketidakseimbangan Elektrolit

Skorecki et al. (2016), menjelaskan bahwa kehilangan fungsi ginjal mengakibatkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga berdampak pada retensi kalium, fosfor, dan magnesium dalam darah.

  • Kurang Tidur akibat Gangguan Ginjal

Banyak penderita penyakit ginjal mengalami gangguan tidur seperti insomnia atau sleep apnea, yang menyebabkan tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup dan merasa lelah sepanjang hari.

  • Asidosis Metabolik

​Asidosis metabolik adalah kondisi yang sering terjadi pada pasien dengan gagal ginjal kronik (GGK) akibat ketidakmampuan ginjal untuk membuang asam dan menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Ginjal berfungsi menjaga keseimbangan pH tubuh. Jika ginjal gagal, asam menumpuk dalam darah (asidosis metabolik), menyebabkan kelelahan, sesak napas, dan lemas.

  1. Nyeri atau Pegal di Area Pinggang atau Punggung Bawah

Dr. Nur Rasyid, Sp.U, dokter spesialis urologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, mengungkapkan bahwa salah satu cara mengenali nyeri pinggang karena ginjal adalah rasa nyeri yang tidak hilang meski mengubah posisi. Sakit pinggang biasa umumnya akan membaik dan berkurang ketika kita duduk atau berbaring.

Nyeri atau pegal di area pinggang dan punggung bawah bisa menjadi tanda awal gangguan ginjal. Rasa sakit ini sering kali diabaikan karena dianggap sebagai nyeri otot biasa atau masalah tulang belakang.

Ciri-ciri Nyeri yang Berhubungan dengan Penyakit Ginjal:

  • Lokasi nyeri biasanya terasa di salah satu sisi punggung bawah, tepat di bawah tulang rusuk, tempat ginjal berada. Bisa juga menyebar ke perut atau selangkangan.

  • Sifat nyeri berupa rasa pegal, nyeri tumpul, atau nyeri tajam yang menusuk, konstan atau muncul saat tertentu, seperti saat bergerak atau buang air kecil.

  1. Tekanan Darah Tinggi yang Sulit Dikendalikan

Mount Elizabeth Hospitals, menyatakan bahwa tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan adalah salah satu gejala gagal ginjal kronis.Ginjal berperan penting dalam mengatur tekanan darah dengan mengontrol kadar natrium dan cairan dalam tubuh. Jika ginjal terganggu, tekanan darah bisa meningkat secara signifikan.

Hal ini terjadi karena:

  • Ginjal Tidak Bisa Mengeluarkan Natrium Berlebih

    Ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik, natrium menumpuk dalam tubuh, menarik lebih banyak cairan ke dalam darah, sehingga meningkatkan tekanan darah.

  • Gangguan Hormon yang Mengatur Tekanan Darah

    Ginjal menghasilkan renin, hormon yang membantu mengatur tekanan darah. Jika ginjal rusak, produksi renin bisa terganggu, menyebabkan tekanan darah naik secara tidak normal.

  • Penyempitan Pembuluh Darah di Ginjal (Stenosis Arteri Renalis)

    Jika aliran darah ke ginjal terganggu, ginjal akan merespons dengan meningkatkan tekanan darah secara berlebihan.

  1. Mual, Muntah, dan Nafsu Makan Menurun

Mual, muntah, dan hilangnya nafsu makan bisa menjadi gejala awal penyakit ginjal, terutama ketika ginjal tidak mampu menyaring limbah dari darah dengan baik. Akumulasi racun dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan rasa tidak nyaman.

Hal ini terjadi disebapkan oleh:

  • Penumpukan Racun dalam Darah (Uremia)

    Ginjal yang rusak tidak bisa membuang limbah dan racun dari darah. Akibatnya, racun menumpuk dalam tubuh (uremia) dan menyebabkan gejala seperti mual, muntah, bau napas tidak sedap, dan nafsu makan menurun.

     

  • Gangguan Keseimbangan Elektrolit

    Penyakit ginjal dapat menyebabkan ketidakseimbangan kalium, natrium, dan fosfor, yang berkontribusi pada mual, muntah, dan kelemahan otot.

     

  • Asidosis Metabolik

    Ginjal yang sehat membantu menjaga keseimbangan asam-basa dalam tubuh. Jika ginjal rusak, asam bisa menumpuk dalam darah (asidosis metabolik), menyebabkan mual, muntah, dan lemas.

     

  • Kelebihan Cairan dalam Tubuh

    Jika ginjal gagal mengeluarkan kelebihan cairan, bisa terjadi pembengkakan di perut, yang membuat perut terasa penuh, tidak nyaman, dan menyebabkan hilangnya nafsu makan.

 

  1. Kulit Gatal dan Kering (Pruritus Uremik)

Kulit yang terasa gatal dan kering tanpa penyebab yang jelas bisa menjadi gejala awal penyakit ginjal, terutama jika disertai dengan tanda-tanda lain seperti perubahan pola buang air kecil dan pembengkakan. 

American Academy of Dermatology Association (AAD) menjelaskan bahwa seiring perkembangan penyakit ginjal, gejala seperti kulit sangat kering dan gatal dapat muncul. Kulit yang sangat kering sering terjadi pada penderita penyakit ginjal stadium akhir.Kondisi ini disebut pruritus uremik, yaitu gatal akibat penumpukan racun dalam darah akibat fungsi ginjal yang menurun.

Hal ini terjadi karena:

  • Penumpukan Racun dalam Darah (Uremia)

    Ginjal yang rusak tidak mampu menyaring limbah dengan baik, sehingga racun dan zat sisa metabolisme menumpuk dalam tubuh, menyebabkan kulit terasa gatal.

  • Ketidakseimbangan Mineral dan Elektrolit

    Kadar fosfor dalam darah meningkat akibat ginjal tidak bisa membuangnya dengan baik. Kelebihan fosfor dalam darah menyebabkan iritasi kulit dan rasa gatal yang parah, terutama di malam hari.

  • Kulit Kering Akibat Kurangnya Cairan dalam Tubuh

    Penyakit ginjal dapat menyebabkan dehidrasi dan kurangnya kelembapan pada kulit, sehingga kulit menjadi kering, bersisik, dan terasa kasar.

  • Gangguan Fungsi Kelenjar Paratiroid

    Penyakit ginjal bisa menyebabkan hiperparatiroidisme sekunder, yang menyebabkan ketidakseimbangan kalsium dan fosfor dalam tubuh, memperburuk rasa gatal.

  1. Sesak Napas (Dyspnea)

Sesak napas atau dyspnea bisa menjadi gejala awal penyakit ginjal, terutama jika ginjal mulai gagal mengeluarkan cairan dan limbah dari tubuh dengan baik. Kondisi ini bisa terjadi secara bertahap atau tiba-tiba, tergantung pada tingkat kerusakan ginjal.

Inilah alasan terjadinya sesak napas pada penderita gagal ginjal:

  • Penumpukan Cairan dalam Paru-Paru (Edema Paru)

    Ginjal yang rusak tidak bisa membuang kelebihan cairan dengan baik. Cairan ini bisa menumpuk di paru-paru, menyebabkan sesak napas, terutama saat berbaring. Bisa disertai dengan batuk atau rasa berat di dada.

  • Anemia (Kekurangan Sel Darah Merah)

    Ginjal menghasilkan eritropoietin (EPO), hormon yang membantu produksi sel darah merah. Jika ginjal terganggu, produksi sel darah merah menurun, menyebabkan anemia. Anemia menyebabkan kurangnya oksigen dalam tubuh, sehingga penderita merasa lelah dan sesak napas bahkan saat istirahat.

  • Ketidakseimbangan Asam-Basa (Asidosis Metabolik)

    Ginjal membantu menjaga keseimbangan pH darah. Jika ginjal gagal, asam menumpuk dalam darah (asidosis), yang dapat menyebabkan napas cepat dan dangkal, serta perasaan sesak.

  1. Rasa Logam di Mulut dan Bau Napas Tidak Sedap

Rasa logam di mulut (dysgeusia) dan bau napas tidak sedap (halitosis) bisa menjadi tanda awal gagal ginjal. Hal ini terjadi karena ginjal yang rusak tidak mampu membuang limbah dan racun dengan baik, menyebabkan penumpukan zat berbahaya dalam darah (uremia).

Hal ini terjadi karena:

  • Penumpukan Racun dalam Darah (Uremia)

    Jika ginjal tidak bekerja dengan baik, racun seperti urea menumpuk dalam darah dan masuk ke air liur, menyebabkan rasa logam atau pahit di mulut. Kondisi ini disebut uremia, yang juga bisa menyebabkan kehilangan nafsu makan dan mual.

    Dr. Paula Oliveira, dari Universitas London, menyatakan bahwa bau mulut bisa menjadi tanda peringatan masalah ginjal, yang disebabkan oleh penumpukan urea berlebihan dalam tubuh.

  • Bau Napas Seperti Amonia (Uremic Breath)

    Ketika urea menumpuk dalam darah, tubuh akan mencoba membuangnya melalui paru-paru, menyebabkan bau napas yang mirip amonia atau urine.

  • Perubahan Selera Makan dan Penurunan Berat Badan

    Penderita sering mengalami hilang nafsu makan karena rasa makanan yang berubah menjadi pahit atau hambar, dan ini bisa menyebabkan berat badan turun drastis tanpa alasan yang jelas.

  • Infeksi Mulut atau Gusi

    Penyakit ginjal juga bisa menyebabkan mulut kering, meningkatkan risiko infeksi gusi dan sariawan, yang memperburuk bau napas.

  1.  Sering Kram Otot atau Kesemutan

Sering mengalami kram otot, kesemutan, atau rasa nyeri di tangan dan kaki bisa menjadi tanda awal gagal ginjal. Gangguan pada ginjal dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan sirkulasi darah, yang berpengaruh langsung pada sistem saraf dan otot.

Inilah alasan kram otot dan kesemutan bisa menjadi gejala awal gagal ginjal:

  • Ketidakseimbangan Elektrolit (Kalsium, Kalium, dan Magnesium)

    Ginjal berfungsi mengatur kadar elektrolit dalam darah. Jika ginjal bermasalah, terjadi ketidakseimbangan mineral seperti:

  • Kadar kalium yang rendah (hipokalemia), menyebabkan kram otot dan kelemahan.

  • Kadar kalsium yang rendah (hipokalsemia), menyebabkan kesemutan dan kram yang menyakitkan.

  • Kadar fosfor yang tinggi juga bisa menyebabkan nyeri otot dan kram.

     

  • Gangguan Aliran Darah ke Otot

    Penyakit ginjal bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit, mengurangi aliran oksigen dan nutrisi ke otot, sehingga menyebabkan kram dan nyeri otot tiba-tiba.

  • Penumpukan Racun dalam Darah (Uremia)

Jika ginjal gagal menyaring limbah dengan baik, racun menumpuk dalam darah, yang dapat mengganggu fungsi saraf dan otot, menyebabkan kesemutan atau sensasi seperti terbakar di tangan dan kaki.

  • Kerusakan Saraf (Neuropati Uremik)

Pada gagal ginjal kronis, penumpukan racun dalam darah dapat merusak saraf perifer, menyebabkan kesemutan, mati rasa, atau sensasi terbakar di kaki dan tangan.

Kapan Harus Ke Dokter?

Jika mengalami satu atau lebih gejala awal penyakit ginjal, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter, terutama jika gejala berlangsung lama atau semakin memburuk. Terlebih bila muncul sesak napas parah, pembengkakan ekstrem, tekanan darah yang sangat tinggi (>180/110 mmHg), atau nyeri hebat di pinggang, harap segera cari bantuan medis darurat.

Dokter akan melakukan serangkaian tes untuk mengetahui kondisi ginjal, seperti:

  • Tes darah untuk mengecek fungsi ginjal melalui kadar kreatinin, urea, dan elektrolit.

  • Tes urine untuk mendeteksi protein, darah, atau zat lain yang tidak normal dalam urine.

  • USG atau CT scan ginjal untuk melihat bentuk dan kondisi fisik ginjal.

  • Tes tekanan darah untuk mengetahui apakah hipertensi memengaruhi ginjal.

Pemeriksaan dini sebaiknya dilakukan karena penyakit ginjal sering berkembang secara diam-diam tanpa gejala yang jelas. Jika tidak ditangani, bisa berkembang menjadi gagal ginjal stadium lanjut, yang memerlukan cuci darah (dialisis) atau transplantasi ginjal.
Dengan diagnosis dan pengobatan dini, kerusakan ginjal bisa diperlambat atau dicegah.

Bagaimana Cara Mendeteksi Penyakit Gagal Ginjal?

Gejala penyakit ginjal kadang tidak terlalu nampak, ini yang menyebabkan pada beberapa kasus, penderita langsung mengalami gagal ginjal kronis. Selain dari gejala yang tertulis, berikut beberapa cara untuk mendeteksi penyakit gagal ginjal, sebelum bertambah parah:

  • Pemeriksaan Laboratorium untuk Mendeteksi Penyakit Ginjal

Tes laboratorium dapat membantu mendeteksi gangguan ginjal bahkan sebelum gejala muncul, seperti:

  • Tes Urine (Urinalisis) 

    Tujuannya untuk menilai apakah ada protein, darah, atau infeksi dalam urine. Proteinuria (protein dalam urine), menjadi tanda awal kerusakan ginjal. Hematuria (darah dalam urine) bisa disebabkan oleh infeksi ginjal, batu ginjal, atau penyakit ginjal lainnya, dan urine berbusa adalah tanda kelebihan protein dalam urine akibat kebocoran ginjal.

    Tes urine harus dilakukan setidaknya sekali setahun jika berisiko tinggi (misalnya memiliki diabetes atau hipertensi). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), menyatakan bahwa tes urine digunakan untuk memeriksa keberadaan albumin, protein yang dapat masuk ke dalam urine saat ginjal mengalami kerusakan.

  • Tes Darah (Fungsi Ginjal) 

    Tujuannya mengukur kadar limbah dalam darah yang harusnya disaring oleh ginjal. Kreatinin serum memiliki nilai normal: 0,6 – 1,2 mg/dL pada pria dan 0,5 – 1,1 mg/dL pada wanita. Jika nilainya tinggi, bisa menjadi tanda ginjal tidak berfungsi optimal.

  • Glomerular Filtration Rate (GFR)

    Nilai Normal GFR adalah diatas 90 mL/min/1,73m². Jika GFR < 60 selama lebih dari 3 bulan, bisa menjadi tanda penyakit ginjal kronis. Jika GFR < 15, sudah masuk tahap gagal ginjal dan membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal.

  • Ureum (BUN - Blood Urea Nitrogen)

    Nilai normal ureum adalah 7 – 20 mg/dL. Jika tinggi, berarti ginjal tidak dapat membuang limbah dengan baik.

    Karya Tulis Ilmiah oleh Sri Wahyuni ini menunjukkan bahwa pada 20 pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, terdapat penurunan kadar kreatinin dan ureum setelah hemodialisis. Ini menekankan pentingnya pemantauan kadar ureum sebagai indikator fungsi ginjal dan efektivitas terapi hemodialisis. ​

  • Pemeriksaan Pencitraan (USG atau CT Scan Ginjal)

Tujuannya untuk melihat kondisi fisik ginjal, ukuran, bentuk, dan mendeteksi kelainan struktural. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan jika ada keluhan nyeri ginjal atau kecurigaan terhadap batu ginjal. Pemeriksaan kesehatan yang bisa dilakukan adalah

  • USG ginjal untuk melihat batu ginjal, pembengkakan, kista, atau tumor ginjal. Cara ini non-invasif, cepat, dan tanpa radiasi.

  • CT Scan ginjal, digunakan untuk melihat detail struktur ginjal lebih jelas, terutama jika dicurigai ada batu ginjal atau tumor. Proses ini kadang menggunakan kontras (zat pewarna), tetapi harus hati-hati jika fungsi ginjal sudah menurun.

     

  • Pemeriksaan Tambahan jika Diperlukan

Berikut beberapa pemeriksaan tambahan untuk mendeteksi penyakit gagal ginjal:

  • Tes elektrolit (Kalium, Natrium, Fosfor, Kalsium, Magnesium)

    Ginjal yang rusak menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Tingginya kalium (hiperkalemia) bisa menyebabkan gangguan jantung.

  • Tes Albumin/Kreatinin Ratio (ACR)

    Untuk mendeteksi kebocoran protein di urine, yang merupakan tanda awal kerusakan ginjal.

  • Biopsi Ginjal (jika diperlukan)

    Mengambil sampel kecil jaringan ginjal untuk diperiksa di laboratorium. Dilakukan jika dokter mencurigai adanya penyakit ginjal autoimun atau peradangan ginjal yang serius.

  • Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan Ginjal?

Pemeriksaan rutin setiap tahun jika memiliki faktor risiko berikut:

  • Diabetes (nefropati diabetik adalah penyebab utama gagal ginjal).

  • Hipertensi (tekanan darah tinggi bisa merusak ginjal perlahan).

  • Riwayat keluarga dengan penyakit ginjal.

  • Obesitas (meningkatkan risiko penyakit ginjal).

  • Usia > 50 tahun (fungsi ginjal mulai menurun secara alami).

  • Pernah mengalami infeksi ginjal atau batu ginjal.

Bagaimana Tahapan Dalam Gagal Ginjal?

Gagal ginjal berkembang dalam beberapa tahapan, yang disebut stadium penyakit ginjal kronis (Chronic Kidney Disease - CKD). Tahapan ini ditentukan berdasarkan tingkat filtrasi glomerulus (Glomerular Filtration Rate/GFR), yang mengukur seberapa baik ginjal menyaring limbah dari darah. Semakin rendah nilai GFR, semakin parah kondisi gagal ginjal.

Tahapan penyakit ginjal dibagi menjadi lima stadium, berdasarkan hasil GFR (Glomerular Filtration Rate):

  • STADIUM 1: Kerusakan Ginjal Tanpa Penurunan Fungsi yang Signifikan

Nilai GFR: ≥90 mL/min artinya ginjal masih berfungsi dengan baik, tetapi mulai menunjukkan tanda-tanda awal kerusakan (misalnya, proteinuria atau darah dalam urine). Biasanya tidak ada gejala, hanya terdeteksi lewat pemeriksaan laboratorium. Deteksi dini bisa dilakukan dengan cara pemeriksaan urine untuk melihat adanya protein atau darah dan kontrol tekanan darah beserta gula darah jika memiliki risiko tinggi.

 

  • STADIUM 2: Penurunan Fungsi Ginjal Ringan

Nilai GFR: 60-89 mL/min, nilai ini menunjukan fungsi ginjal masih cukup baik, tetapi mulai mengalami sedikit penurunan. Umumnya gejala yang ditimbulkan tidak terasa, tetapi mungkin terjadi sedikit perubahan pada pola buang air kecil.

Di kondisi ini, sebaiknya penderita tetap mengontrol tekanan darah dan gula darah jika memiliki diabetes atau hipertensi. Hindari pula obat yang merusak ginjal seperti NSAID (ibuprofen, aspirin).

 

  • STADIUM 3A & 3B: Penurunan Fungsi Ginjal Sedang

Nilai GFR: 30-59 mL/min, dengan rincian  stadium 3A (GFR 45-59) dimana kerusakan ginjal mulai lebih terlihat, dan stadium 3B (GFR 30-44) dimana fungsi ginjal semakin memburuk.

Gejala yang biasanya timbul adalah kelelahan dan lemas karena penumpukan racun dalam tubuh, pembengkakan ringan (edema) di kaki dan tangan, kulit gatal, tekanan darah meningkat, nyeri pinggang.

Jika sudah ada dikondisi ini, sebaiknya mulai diet rendah natrium, fosfor, dan protein untuk mengurangi beban ginjal. Kemudian minum air yang cukup, tetapi tidak berlebihan (sesuai anjuran dokter), dan jangan lupa rutin cek fungsi ginjal untuk mencegah perkembangan ke stadium lanjut.

 

  • STADIUM 4: Penurunan Fungsi Ginjal Berat

Nilai GFR: 15-29 mL/min, ginjal hampir gagal berfungsi dan membutuhkan perhatian serius. Gejala yang terjadi adalah:

  • Mual, muntah, kehilangan nafsu makan.

  • Sesak napas karena penumpukan cairan di paru-paru.

  • Pembengkakan yang semakin parah di kaki, tangan, dan wajah.

  • Tekanan darah sangat tinggi, gangguan tidur, kesulitan berkonsentrasi.

Jika sudah berada di stadium 4, maka sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter ginjal (nefrologis) untuk persiapan dialisis atau transplantasi ginjal, diet lebih ketat untuk membatasi natrium, kalium, dan protein, dan tetap lakukan pemantauan fungsi ginjal lebih sering (setiap bulan).

  • STADIUM 5: Gagal Ginjal Terminal (End-Stage Renal Disease - ESRD)

Nilai GFR: <15 mL/min, artinya ginjal hampir atau sudah tidak bisa berfungsi, dan membutuhkan terapi pengganti ginjal. Gejala yang muncul biasanya:

  • Mual dan muntah ekstrem, penurunan berat badan drastis.

  • Kesulitan bernapas parah, pembengkakan di seluruh tubuh.

  • Bau mulut seperti amonia, kulit pucat dan kering.

  • Gangguan mental (kebingungan, sulit fokus).

Pada tahap ini sebaiknya penderita melakukan dialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal diperlukan sereta diet sangat ketat dan pembatasan cairan. Penderita juga perlu mendapat pengawasan ketat oleh dokter spesialis ginjal.

 

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By Jacline

This statement referred from