THOMAS AQUINAS: FILSUF YANG PERCAYA BAHWA EKSISTENSI TUHAN ITU NYATA DAN DIA (ALLAH) ITU SIFATNYA WUJUD

profile picture enakshiro
Humaniora - Other

Membahas tentang kemisteriusan hidup ini memang tidak ada habisnya, terutama pada konteks keilahian. Permasalahan mengenai keberadaan Tuhan itu seperti air mengalir ke hulu. Akan selalu ada teori-teori yang mengalir tentang itu bahkan sampai matahari terbit dari barat. Problematika ini menjadi pembahasan yang sifatnya meluas dalam sejarah manusia. Perdebatan soal agama pun jelas tidak menguntungkan agama manapun. Lagipula, manusia mana yang tidak marah ketika seseorang mengolok-olok agama yang mereka yakini. Dalam pandangan seorang teisme, mereka jelas-jelas mengakui eksistensi Tuhan karena dengan adanya mereka disini itu jelas bukan tanpa maksud dan tujuan. Tidak dengan tiba-tiba mereka hadir di dunia tanpa tujuan dan rela terjebak di dalam peradaban duniawi yang fana. Sebenarnya berhadapan dengan teori-teori tentang ketuhanan dan agama ini, khususnya bagi mereka yang beragama itu jadi mempertanyakan keimanan mereka tentang apa yang selama ini menggerakkan mereka untuk bisa mempercayai bahwa Tuhan itu ada. Lantas, bagaimana mereka yang beriman ini bisa percaya bahwa yang menggerakkan mereka adalah Tuhan yang tentunya mereka sembah setiap hari? Jawabannya adalah cinta. Karena dengan cinta inilah kita bisa mengetahui bahwa Tuhan atau Allah inilah sebab hadirnya kita di dunia ini dengan berbagai materi duniawi yang Ia berikan kepada kita dengan cuma-cuma namun harus ada usaha dibaliknya. Bahkan cinta ini merupakan satu-satunya cara yang diyakini setiap umat manusia untuk mengetahui, mengenal, dan mencintai Tuhannya. Ya Rahman, Ya Rahim. Dialah yang Maha Mengasih dan Maha Penyayang. Dialah yang membawa kita untuk bisa menelusuri sedalam apa cinta yang Ia berikan kepada kita dengan cara bersyukur dan taat kepadanya sebagaimana hamba.

Lantas, bagaimana pengakuan Tuhan/Allah? Singkatnya begini, agama tanpa adanya sesuatu yang dipercayai (kita sebut Tuhan), maka ia tidak dapat dikatakan agama. Dalam dunia filsafat, kita mengenal yang namanya pembahasan “Metafisika”. Metafisika ini merupakan ilmu yang pertama kali dibahas dalam ranah filsafat yang membahas asal-usul atau apa-apa saja yang membuat alam semesta ini tercipta dan terlukis dengan indah. Allah sebagai Tuhan ini baru dikenal secara personal oleh tiga agama abrahamik seperti Islam, Kristen, dan Yahudi. Jadi sudah jelas bahwa kehadiran Allah ini tidak berasal dari pikiran pribadi manusia, melainkan diperoleh manusia melalui kehadiran mukjizat dan wahyu yang diberikan melalui utusan-utusan-Nya. Dari sini juga, kita bisa mengenal sesuatu yang namanya “given” atau pemberian, yang bahkan secara kasat mata kita bisa merasakan wahyu itu dan menimbulkan perasaan syukur karena kehadiran Tuhan dalam hidup manusia sekaligus peran-Nya sebagai pencipta alam semesta dan sumber dari segala wahyu.

Hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh seorang filsuf bernama Thomas Aquinas yang berpendapat bahwa intinya segala sesuatu yang terjadi itu pasti ada sebabnya. Dalam hal eksistensi ketuhanan, ia sendiri berpendapat bahwa Tuhan itu ada karena esensinya mewajibkan Ia itu ada secara mandiri. Oleh apa? Yakni atas kebaikan dan kekuasaan-Nya. Adanya alam semesta ini karena Tuhan sendiri yang menghendaki terciptanya dunia beserta isi-isinya termasuk kita. Bahkan menurut Thomas Aquinas, tiap-tiap perbuatan manusia baik yang dikehendaki atau dipikir terlebih dahulu, sudah menjadi satu kesatuan membentuk seseorang manusia sampai bisa disebut jiwa. Setiap jiwa memiliki akal dan pikiran. Akal dan pikiran seorang manusia ini sudah naluriah mengenal Tuhan/Allah untuk mereka meminta pertolongan di dunia. Dari sini juga sudah terlihat jelas bahwa eksistensi Tuhan itu ada, nyata, dan dapat dipercaya, bahkan memang sepatutnya wajib dipercaya. Filsuf Thomas Aquinas sendiri memaparkan teori yang ia punya untuk memperjelas dan membuktikan bahwa Tuhan itu ada;

  1. Gerakan. Dunia tercipta bukan tanpa alasan. Penggerak terciptanya dunia beserta isinya adalah Allah. Intinya begini, setiap sesuatu yang bergerak itu pasti memerlukan sesuatu lainnya untuk bisa digerakkan. Siapa? Ya tentu saja penggeraknya, Allah. Hal ini pun terus menerus terjadi bahkan sampai kiamat tiba.
  2. Hubungan sebab-akibat. Jelasnya, tidak akan pernah ada sesuatu yang kita lihat dengan jelas itu tidak menghasilkan apa-apa. Segala sesuatu yang ada pasti ada penyebab dan tujuan dari mengapa sesuatu tersebut diciptakan. Cipta mencipta adalah peran Tuhan dan memang sudah semestinya begitu karena dia khalik.
  3. Kontingensi. Pernahkah kita bertanya-tanya tentang mengapa hal demikian tidak diciptakan oleh Tuhan? Atau justru mengapa hal demikian itu ada bersama kita, tapi kelihatannya seperti tidak ada hal yang bermanfaat untuk kita? Hal ini masuk ke dalam “keharusan” Tuhan selaku pencipta untuk menghadirkan atau tidak menghadirkan sesuatu disekitar kita. Maka wajib ada sesuatu yang mutlak dan tidak disebabkan oleh sesuatu di luar dirinya yaitu Tuhan selaku pencipta sesuatu itu sendiri.
  4. Penciptaan antara yang baik dengan yang kurang baik. Maksudnya adalah ketika ada sesuatu yang dinilai baik dan yang lebih baik, maka harus ada sesuatu juga yang menyerupainya. Jadi ini dapat disimpulkan bahwa segala hal yang menjadi sebab-sebab dari sesuatu yang baik, sesuatu yang mulia, sesuatu yang bajik, dan sebagainya, maka yang menyebabkan semua itu adalah Allah.
  5. Cara sesuatu berbuat. Tuhan menciptakan sesuatu dari awal sampai tujuan akhirnya. Seperti akal yang diciptakan untuk bisa bekerja sama dengan jiwa manusia supaya bisa mencapai hasil akhir atau hasil kebaikan. Jadi segalanya ini memang diarahkan oleh suatu tokoh yang berperan dalam kehidupan manusia. Itulah kesaktian Allah. 

Dengan ini, Thomas Aquinas dan pembuktiannya tentang eksistensi Tuhan melalui penalaran akal budi itu adalah jelas bahwa Ia itu ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa Allah itu adalah penggerak, Allah itu penyebab pertama, Allah itu mutlak dalam menciptakan sesuatu, Allah itu memiliki tingkat kesempurnaan paling tinggi, dan Allah itu adalah pencipta tatanan kehidupan jagat raya. Maha Benar Allah yang menciptakan semua ini bukan tanpa tujuan dan maksud, bahkan seekor lalat yang tidak menguntungkan dipihak kita selaku manusia pun memiliki arti tersendiri bagi Sang Khalik selaku pencipta. Karena dengan lalat, sampah dengan mudah bisa terurai. Tidak akan ada habisnya jika terus-terusan bertanya dimana Tuhan, Tuhan sedang apa, apakah Tuhan punya anak, dan bagaimana Tuhan bisa tercipta. Itu semua diluar nalar manusia. Menurut kepercayaan umat Nasrani pun, jika kita sudah ditahap mencari-cari tahu mengenai keberadaan Tuhan itu dimana, berarti kita disebut telah melampaui batas pemikiran, atau dalam artian kasarnya kita sudah melebihi ‘kuasa Tuhan’. Karena sebagaimana mestinya seorang hamba yang taat, mereka akan yakin dan mengimani dengan perasaan tulus dan setia serta percaya bahwa ini semua hadir karena kuasa Tuhan. Sudah berjuta-juta nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita, lantas untuk apa kita kembali bertanya-tanya mengenai keberadaan-Nya? Tidak peduli seberapa kuat kita di dunia, jalan satu-satunya pulang adalah mengadu dan meminta pertolongan kepada-Nya. Oleh karena itu perasaan iman, yakin, cinta, dan setia adalah wujud dari kasih sayang yang diberikan-Nya kepada kita.

1 Agree 0 opinions
1 Disagree 0 opinions
1
1
profile picture

Written By enakshiro

This statement referred from