Alasan Alien Hilang: Fenomena Glitch Matrix

profile picture kissalaaa
Humaniora - Other

Pernahkah kamu bayangkan jika perasaan yang kita rasakan setiap hari merupakan hasil dari program yang atur dan dikendalikan oleh seseorang? Seperti perasaan senang ketika perayaan hari ulang tahunmu atau perasaan sedih yang mendalam ketika putus dengan pacar sudah diatur oleh seseorang. Atau pandemi yang terjadi setiap 100 tahun sekali dan bahkan ketika kamu membaca tulisan ini, hal hal tersebut telah diatur oleh seseorang di sebuah dunia yang disebut sebut sebagai base reality. Bagaimana jika saat ini kita hidup di dunia simulasi? Terdengar gila bukan? Tahan dulu kalimat penolakanmu dan ikuti beberapa penjelasan berikut. 

Salah satu tokoh yang percaya mengenai hal ini adalah CEO dari Tesla dan SpaceX. Pernyataan mengenai teori ini, diutarkan oleh Elon Musk pada Code Conference tahun 2016. Dilansir dari LAD Bibble, CEO dari Tesla ini mengatakan bahwa "Argumen terkuat bahwa kita berada dalam simulasi adalah sebagai berikut, bahwa 40 tahun yang lalu kita memiliki (video game) Pong, (bentuknya) seperti dua persegi panjang dan satu titik. Itulah game-nya." 

Lewat pernyataan tersebut, Musk menjelaskan bahwa video game saat ini sudah sangat berkembang hingga kelak tidak bisa dibedakan dengan dunia nyata. "Sekarang, 40 tahun kemudian, kita memiliki simulasi 3D foto realistik dengan jutaan orang bermain secara bersamaan dan semakin baik setiap tahunnya, dan segera kita akan memiliki virtual reality atau augmented reality," utarnya.

Dilanjutkan dengan pernyataan, "jika Anda mengasumsikan peningkatan (game) dalam kadar apa pun, maka game akan menjadi tidak dapat dibedakan dari kenyataan." 

Bagaimana para ilmuan cerdas seperti Elon Musk dapat mengeluarkan pernyataan tersebut? Selain karena prediksi akan adanya kemajuan teknologi yang akan berkembang pesat, mungkin salah satu fenomena yang dapat mendukung adanya teori dunia simulasi ini adalah fenomena glitch matrix

Pernahkah kamu mendengar istilah glitch matrix? Sebuah istilah yang menggambarkan fenomena bug yang biasa terjadi di suatu program teknologi, terjadi di dunia nyata. Sebuah program umumnya akan muncul kesalahan seperti eror atau bug, dipercayai bahwa contoh dari bentuk malfungsi program ini adalah deja vu.

 Deja vu atau dejavu secara harfiah dapat diartikan “pernah dilihat”. Secara istilah, deja vu merupakan perasaan dimana peristiwa yang saat ini sedang dilakukan, sudah pernah dialami di masa lalu. Layaknya sebuah game atau bentuk program simulasi lainnya, bagaimana jika dunia kita dapat dimajukan atau dimundurkan. Sehingga deja vu bukan lagi sebuah perasaan mengenai pengulangan sebuah peristiwa akan tetapi benar adanya. 

Bukti bukti lain yang menggambarkan fenomena glitch matrix ini dapat kita lihat di aplikasi tiktok dengan menulusuri tagar glitchtok

Dikutip dari Vulture terdapat bukti bukti lain yang tak kalah mendukung. Penganut teori ini menyatakan ada kemungkinan bahwa hantu yang selama ini kita anggap seram dan menakutkan adalah salah satu bentuk dari bug. Suatu hal atau objek yang tidak seharusnya ada, menjadi ada di sana. 

Bisa jadi alasan kita belum bertemu alien meski sudah banyak hal janggal yang telah menunjukan keberadaan mereka, karena manusia di dunia simulasi mampu mendeteksi dan menghapus alien di dunianya dan alien yang menyadari hal tersebut langsung menghilang untuk menghindari teknologi manusia. Menurut penganut teori ini, karena alien memiliki teknologi yang lebih maju dibanding manusia yang menghuni dunia simulasi. Atau karena dunia simulasi kita hanya memiliki memori yang cukup untuk menampilkan satu peradaban. 

Dan hal lain yang mendukung teori ini terjadi pada tahun 2017, ketika University of Washington memiliki sekelompok peneliti yang menyataan bahwa mereka dapat memasukkan dan menyuntikan virus komputer ke dalam DNA. Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk menunjukkan bahwa komputer yang bekerja dalam pengurutan gen rentan terhadap serangan. 

Terlepas dari kepercayaan manusia terhadap Tuhan, teori konspirasi ini sangat untuk untuk dibahas. Menurut saya kehidupan adalah sebuah hal yang ajaib dan berjalan menyesuaikan manusia itu sendiri. Setiap orang bebas untuk memiliki keyakinan apapun. Dalam tulisan saya ini, saya tidak menggiring anda untuk menjadi theis atau atheis. 

Jika benar kita hidup di dunia simulasi, tak menutup kemungkinan kita akan menyadarinya dan berusaha untuk keluar. Atau mungkin jika benar ada yang akan atau telah keluar dan bisa jadi hal tersebut dapat mengacaukan program dari dunia yang telah dirancang. Karena sebuah sistem komputer atau teknologi jika kehilangan bagian dari bagian kontrolnya sebagian besar sistemnya dan akan menciptakan bug atau eror yang mengganggu berjalannya sistem. 

Jika iya, siapa pemegang kontrol dari simulasi tertinggi? Jika diramalkan bahwa kita akan dapat merancang teknologi yang serupa beberapa tahun ke depan, maka bukankah akan sangat banyak dunia simulasi yang akan dibentuk oleh manusia? Dan akan ada berapa banyak model simulasi yang tercipta? 

Menurut saya, saat ini kita belum dapat menyanggah teori ini dengan alasan yang kuat, karena seiring dengan kemajuan teknologi banyak hal hal yang akan diciptakan oleh orang orang cerdas di luar sana dan tidak menutup kemungkinan, manusia dapat menciptakan hal hal gila dan tidak masuk akal seperti menciptakan dunia baru. 

Setelah apa yang dijabarkan, bagaimana menurutmu? Apakah kalian percaya bahwa kita hidup di dunia simulasi atau yang disebut sebagai simulation theory? Tapi diingatkan bahwa saat ini, teori konspirasi ini belum dikonfirmasi benar adanya, karena belum dapat dipastikan bagaimana perkembangan teknologi ke depannya. Perlu diingatkan jangan percaya suatu hal sebelum menggali informasi tersebut secara mendalam dan lebih jauh.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By kissalaaa

This statement referred from