Penganalogian Bentuk Bumi Berdasarkan Evidensi
Berpikir, curiosity bentuk aktifnya sebagai manusia, dengan akal yang terbatas berusaha menggali ide-ide untuk hasil. Pendidikan di tingkat dasar hanya menyebutkan bumi bulat, bumi datarpun belum terdoktrinkan pada peserta didik. Disini penulis mengajak berpikir bersama tentang bumi datar, karena beberapa ilmuwan juga meyakini akan hal ini.
Fakta pertama, ketika manusia mengamati permukaan bumi dari dekat maka akan menemukan dan mempercayai bahwa bumi itu datar, seperti halnya kita berdiri, berjalan, duduk atau bahkan berbaring ketika kita lihat kebawah, keatas, kesamping, kebelakang, bumi ini tampak datar.
Fakta kedua, perdebatan bentuk bumi hanya ada dua mengenai “bumi datar dan bumi bulat”. International Flat Earth Research Society, suatu organisasi yang memiliki keyakinan bahwa bumi berbentuk datar dan telah membuktikan kebenaran alam semesta. Sedangkan organisasi atau forum yang meyakini bumi bulat tidak terbentuk, tetapi banyak ilmuwan yang sependapat akan bumi bulat seperti Al-biruni dan Aristoteles.
Pengkritisan pertama bentuk bumi dengan pendekatan ilmu matematika dan logika. Antara bulat dan datar ini merupakan dua hal yang berbeda, jika dikaitkan dengan ilmu bantu lain yaitu matematika, terdapat dua macam bangun yaitu bangun ruang dan bangun datar. Bulat adalah bentuk yang pasti, dalam hal ini termasuk dalam salah satu jenis bangun ruang yaitu “bola”, kemudian datar adalah bentuk yang belum pasti, bangun datar dalam ilmu matematika terdiri dari delapan macam yang terdiri atas persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, trapesium, belah ketupat, lingkaran, segilima. Mari kita berpikir kritis lagi tentang bentuk bumi datar, bentuk datar yang bagaimana bumi itu ? Apakah bentuknya tidak beraturan atau masuk dalam klasifikasi diantara bangun datar diatas ?, kita teliti lagi pendapat para ilmuwan tentang bumi datar, disini tidak disebutkan bentuk datar yang seperti apa bahkan selain dari delapan macam bentuk bangun datar, bangun ruang pun juga memiliki permukaan datar, sebut saja kubus, balok, kerucut, limas, prisma, tabung dan bola. Disini bahwa bumi datar bisa dalam semua klasifikasi bangun datar dan bangun ruang dengan pendekatan ilmu matematika.
Pengkritisan kedua dengan pendekatan ilmu fisika, karena pendekatan dengan ilmu matematika belum cukup, sehingga dibutuhkan pendekatan dengan ilmu fisika yaitu dengan hukum gravitasi, karena gravitasi merupakan elemen yang penting dan mempengaruhi alam semesta. Gravitasi bergantung pada jarak dan massa, semakin besar massa sebuah benda maka semakin besar pengaruh gravitasinya, sehingga jarak di setiap titik akan dibagi rata, dan akibatnya suatu benda jika massanya besar akan berbentuk bulat, seperti halnya bulan dan matahari yang memiliki bentuk bulat karena juga merupakan efek dari hukum gravitasi ( Prof . Dr. Taufiq Hidayat, DEA , https://youtu.be/jOijvDYFNHQ ). Dalam hukum gravitasi massa menarik massa yang lainnya, dan bulat adalah bentuk yang paling efisien bagi material untuk saling menarik sedangkan bentuk lain yang memiliki sudut-sudut seperti delapan bangun datar dan bangun ruang seperti kubus, balok, kerucut, limas, prisma. Sedangkan tabung dan bola tidak memiliki titik sudut. Tabung jika dianalogikan, satu titik ditarik untuk keseluruh permukaan, jarak disetiap titik tidak terbagi dengan rata. Sehingga bentuk bola atau bulat yang menjadi pemenang dari bentuk-bentuk yang lain. Tetapi mengapa pohon dan manusia tidak berbentuk bulat karena gravitasi nya tidak sebesar bumi, jadi sangat mungkin bagi mereka membentuk sudut -sudut lancip seperti bentuk kubus.
Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah bulat itu juga datar, dan jika bulat mengapa terlihat datar? bulat juga datar, yang digambarkan jangan bulat yang kecil, tetapi bulat yang besar, karena bumi kita ini sangat besar dan kita sangat kecil, sehingga jika kita berdiri di suatu tempat yang sangat lapang, karena buminya sangat besar, sehingga kelihatannya datar.
Jadi itulah penganalogian sederhana dari bentuk-bentuk bumi, dan terpilihlah satu bentuk bumi yang efisien yaitu bulat. Sejatinya bentuk bumi bulat ataupun datar tidak menjadi permasalahan, tidak merubah kehidupan dan tidak perlu ada konflik antara ilmuwan yang berpendapat bahwa bumi bulat dan ilmuwan yang berpendapat bahwa bumi itu datar. Tetapi uniknya lagi belum ada ilmuwan yang berpendapat selain datar dan bulat, jika adapun cukup dihormati pendapat tersebut.
#flatearth