Bulat itu Bumi dan Bumi itu Bulat
Jika kita mengingat kembali ke masa-masa sedang berada dibangku SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan bahkan di tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas) pun pada mata pelajaran Sains atau IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) itu kita disuguhkan teori yang mana dalam teori tersebut mengacu bahwa bumi itu bulat. Dengan begitu seolah-olah kita dipaksa untuk meyakininya mau tidak mau, sepaham atau tidak sepaham teori tersebut dengan kita.
Barulah ketika kita berada di tingkat perkuliahan ataupun semacamnya, pengetahuan kita diluaskan dengan adanya pendapat lain dari bentuk fisik bumi, salah satunya yaitu teori bahwa bumi itu datar atau biasa dikenal dengan flat earth. Padahal ratusan tahun yang lalu, manusia yang hidup di bumi telah meyakini bahwa bumi itu datar, namun seolah-olah kita tidak diberi pengetahuan tentang hal itu. Di sana otak kita dituntut untuk berpikir, meneliti, mencari berbagai keterangan untuk mendapatkan sebuah simpulan akhir yang logis tanpa keluar atau bertentangan dengan Nash.
Kita sama kan dulu persepsi, bahwa bumi itu memiliki gaya gravitasi. Pengertian gravitasi itu sendiri menurut Heppy El Rais, dalam Kamus Ilmiah Populer ialah kekuatan gaya tarik bumi, proses gaya tarik bumi, dan gaya berat suatu benda. Sedangkan fungsi dari gaya gravitasi itu sendiri adalah untuk rotasi dan revolusi, yang dipengaruhi gravitasi Matahari dan bumi. Kita semua tahu bahwa rotasi bumi itu adalah perputaran bumi pada porosnya, yang mana bumi melakukan rotasi tiap 23 jam 56 menit dan 4,09053 detik. Artinya gerakannya memiliki kecepatan 1.770 km/jam. Kecepatan putaran bumi pada porosnya itu dengan sendirinya kita akan menganggap bahwa bumi itu memiliki bentuk melingkar, dan ada titik tengah yang bisa membuat bumi itu berputar pada porosnya. Kita coba mengambil contoh dari sebuah gasing, semakin cepat perputarannya maka akan semakin tidak terlihat pergerakannya. Sebaliknya, semakin lambat perputarannya maka akan semakin terlihat pergerakannya.
Begitu pun sama dengan apa yang terjadi pada bumi ini, ia berotasi dengan bentuknya yang bulat. Bumi memiliki sumbu tengah, dan kecepatan putarannya itu membuat kita sebagai penghuni bumi tidak dapat merasakan sama sekali gerakan putaran tersebut.
Jikalau bumi itu datar, para penjelajah dunia terdahulu pasti sudah melihat bagaimana ujung-ujung dari bumi ini. Namun faktanya 500 tahun yang lalu ada seorang pelaut Portugis yang handal, Ferdinand Magellan, yang membuktikan bahwa bumi itu bulat. Yaitu ketika beliau dan rombongannya hendak melakukan pelayaran kapal untuk mengelilingi dunia, pelayaran itu dimulai dari pelabuhan di Spanyol menuju ke arah selatan, melintasi Samudera Atlantik menuju ke Amerika Selatan. Meskipun Ferdinand meninggal di perjalanan, namun salah satu rombongannya berhasil kembali ke Spanyol dengan membawa rempah-rempah asal Maluku.
Kita amati pergerakan matahari dari pagi hingga malam, ia muncul di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat. Sekilas kita melihatnya seperti matahari itu bergerak dari bawah ke atas lalu turun lagi ke bawah. Namun sejatinya bukan matahari yang bergerak, akan tetapi karena rotasi juga revolusi bumi yang memengaruhi terjadinya siang dan malam tersebut. Lalu bukti selanjutnya adalah perbedaan waktu dari setiap daerah, ada yang siangnya relatif lama seperti di Kutub Utara, Norwegia, memiliki durasi siang hari selama 22 jam pada musim panas, dengan waktu malamnya hanya berkisar 2 jam saja. Hal itu disebabkan karena bumi yang berbentuk bulat yang berotasi dengan kemiringan aksis 23 derajat pada porosnya.
Semua itu cukup membuktikan bahwa bentuk bumi itu bulat.