Rasionalisasi Teori Bumi Bulat

profile picture Abd Karim Ismail

Jika flashback ke masa lalu, perdebatan mengenai Teori Bumi Bulat dan Bumi Datar telah terjadi di zaman dahulu. Pada awal peradaban Yunani Kuno, sebenarnya banyak tokoh pemikir yang sudah mulai berpikir rasional, tapi sebagian berkesimpulan bahwa bumi itu datar. Misalnya, Thales menyatakan bahwa bumi berbentuk datar dan posisinya mengambang di air. Di ibaratkan Bumi seperti kayu yang mengambang di tengah lautan. Anaximander juga berpendapat bahwa bentuk bumi seperti silinder pendek dengan permukaan datar dan posisinya mengambang di udara. 

Tetapi, ada hal yang membedakan argumen para pemikir di Zaman Yunani Kuno tersebut dengan tokoh sebelumnya yaitu diantara mereka sudah ada yang mulai berargumen berdasarkan Pengamatan, meskipun belum sempurna. Di antara tokohnya seperti Aristoteles dan Eratosthenes menjelaskan bukti empiris tentang Teori Bumi Bulat. Rasionalisasi Konsep Bumi Bulat yang dibuktikan dengan Pengamtan secara empiris ini menjadi dasar pijakan ilmiah para ilmuwan yang melakukan riset modern mengenai alam raya hingga saat ini dan semakin memperkuat Teori Bumi Bulat. Pada Kondisi kekinian, pembuktian Teori Bumi Bulat dapat di lakukan secara Modern melalui pengamatan Teleskop Antariksa. Berikut Beberapa Bukti Empiris yang memperkuat Konsep Teori Bumi Bulat. 

  1. Bentuk Bulan dan Planet. Teleskop Hubble adalah teleskop yang dirancang untuk Pengamatan Antariksa, digunakan para saintis bidang astronomi untuk membuktikan bahwa benda-benda langit bentuknya bulat. Dan Bumi pun ketika dipandang dari luar angkasa, bentuknya bulat.
  2. Adanya Zona Waktu. Sebuah kemustahilan secara rasional, jika Bumi dianggap berbentuk datar akan terjadi siang dan malam. Jika Bumi datar, maka sinar Matahari akan tetap mencapai belahan Bumi lainnya, karena dianggap pancaran cahaya matahari mengenai bidang yang sama pada waktu yang bersamaan. Namun Faktanya, pada waktu yang bersamaan, sebagian wilayah di bumi mengalami siang dan sebagian lainnya mendapati malam. Kondisi ini terjadi jika bumi bentuknya Bulat dalam keadaan bumi berotasi. Demikian pula dengan terjadinya Musim panas dan Musim Dingin. Musim dingin di Wilayah Negara Italia sejajar waktunya dengan musim panas di Negara Argentina. Fakta Ini terjadi karena Paparan Cahaya matahari, yang mendekati paralel sempurna, menghantam Bumi pada sudut yang berbeda, karena bentuk bumi itu Bulat. Jika sekiranya Bumi datar, maka paparan cahaya matahari akan selalu datang pada sudut yang sama, yang berarti bahwa di belahan wilayah Amerika Serikat, Australia, Italia, dan Argentina dan beberapa Negara lain akan mengalami musim yang persis sama. 
  3. Memandang Pada Posisi Ketinggian dan Sekeliling. JIka kita berada pada posisi di atas ketinggian misalnya situasi memandang dari atas gedung yang tinggi, seharusnya seorang pemandang akan mampu melihat hamparan Bumi yang sangat jauh di sepanjang penglihatannya. Tapi Faktanya, jarak pandangnya terbatasi pada jarak tertentu dan penampakan yang terlihat adalah permukaan Bumi yang melengkung di sekeliling ujung pemandangan tersebut.
  4. Pembentukan Bayangan Pada Fenomena Gerhana Bulan. Pada Tanggal 8 Nopember 2022 beberapa hari yang lalu terjadi Fenomena Gerhana Bulan. Dan Fenomena ini dapat disaksikan secara langsung oleh mata telanjang di banyak tempat di penjuru belahan bumi, termasuk di Indonesia. Bentuk Bayangan Bulan yang terlihat bulat.  Jika bentuk Bumi adalah cakram datar, maka yang terjadi adalah bayangan melingkar, bukan Bulatan. Posisi Bumi yang tegak lurus dengan Posisi Matahari dan Bulan. Pada Fenomena Gerhana Bulan, Posisi Matahari-Bumi dan Bulan berada pada satu garis lurus. 

Dalam bukti teologis Agama. Dalam Islam pun memberi Bukti yang mendukung dan memperkuat fakta empiris yang telah dipaparkan oleh para Ilmuwan Masa Lalu hingga Abad Modern ini, yang diistilahkan dengan bukti Dalil Naqliyah. Seperti Fakta Rotasi, perputaran bumi pada porosnya yang menyebabkan Fenomena Malam dan Siang. Bukti empiris bumi bulat. Seperti termaktub dalam Surah Al-Baqarah; 164.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." 
Demikian penjelasan tentang rasionalisasi Teori Bumi Bulat. Semoga Bermanfaat dan menjadi bahan referensi bersama dalam mengaitkan Teori dengan Bukti empiris dan dikuatkan dengan Referensi Dalil dan terjadi sinkronisasi padanya. Terima Kasih.

21 Agree 17 opinions
1 Disagree 0 opinions
21
1
profile picture

Written By Abd Karim Ismail

This statement referred from