Tragedi Kanjuruhan : Lebih baik jadi Aremania tv saja

profile picture Zie

Aremania tv itulah sebutan teman kepada penulis. Aremania tv adalah suporter Arema yang menonton lewat tv atau lebih tepatnya tidak datang ke stadion. Sebenarnya penulis bukanlah orang yang tidak ingin ke stadion. Penulis pernah menonton Arema di stadion, namun penulis tidak merasakan keamanan dan kenyamanan. 

Pertandingan Arema di stadion selalu menghadirkan atensi yang luar biasa dari suporter. Bahkan ada beberapa Aremania yang beranggapan “Arema is my second religion”. Fanatisme ini pastinya mendatangkan uang bagi pihak penyelenggara, penjual tiket, umkm, pemilik, dan pihak lain. Sebagai Aremania tv penulis tidak merasakan keamanan. Hampir di setiap pertandingan Arema di stadion selalu saja ada berita kecopetan ataupun kehilangan. Kadangkala terjadi aksi anarki oknum-oknum tertentu yang mengganggu fokus pertandingan itu sendiri. Dan tidak seperti di liga-liga Eropa, fungsi pihak keamanan (termasuk polisi) tidak terasa. Di liga Inggris misalnya, pihak keamanan membelakangi lapangan pertandingan dan menghadapkan wajahnya ke arah suporter untuk mengawasi pergerakan oknum suporter yang melakukan tindakan yang mengganggu. Di liga Indonesia sebaliknya, pihak keamanan malah menghadapkan wajah untuk menonton pertandingan. aaahhh sudahlah. Dan lebih parah lagi pihak keamanan ikut ke dalam liga sepak bola di Indonesia. Menurut penulis keamanan pertandingan lebih penting ketimbang klub sepak bola pihak keamanan (seperti Bhanyangkara FC dan PS TNI ) mengamankan 3 poin.  

Kenyamanan juga tidak didapatkan Aremania tv seperti saya di stadion. Pihak pelaksana acap kali menaruh jadwal pertandingan di saat yang tidak tepat. Hal ini sudah terjadi di Kanjuruhan. Harusnya panitia, operator liga, PSSI, pemilik sudah tau bahwa laga Arema vs Persebaya adalah laga penting yang bisa menimbulkan kerusuhan. Bukankah lebih baik laga tersebut dilaksanakan pada sore hari agar kerusuhan bisa terlihat. Namun, ada beberapa informasi yang menyatakan bahwa panitia dan kepolisian sudah meminta itu pada operator liga dan PSSI. Tapi tidak digubris. Yah, beginilah kalo yang dipentingkan rating bukan nyawa. aahhh, sampai kapan sistem bobrok ini berlanjut. Di liga Inggris, ada volunteer yang mengarahkan suporter untuk menempati tempat duduk yang layak. Untuk suporter-suporter dengan kebutuhan khusus pun diberi tempat khusus dan dijaga oleh volunteer. Sementara di liga Indonesia tidak ada yang seperti itu. Seringkali para suporter berdesakan di gerbang masuk stadion. Dan didalam stadion tidak ada volunteer untuk memandu suporter. Tempat duduk pun hanya dari paving saja, bukan kursi. Dan tentunya stadion bukanlah tempat yang ramah bagi suporter yang berkebutuhan khusus.

Aremania tv adalah pilihan dari sebuah sistem liga yang bobrok. Sistem yang tidak memberikan keamanan dan kenyamanan bagi suporter. Pihak-pihak yang berkepentingan hanya memikirkan uang saja. Menurut mereka suporter adalah sumber pundi-pundi uang. Entah sampai kapan hal ini akan terjadi. Penulis merasa hal ini akan terjadi terus-menerus, karena yang duduk di kursi-kursi penting liga Indonesia adalah orang-orang itu saja. Dan tentunya uang segalanya bagi mereka.

Sumber gambar : detik.com

2 Agree 1 opinion
0 Disagree 0 opinions
2
0
profile picture

Written By Zie

This statement referred from