Mahasiswa Muslim Berkualitas, Agen Perubahan Umat

profile picture Auliana Fajria Rineksowati

Fokus menunut ilmu dan meraih cita-cita bukan sebuah alasan untuk acuh tentang keadaan umat sekarang ini, yakni umat muslim. Justru dengan, menuntut ilmu menjadikan diri semakin berkualitas untuk membimbing umat ke jalan yang seharusnya. Banyak dari pemuda yang hanya fokus terhadap pencapaian diri sendiri tanpa memikirkan ilmu yang harus ia sumbangsihkan untuk umat. Belum lagi, berbagai fasilitas yang disediakan oleh dunia maya atau media sosial pun semakin melenakan yang bersifat sia-sia semata.

Pendidikan Pemuda Pada Masa Kejayaan Islam

Pada masa kejayaan umat Islam, dimana pendidikan dapat menghasilkan kreativitas dalam segala bidang ilmu. Pada masa itu, hampir semua penemu dan pengembang ilmu pengetahuan adalah umat Islam. Dimana pendidikan umat Islam berusaha untuk membentuk karakter peserta didik agar memiliki etika Al-Qur’an. Sehingga dengan etika Al-Qur’an peserta didik akan mampu mengembangkan segala potensi yang dimilikinya untuk mengatur alam semesta demi kemaslahatan kehidupan seluruh umat.

Umat Islam mengembangkan ilmu bertolak dari iman, Islam, dan takwa. Ilmu dan teknologi dikembangkan untuk memupuk keimanan, keIslaman, dan ketakwaan. Metode berpikir juga ditata sinkron dengan keimanan, keIslaman, dan ketakwaan. Pembuktian kebenaran juga bukan hanya menjangkau yang sensual dan logik saja, melainkan juga menggunakan metode berpikir yang mampu menjangkau kebenaran etik dan transedental. Karena itu dapat dikatakan bahwa kreativitas di masa itu memang diupayakan, atau bahkan sistem pendidikan mengoptimalkan perkembangan kreativitas dan menjadi berkualitas.

Perubahan dan perkembangan zaman berjalan dengan cepat dan berlangsung secara maraton. Sebagaimana dapat disaksikan perubahan dari agraris ke industrialis, dari industrialis ke informasi, dan dari informasi ke globalisasi. Perubahan cepat ini ternyata memunculkan dampak negatif. Untuk itu, pemuda muslim perlu dididik untuk menjadi pemuda yang berkualitas sebagai agen perubahan umat.

Siap Menjadi Agen Perubahan Umat ?

Zaman terus bergulir, demi meniti syariat Islam yang sedang digerogoti zaman, manusia terus berproses. Sebagai pemuda agen perubahan umat, kita mempunyai tugas untuk menegakkan Qur’an dan sunnah. Bagaimanapun yang terjadi di negeri ini, dakwah harus terus dilakukan. Segala upaya dikerahkan agar ruh Islam kembali tertanam dalam hati yang ragu dan resah. Dakwah juga dilakukan di berbagai elemen kehidupan. Salah satunya adalah pendidikan. Karena pendidikan adalah ibu bagi hidupnya sikap atau adab, yang mana pendidikan bagai sebuah benteng yang harus diperkuat dari generasi ke generasi.

Perlu diketahui, bahwa sejatinya pemuda merupakan sosok yang dinanti umat sekaligus didamba Islam. Ironisnya, seperti yang dapat kita lihat pemandangan para remaja di era yang modern ini, banyak diperbudak oleh hawa nafsu. Tidak bisa dipungkiri, fenomena dekadensi moral ini menjadi realitas yang memilukan pada setiap individu muslim. Miris rasanya, saat menyaksikan generasi muda pada zaman sekarang menganggap lumrah maksiat. Mau tidak mau, kita diperlihatkan pada sesuatu yang membuat hati menangis. Dan itulah kenyataan yang terjadi saat ini.

Sobat muda, kamu sedang hidup di zaman modern, sehingga kita dituntut untuk bisa membaca arus perputaran zaman beserta fenomena-fenomena yang ada di dalamnya. Jika tidak, maka kamu akan terbawa arus ke arah penyesalan yang tiada tara. Zaman ini tak ubahnya seperti hamparan samudra yang airnya selalu mengombang-ambing setiap berlayar, berarus keras, berombak dahsyat lagi mengerikan. 

Lalu, mampukah kamu bertahan saat arus menyeretmu ? Mampukah kamu melawan gelombang yang akan mencampakkanmu hingga tenggelam ? Sanggupkah menyeberangi deburan ombak yang bergemuruh ?

Sejatinya, pemuda sejati adalah pemuda yang selalu siap menerima tantangan. Bahkan tak hanya sekedar siap, tetapi juga mempersiapkan segala sesuatunya. Sebab, apa pun yang dilaluinya pasti tidaklah ringan. Mereka yang tidak siap menyambut tantangan zaman, tak ayal akan terseret pada kemerosotan akhlak. Jika benar itu terjadi, bearti hayat seseorang kian jauh dari nilai-nilai al-haq yang diperintahkan.

Sobat muda, perlu diketahui bahwa pada dasarnya, runtuhnya akhlak dan dekadensi moral seperti iri, dengki, dusta, kikir, korupsi, atau seks bebas merupakan sumber segala fitnah. Rusaknya akhlak, diakibatkan oleh hilangnya tauhid pada diri seseorang. Oleh karena itu, seyogianya para remaja Islam mau merenungi keadaan dan eksistensi mereka di era modern saat ini, yang hanya bertambah maju persoalan dunia, namun kian merosot urusan akhiratnya.

Di dalam jiwa muda terhimpun semangat, berbagai potensi, dan segala kemungkinannya. Dan tidak pantas disebut pemuda kalau semangatnya tua alias loyo, dan tidak punya gairah yang kuat. Kesuksesan di masa tua itu bisa ditentukan oleh semangat pantang menyerah seseorang di masa mudanya. Pemuda sejati, bukan sekadar mengukir di atas batu, tetapi sanggup walau harus mengukir baja, karena ia bermental baja.

Sejenak coba kita renungkan, pohon pisang yang tidak bisa berpikir, bergerak ke depan apalagi bicara, tidaklah rela mati sebelum menghasilkan buah. Walaupun ditebas, ia akan terus tumbuh, tak pernah menyerah sebelum memberikan manfaat kepada siapa saja.

Alangkah ironisnya, jika jiwa muda itu layu sebelum berbuah. Pohon pisang saja bermental pantang menyerah sebelum si empunya mencicipi manisnya buah. Akankah manusia yang sempurna kalah semangat dari pisang ?

Jangan ada kata “menyerah” sebelum kamu mendapatkan apa yang kamu impikan. Tidak ada kata mustahil jika Sang Khalik menghendaki. Kadang sesuatu itu, tampak mustahil untuk manusia lakukan, walau sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Itu karena manusia terlalu besar rasa pesimis dalam benaknya. Maka muncullah slogan terselubung “menyerah sebelum berbuat”. Biarkan saja yang lain berkata tidak mungkin pada sesuatu yang masih mungkin, asalkan kamu harus tetap berkata “mungkin”.

Pemuda, Nahkoda Perahu Dakwah

Manusia berjiwa muda bagaikan seorang nahkoda yang memiliki tugas dan misi mengarahkan perahu, agar dapat membawa penumpang ke tempat tujuan dengan selamat. Demikianlah pemuda yang mengemban amanah besar sebagai generasi harapan bangsa dan agama, sehingga dapat berjalan terarah, tidak tersesat, dan sampai tujuan dengan selamat.

Pemuda Islam mengarahkan perahu dakwah di kampus dan masyarakat agar dapat berjalan menuju masa depan yang cerah, ia juga mampu mengarahkan manusia menuju kebaikan bagi diri mereka. Sehingga, apabila melihat saudaranya sedang berjalan dengan arah yang salah, ia akan segera menggandeng tangan saudaranya seraya ia ajak ke arah yang benar dengan penuh kelembutan. Demikianlah jiwa pemuda Islam, yang memiliki jiwa kasih sayang sehingga senantiasa menginginkan kebaikan bagi saudaranya, yang juga merupakan bukti kesempurnaan imannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak sempurna iman salah seorang diantara kalian sehingga ia mencintai kebaikan bagi saudaranya sebagaimana ia mencintai kebaikan bagi dirinya sendiri.” (HR. Tirmidzi, No. 2515)

Sikap seorang pemuda layaknya nahkoda, tercermin pada sikapnya yang selalu mengarahkan dan membimbing organisasi dakwah yang ada. Ia akan mengarahkan bagaimana mewujudkan taman pendidikan Al-Qur’an yang berkualitas sehingga menghasilkan anak-anak Islam yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, ia akan menyetir dan mengarahkan organisasi Ikatan Remaja Masjid yang menghasilkan seorang dengan hati selalu condong dan terikat kepada masjid. Sehingga mampu mencetak pemuda dan pemudi Islam agar siap menghadapi tantangan zaman di era globalisasi ini.

Mengarungi samudara dakwah bukanlah suatu hal yang mudah. Terkadang bersikap baik pun susah sekali. Terlalu cuek dianggap tidak perhatian, padahal sebenarnya menjaga izzah diri. Mengkritik dianggap sok suci. Apa saja yang dilakukan seakan-akan salah di mata semua orang. Kebaikan memang sangat mahal.

Namun, alangkah baiknya jika kita berpikir positif dengan tidak mengedepankan anggapan orang. Fokus utama kita adalah rida Allah SWT. Berprasangka baik kepada siapa pun adalah hal yang baik dan patut menjadi prinsip diri. Lihatlah segalanya dari bingkai kebaikan, tidak peduli bagaimana orang lain menilai. Jika yang kita lakukan benar secara syariat serta baik menurut agama, maka tidak perlu khawatir. Allah SWT adalah tujuan.

Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik. Dan seseorang yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup (Bediuzzaman Said Nursi)

Sobat muda! Terkadang memaafkan adalah cara terbaik dalam meredakan perselisihan. Bukan berarti yang meminta maaf lebih dulu adalah seorang loser. Justru, pemenang sejati adalah mereka yang berani untuk mengakui kesalahan, walaupun sebenarnya tidak salah. Berani menghadapi masalah dengan menekan ego. Mengalah bukan berarti kalah. Bersikap bijaksana dengan jiwa penuh maaf. Meskipun seandainya kita yang justru dikorbankan, disalahkan, dianggap remeh, dan segala bentuk understimate lainnya, bersabarlah.

Saatnya Dakwah Media Mengudara

“Ilmu itu ada di mana – mana, pengetahuan di mana – mana tersebar, kalau kita bersedia membaca, dan bersedia mendengar.” – Felix Siauw. Untuk zaman yang serba gadget memang mempengaruhi minat baca kita, namun yang perlu disesuaikan adalah cara kita membaca, jika lebih senang main gadget maka sesekali bacalah buku (pdf) di gadget hingga itu terbiasa. Membaca memang dari dulu adalah masalah kita bersama khususnya kaum muda, jika dirasa kita butuh pada komunitas membaca dan yang mampu mereview bacaan kita kenapa tidak kita buat hanya modalkan grup Whatsapp rasanya itu sudah cukup tanpa harus bertemu atau berkumpul di suatu tempat, cukup kumpulkan 10-20 orang dalam satu grup dan review bacaan masing-masing setiap harinya.

Untuk lebih bermanfaat lagi posting tulisan dan gambar buku di instagram, dirasa perlu membuat akun khusus review buku maka lakukanlah. Dengan bermodal grup Whatsapp, adakan kajian atau ta’lim online setiap minggunya yang diisi oleh pemateri yang unggul dalam bidangnya, maka dengan begitu profil ideal mahasiswa muslim akan terbangun dan selalu terjaga.

Sudah saatnya kita memanfaatkan teknologi yang ada untuk eksistensi kita. Para mahasiswa muslim juga dapat mengikuti training dengan materi desain grafis, agar mereka bisa corel draw dan photoshop, minimalnya picsart. Karena bagaimana kita ingin berdakwah jika instrumen terpenting dari dakwah itu sendiri tak kita miliki ?

Masyarakat pelajar khususnya kadang acap bosan mendengar ceramah, maka dengan mengubah tampilan ceramah itu dengan gambar dan video menarik akan membuat mereka melek dengan ceramah. Komik islami, kartun muslimah, video korea yang berisi pesan dakwah dan lain sebagainya yang mesti dikuasai seorang mahasiswa muslim agen perubahan umat.

Jika dahulu kita menggerakkan pelajar Indonesia dengan ide dan pena, maka kini kita masih bisa menggerakkan mereka dengan gambar, animasi dan video. Yakinlah perlu ada perombakan dan peningkatan media dalam tubuh seorang pemuda. Setiap kita memiliki tanggup jawab yang besar akan Islam, maka mari kita berdayakan media yang memiliki dampak yang paling besar dalam kehidupan kita saat ini.

Sudah saatnya kita para pemuda aktivis dakwah menguasai media sosial, instagram, Fanspage, Kompasiana, website dan semua instrumen dakwah tersebut. Postingan kita harus menarik menarik dan konten kita harus memberikan harapan tidak selalu mengkritik. Postingan alay dan baper menjadi daya tarik yang kuat dalam menggaet anak muda saat ini, jika dirasa perlu kita akan memanfaatkan konten tersebut tanpa menghilangkan nilai Islam dan positifnya.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By Auliana Fajria Rineksowati

This statement referred from