Pro Kontra Perkembangan Teknologi Era Metaverse di Masa Depan bagi Gen-Z

profile picture Racia_Ily

Teknologi terus mengalami perkembangan di masa yang akan datang. Kemajuan pun semakin lama akan menjadi semakin modern dan maju. Perlahan kita akan mengikutinya arus teknologi yang semakin wah itu.

Kita pun semakin lama akan bosan dengan yang namanya Android yang itu-itu aja ya nggak? Hanya buka ini, lalu scroll-scroll, klik.  Bukankah nantinya semakin lama membosankan? Nah, kali ini Dunia juga sudah merencanakan suatu projek besar. Yaitu .... Metaverse (VR).

Metaverse adalah suatu teknologi Augmented Reality (AR) yang memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan individu lainnya secara virtual. Metaverse kerap diartikan sebagai simulasi dunia nyata manusia yang diimplementasikan di dunia maya atau internet.

Jadi, istilah mudahnya Metaverse adalah dunia virtual yang seolah-olah seperti kenyataan. Dalam metaverse, pengguna dapat membuat avatar sesuai keinginannya. Avatar 3D adalah replika atau gambaran pengguna dalam bentuk animasi 3D. Avatar ini dapat digunakan sebagai representasi pengguna di internet sesuai keinginannya.

Di metaverse, pengguna dapat melakukan kegiatan apa saja dalam bentuk virtual seperti berkumpul atau mengadakan rapat, bekerja, bermain, mengadakan berbagai acara, mengikuti konser, berbelanja online, hingga membeli sebuah properti digital.

Misal, saat seseorang ingin membeli baju untuk avatarnya. Maka bajunya itu akan terkirim ke rumah asli si pemain. Metaverse pun memiliki keterkaitan dengan aset kripto. Aset kripto itulah yang berfungsi sebagai alat pembayaran jual beli dalam Metaverse. Hingga saat ini, terdapat beberapa aset kripto yang sudah terhubung dengan Metaverse seperti Decentraland (MANA) dan Sandbox (SAND).

Di dalam dunia Metaverse juga bisa melakukan apa pun di sana dan menghasilkan uang. Contoh, kita membuat Universitas di dunia itu, apabila banyak yang masuk ke Universitas itu. Maka kita selaku penciptanya akan mendapatkan uang. Widih, enak nggak tuh? Bisa sambil rebahan, uang menghampiri.

Enaknya lagi Metaverse ini bisa buat healing, lho. Kita pingin ke Jakarta nih, nggak perlu jauh-jauh. Tinggal pasang kacamata VR-nya, terus jepret, sampe deh. Secepet itu dan kita udah bisa seolah-olah beneran staycation di Jakarta. Booking hotel, jalan-jalan, pesen tour guide, dan lainnya.

Untuk melakukan berbagai kegiatan tersebut di metaverse, pengguna perlu menggunakan alat tambahan berupa kacamata Virtual Reality (VR) dan sarung tangan berteknologi heptic.

Dukungan audio juga bisa saja diperlukan untuk menunjang pengalaman “berkunjung” di metaverse. Kacamata VR, sarung tangan haptic, dan audio bisa menciptakan pengalaman realistik layaknya dunia nyata, seperti melihat pemandangan, mendengar suara, merasakan aneka sentuhan, dan sensasi lainnya.

Gimana, nih, menurut kalian? Metaverse ini kira-kira seru atau nggak? Kalo menurut aku pribadi sih pasti seru! Namun, banyak terjadi pro dan kontra terhadap Metaverse ini pastinya. Antara Metaverse ini menjadi peluang ataukah justru menjadi bencana di masa depan nanti?

Robert McNamee, bahkan mengatakan, “Adalah ide yang buruk jika kita semua sehari-hari hanya duduk dan menonton melalui alat itu dan merasakannya sebagai sesuatu yang normal.” Menurut beliau, kemungkinan meluasnya fenomena seperti itu harus menjadi perhatian banyak orang sejak sekarang.

Ancaman yang paling nyata adalah Metaverse kemungkinan besar membuat orang malas bergerak dan menjadi anti sosial. Gadget yang seperti ini saja sudah membuat banyak orang menjadi pecinta rebahan. Apalagi jika semakin ditambah teknologi Metaverse yang dapat merasakan kerja dan dapat uang, hanya dari memakai kacamata.

Tidak hanya itu, dikhawatirkan kesehatan fisik mata dan obesitas melanda bagi kaum muda. Masalah psikologisnya pun tak kalah mengkhawatirkan, karena saat seseorang menggunakan Avatar sesuai keinginan dirinya. Dia boleh jadi lupa dan enggan menerima dirinya sendiri di real life-nya.

Kemudian, peluang kejahatan dunia maya juga semakin terbuka lebar. Hal ini dipicu oleh kemampuan metaverse yang memungkinkan penggunanya menampilkan citra diri yang sangat lain dengan kenyataan aslinya di dunia nyata. Pencurian data serta manipulasi terhadap seseorang bisa lebih leluasa dilakukan.

Permasalahan sosial dan keagamaan pun tidak kalah banyaknya. Penyebaran konten yang mengandung pornografi ataupun yang bernuansa provokatif, agitatif, dan anarkis akan semakin mendapat ruang. Ingat bagaimana media sosial menjadi sarana utama penyebaran berita bohong (hoax), bahkan revolusi seperti yang terjadi di Mesir pada 2011.

Dan yang terpentingnya adalah ketika bisa saja seseorang justru melupakan kehidupan aslinya karena terlalu  menyelam dunia Metaverse. Dia bisa saja enggan bangun atau kembali dari dunia itu. Atau bahkan dia lupa tentang dunia aslinya, karena Metaverse terlalu nyaman dan enak.

Namun, memang tak dapat dipungkiri bahwa keunggulan Metaverse ini pun tak kalah banyak dan menarik. Misal, dalam dunia pendidikan bisa saja nantinya ada sekolah virtual yang mengajarkan ilmu-ilmu yang hanya bisa dimanfaatkan di metaverse. Dapat langsung terpampang jelas. Contoh lab kimia yang dibuat, jika di real life berisiko meledak apabila salah. Di Metaverse tentu saja tidak.

Atau kebun binatang virtual yang berisi hewan-hewan purbakala dan khayalan, atau hunian dan gedung perkantoran yang mustahil diwujudkan dalam dunia nyata. Jika dikelola dengan baik, metaverse tentu akan menjadi berkah bagi umat manusia.

Potensi ekonomi yang ada di dalamnya juga bisa menciptakan peluang usaha baru yang belum pernah ada pada era sebelumnya. Perusahaan-perusahaan juga akan terdorong untuk memikirkan konsep pemasaran dan penjangkauan pelanggan melalui metaverse.

Teman-teman kita yang kekurangan atau disabilitas pun akan turut dapat merasakan dunia yang normal. Dapat beraktivitas dengan baik. Karena Metaverse tidak membutuhkan gerakan fisik yang aslinya.

Dan tentunya masih sangat banyak manfaat yang dapat dirasakan dari Metaverse ini. Oleh sebab itu, permasalahannya bukan lagi terletak pada boleh-tidaknya teknologi ini dikembangkan. Tetapi, bagaimana arah pengembangannya dan penerapan etika bagi penggunanya.

Hal ini lah yang akan menjadi bahan diskusi untuk para ilmuwan-ilmuwan penting yang ikut serta dalam melancarkan Metaverse. Memikirkan bagaimana kira-kira agar Metaverse ini menjadi manfaat bagi banyak orang. Seperti mungkin dapat menerapkan hukum, normal, tradisi, kebebasan, dan lain-lain dalam dunia Metaverse nantinya.

Yah, mungkin itu saja, kita tunggu saja launching-nya nanti dan bagaimana perkembangan serta jalan keluarnya dari Metaverse ini~

Karanganyar, 30 September 2022

1 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
1
0
profile picture

Written By Racia_Ily

This statement referred from