Presepsi Mahasiswa Tentang Aksi Demo Hari Ini ,Dan Dimanakah Jiwa-Jiwa Serta Pemikiran Kritis Mahasiswa Hari Ini
Berawal dari peristiwa aksi demo besar-besaran mahasiswa se Indonesia pada tanggal 11 April 2022 ratusan bahkan ribuan para mahasiswa berbondong-bondong menuju kantor DPR untuk menyampaikan suara rakyat yang tidak terima akan kebijakan yang di ambil oleh pemerintah saat itu. Dari berbagai universitas antar Propinsi bersama-sama menuju kantor wakil rakyat mereka,mereka ingin suara-suara rakyat kecil di desa-desa sana di dengarkan karena menjerit-jerit akan ketidak Adilan.
Aksi mahasiswa 11 April itu sepakat menyuarakan beberapa tuntutan terhadap pemerintah
1.Menolak naiknya harga BBM
2.Menolak penundaan pemilu/pilpres
3.Menolak kepemerintahan presiden tiga periode.Dan
4.Menolak kenaikan pajak
Saat itu mereka para mahasiswa telah mengambil langkah yang terbaik untuk menunjukkan ke pedulian mereka terhadap tanah air nya,turun ke jalan menyampai kan keinginan masyarakat untuk menyongsong roda kepemerintahan selanjutnya. Juga demi terujutlan cita-cita bangsa Indonesia "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".
Namun di sisilain yang sangat kita sayangkan,kepada mereka mahasiswa yang turun ke jalan yang katanya menyampaikan suara rakyat dengan ikut demo,tapi belum seluru mahasiswa itu satu kata untuk mencapai suatu keadilan,sehingga mereka malah mencari-cari ketenaran,hanya pergi berhuru-hara semata,bahkan di jadikan ajang untuk mengganti stori media sosialnya sahaja.Akan tetapi inti dari demo itu tidak mereka ketahui,Apa Hakikat sesungguhnya dari aksi demo, Apa tujuan utama mereka turun ke jalan?, Apa tuntutan-tuntutan yang mereka sampaikan kepada pemerintah melalui wakil rakyat?.
Itu pun mereka tidak tahu,yang hanya berorasi menyampaikan tuntutan dengan sungguh ialah sebahagian dari mereka-mereka yang paham betul hakikat demo ,dan masi berjiwa kritis akan keadilan, yang rindu akan kemakmuran dan kemajuan tanah air nya.
Yang terlebih lagi kepada mereka para mahasiswa yang tak mahu tau,yang acuh-tak acuh saja pada keadaan negrinya yang tidak baik-baik saja, yang hanya diam pada keadilan yang di permain-mainkan, keadilan yang di injak-injak. Semetara rekan-rekan mahasiswa yang lain sudah berkoar-koar, mati-matian untuk aksi turun ke jalan, mempertahankan hak-hak nya,namun mereka malah asik dengan dunia nya masing-masing ,asik dengan dunia mayanya,asik menunduk dengan game onlinenya,asik menunduk kepada benda mati bahkan asik berpacaran dan lain sebagainya.
"Menunduk sudah menjadi kebiasaan generasi hari ini,mereka bukan menunduk untuk membaca atau menggali informasi,akan tetapi menunduk pada layar henpon nya yang brutal"
Itu sudah suatu bukti bahwa kemunduran pemikiran generasi bangsa hari ini, para pemikir-pemikir kritis dari generasi mahasiswa hari ini sudah memudar.Mungkin di era ini tidak di temui lagi mahasiswa kritisi seperti Soe Hoek Gie dan teman-teman nya yang rela mati-matian demi tegaknya sebuah keadilan di era rezim Soekarno.
Bagaiman mungkin akan lahir lagi Aktivis kritisi yang hebat seperti Soe Hoek Gie di era Soekarno, ataupun Desmond Junaidi Mahesa yang hilang di era 1998. Karena fakta mengatakan kepedulian atau jiwa sosial dari mahasiswa-mahasiswa hari ini sudah memudar. Mereka saat ini di buta kan oleh gejet ataupun media sosial yang banyak memberikan efek negatif pada diri dan lingkungan nya. Kepedulian mereka dengan lingkungan,kepada ke adaan,apa yang terjadi pada lingkungan pendidikan nya hari ini?,apa yang menjajah bangsanya hari ini?, apakah bangsanya berfase maju atau malah sebaliknya kembali di jajah?, Semua itu tidak mereka ketahui dan sadari. Semua disibukkan dengan geme nya masing-masing,bahakan dengan datang nya judi onlen hari ini yang sudah meraja lela, sangat membuat mereka para pelajar maupun mahasiswa,semua tergiur akan hal itu.
Tidakkah mereka sadari pelajar atau mahasiswa hari ini adalah cikal bakal pemimpin negri ini di kemudian hari. Posisi mereka adalah sebagai estafet yang akan selalu memperjuangkan keadilan negri ini selanjutnya.
Jikalau kita para mahasiswa sebagai pelajar yang terdidik masih enggan melihat ke adaan di sekitar kita,masih sibuk dengan game onlen,masih sibuk dengan sosial media,masih sibuk dengan judi onlen dan hal-hal yang tidak berguna lainnya. Bersiaplah kita akan kembali di jajah,bukan Belanda atau pun Jepang,akan tetapi oleh benda mati, atau kah perkataan bung Karno dahulu akan terbukti "kita akan di jajah bangsa kita sendiri."
Untuk itu bangun lah wahai para mahasiswa Indonesia,bangunlah dari tidur mu yang panjang,hidupkan kan kembali jiwa-jiwa aktifis yang dahulu pernah berkibar menegakkan keadilan negri ini,yang selalu berjuang mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tan Malaka juga pernah berkata “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh seorang pemuda”.
Tunjukkan bahwa kita para mahasiswa adalah insan-insan yang terdidik,tunjukan bahwa mahasiswa hari ini Masi memiliki pemikiran yang kritis terhadap kemajuan negri ini, tunjukkan bahwa gerakan-gerakan mahasiswa yang ikut turun aksi ke jalan bukan suatu hal yang sia-sia,bukan hanya mencari anarkis belaka kepada Aparat, akan tetapi sama-sama kita buktikan bahwa "kita mahasiswa yang turun aksi adalah suara-suara rakyat yang di titipkan melalui lidah-lidah kita,yang harus di dengarkan"
Mari kita buat perubahan besar,kita gali kembali sejarah-sejarah bangsa, yang lahir tak luput dari perjuangan para anak muda,para mahasiswa dan para pemikir-pemikir kritis. Jika bangsa kita ingin maju,kita semua harus ubah tabiaat yang salah selalu menunduk pada benda mati (layar henpon) untuk bermain game,menunduk pada atasan,kini kita harus kembali kejalan sesungguhnya para terdidik,selalu menggali informasi dengan senantiasa membaca dan membaca.
Kepada para pemerintah, tugas terbesar mu adalah
" MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA DAN MEWUJUTKAN KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA"
Catatan
instagram @najwasihab
Opini penulis sendiri