Tidak Lolos Jalur SNMPTN dan SBMPTN, Jalur Mandiri Masih Ada?

profile picture Restania31

Belakangan ini ramai diperbincangkan kasus suap yang dilakukan oleh Rektor Universitas Lampung (Unila). Hal ini menimbulkan rumor penghapusan jalur mandiri. Jalur mandiri adalah jalur tes ketiga masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) setelah Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Tentunya, penghapusan jalur mandiri PTN ini menuai pro dan kontra dilihat dari berbagai sudut pandang. Menurut Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI), jalur mandiri berpotensi menyebabkan adanya suap menyuap yang dilakukan oknum tertentu dalam suatu PTN (detikNews, 2022). Hal ini juga tidak bisa disangkal kemungkinan terjadinya disebabkan jalur mandiri merupakan jalur yang bebas untuk diatur oleh PTN sehingga dapat saja ada tangan-tangan ringan oleh okmum tertentu untuk menguras uang masyarakat. Namun, terkadang oknum-oknum ini memberi tawaran bahwa semakin besar suap, maka peluang untuk masuk PTN juga semakin besar. Muncullah tawaran dana dari masyarakat demi anaknya bisa menempuh pendidikan di sana. Tapi, lagi-lagi ada saja kekecewaan dari sebagian masyarakat karena ternyata apa yang diharapkan tidak terjadi sehingga ada anggapan “jalur mandiri gede-gedean uang”.

Jalur mandiri juga bisa menyebabkan sedikitnya mahasiswa baru masuk di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sehingga bisa menyebabkan ketimpangan jumlah mahasiswa antar PTN dan PTS. Jika hal ini terus terjadi, maka dapat mengancam penerimaan mahasiswa baru di PTS. Selain itu, jika jalur mandiri dihapuskan tentunya akan membuat persaingan menjadi lebih ketat dan calon mahasiswa baru semakin tertantang untuk belajar lebih maksimal dan lolos lewat jalur SNMPTN atau SBMPTN. Bagi beberapa calon mahasiswa baru mungkin juga akan beralih ke PTS atau sekolah-sekolah lainnya. Jadi, semua PTN, PTS, maupun sekolah-sekolah kedinasan dapat merasakan PMB yang maksimal.

Di jalur mandiri, UKT yang dibayar antar mahasiswa dengan mahasiswa lain memiliki nominal yang sama. Jadi, bagi mahasiswa yang terbilang memiliki kondisi ekonomi menengah ke bawah harus berjuang membayar uang per semester, dan UKT pada jalur mandiri pun tergantung program studinya. Semakin banyak praktikum, biasanya akan semakin mahal. Hal ini tentunya menjadi beban pikiran yang cukup bagi sebagian orang tua yang harus menyekolahkan anaknya, apalagi masa studi kuliah itu berkisar 3,5 sampai 4 tahun.

Sementara itu, ditinjau dari sudut pandang siswa yang baru saja lulus dari jenjang SMA/MA ataupun SMK, jalur mandiri merupakan sebuah kesempatan ketiga baginya untuk masuk PTN impian, apalagi akreditasi jurusan dan prodinya bagus. Jika jalur ini dihapuskan, lalu anggaplah seseorang tidak lolos SNMPTN ataupun SBMPTN, maka tidak ada lagi kesempatan baginya untuk berkuliah di PTN tersebut. Apalagi mengingat universitas swasta yang pada umumnya dikenal memiliki uang pangkal dan biaya semester yang tidak murah. Keadaan ini semakin menuai kontra bagi seseorang yang latar belakang ekonominya terbilang tidak stabil.

Selain itu, diketahui bahwa mahasiswa yang masuk PTN lewat jalur mandiri memang memiliki Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang lebih tinggi dibandingkan yang masuk lewat jalur SNMPTN atau SBMPTN. Uang ini dapat digunakan untuk pengembangan PTN, baik dari segi pembangunan maupun infrastruktur. Itu artinya, PTN pun memerlukan partisipasi dari masyarakat untuk meningkatkan pembangunan dan infrastrukturnya.

Kemudian, dipandang dari segi peminat. Terkadang peminat jalur mandiri pun tidak terlalu banyak dan menjadi opsi terakhir bagi seseorang yang berniat kuliah, tetapi belum diterima di PTN. Dalam hal ini, peluang untuk masuk PTN dengan jalur mandiri lebih besar sehingga tentunya memberikan kesempatan kepada seseorang untuk melanjutkan pendidikan ke PTN.   

Untuk masuk jalur mandiri ada tes yang harus dilewati calon mahasiswa baru. Kesempatan ini banyak dimanfaatkan oleh para tenaga pengajar untuk mendapatkan pundi-pundi uang. Tentunya mereka bekerja keras dan ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang baik, yakni dengan membuka bimbel ujian mandiri masuk PTN. Bisnis ini cukup menggiurkan mengingat banyaknya peminat PTN dan pekerjaan ini menambah penghasilan mereka. Pastinya juga membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan juga produktif dan bermafaat bagi para calon mahasiswa baru.

Bagaimanapun juga, kasus suap menyuap yang terjadi di Unila tidak bisa disamaratakan dengan PTN lainnya di Indonesia. Hal ini terjadi karena oknum pejabat tertentu yang ingin mengambil kesempatan untuk memperkaya diri melalui cara yang tidak benar. Melalui kekuasaan yang ia dapatkan di PTN tersebut, ia halalkan segala cara untuk keuntungan pribadi. Sementara itu, di PTN lain belum tentu juga terjadi kasus serupa sehingga dalam hal ini, sangat diperlukan kontrol dan pengawasan dari dinas pendidikan setempat terkait Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di PTN.

Tindakan yang dilakukan oleh oknum di Unila ini lagi-lagi membuat kita harus membahas mengenai sikap dan karakter. Berbagai kenikmatan di dunia memang terasa indah dan membuat kita ingin memilikinya. Keinginan-keinginan ini memunculkan pikiran dan tindakan untuk ‘bagaimana mendapatkannya’. Apa yang sudah dimiliki serasa tidak cukup untuk hidup ini, sehingga muncullah nafsu-nafsu duniawi yang membuat diri menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kenikmatan tersebut. Pikiran-pikiran semakin menjadi-jadi, apalagi jika ditambah dengan kekuasaan tinggi yang sudah dipegang, maka ‘cara itupun’ dilakukan. Cara itu adalah cara yang tidak benar. Memanfaatkan pihak-pihak di bawah untuk mendapatkan kenikmatan. Melanggar aturan, ketetapan, dan kebijakan yang sudah diatur. Lantas, di manakah karakter itu? Bukankah semakin tinggi pendidikan maka semakin indah pula karakter? Lagi-lagi kita belajar menahan diri dan bersyukur dengan apa yang dimiliki.

Berbagai pandangan di atas terkait penghapusan jalur mandiri di PTN seharusnya menjadi refleksi kita bersama terhadap kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Sudah menjadi tugas kitalah, generasi muda untuk membenahi pendidikan dan mencerdasan kehidupan berbangsa. Memikirkan sesuatu hal dari berbagai sudut pandang merupakan salah satu tindakan yang bijaksana yang perlu dimiliki seseorang. Jangan sampai tindakan yang kita ambil menyebabkan kemudhoratan bagi sebagian besar pihak. 

Sumber:

detikNews (2022, 23 Agustus). Jalur Mandiri di Semua PTN Diminta Dihapus, Ini Kata Nadiem. Diakses pada 29 Agustus 2022, dari https://www.google.com/amp/s/news.detik.com/berita/d-6250427/jalur-mandiri-di-semua-ptn-diminta-dihapus-ini-kata-nadiem/amp.         

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0

This statement referred from