Stigma “Gila” Kesehatan mental

profile picture Annisa arwahi

     Anak adalah anugrah kata orang entah anugrah untuk siapa apakah untuk orang tua atau untuk anak itu sendiri, untuk anak yang tidak bisa menikmati masa kanak-kanaknya mungkin mendambakan menjadi dewasa adalah hal menyenangkan, 

     Seorang anak yang tumbuh dengan sayatan luka batin yang menumpuk kekerasan fisik dan  kekerasan seksual yang berulang, caci maki yang didengar sampai akhirnya kehilangan diri sendiri diluar kendali. Dia tumbuh dengan tingkah aneh dan tak jarang dia dianggap gila.

     Mungkin selama ini kita sering disuruh tersenyum,diminta bersabar diminta bahagia ,bahkan dipaksa untuk bersyukur dan dipaksa kuat ketika dihadapkan dengan masalah hidup yang berat padahal tanpa disadari Salah satu dari penyebab gangguan mental adalah sering memaksakan diri untuk terlihat bahagia padahal lagi marah atau sedih banget ditambah lagi ada traumatis masa lalu.lama kelamaaan jiwa kehilangan kontrol alamiah untuk shifting mood .terjadilah gangguan mental dimana perubahan mood dadakan yang mengagetkan bisa tiba tiba semangat dan ceria bisa tiba tiba depresi,kenapa? Karena kita sering memaksa diri pura-pura bahagia

      kebanyakan anak ingin dewasa agar terlepas dari pengawasan orang tua dan tidak ingin hidup dalam didikan yang penuh tekanan ahh mungkin sebagian orang menganggap itu terlalu lebay tapi tidak ada anak yang mau hidup dalam tekanan 

    Hal yang perlu diketahui orang tua bahwa Dampak psikologis kekerasan terhadap anak antara lain penarikan diri, ketakutan, tindak agresif, emosi yang labil, depresi, cemas, merasa minder, merasa tidak berharga, dan lain sebagainya, yang dimana itu sangat mempengaruhi kehidupan anak.

     Pada kenyataannya memang jalan hidup kadang gak mudah terkadang tantangan,masalah hidup selalu menghadang didepan semua itu adalah tanggung jawab yang besar dan terkadang ketika secara mental dan fisik kita udah benar benar merasa lelah akan semuanya bahkan orang yang ngiranya selama ini kuat bisa menguatkan dirinya sendiri,pun bisa mengalami fase yang sangat lemah dan rasanya lebih mudah untuk mengatakan “lebih baik aku mati” yang sebenarnya maksud dari kalimat itu adalah ingin mengakhiri masalah bukan mengakhiri hidup.

    Saya sendri berulang kali mengatakan pada diri saya bahwa too much happiness will decrease your life quality. Orang hebat tidak dididik dari segala kemudahan dan kenyamanan.orang yang berhasil adalah orang yang mampu berdamai dengan kenyataan dan tidak kalah dengan keaadaan.

1 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
1
0
profile picture

Written By Annisa arwahi

This statement referred from