Mau Jadi Mahasiswa Kedokteran? Memang Punya Banyak Uang?

profile picture dilarhi

Menjadi seorang dokter adalah mimpi masa kecil kata mereka. Tapi sebenarnya tidak juga, ada juga beberapa orang yang bermimpi untuk menjadi seorang dokter dan itu benar-benar mimpinya. Namun kita juga sudah mengetahuinya bahwa untuk menjadi seorang dokter tidaklah mudah. Disamping kita memang harus bisa memahami tentang ilmu kedokteran yang telah diajarkan, kita juga harus memilki banyak uang untuk bisa menjadi seorang mahasiswa kedokteran.

Mengingat mahalnya biaya untuk menjadi seorang dokter, tidak semua orang bisa mewujudkan mimpi itu. Memang ada jalur masuk perguruan tinggi negeri tanpa tes yaitu SNMPTN. Dan itu seleksi masuk yang benar benar gratis dan ditak dipungut biaya sedikitpun. Namun untuk bisa mengikuti seleksi SNMPTN kita harus termasuk siswa/siswi edigible di sekolah. Karena SNMPTN adalah seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang 100% menggunakan nilai rapot.

Ada juga seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang terhitung biayanya terjangkau namun tetap melalui tes yaitu SBMPTN. SBMPTN adalah seleksi masuk perguruan tinggi negeri dengan tes berbasis komputer. Dengan biaya yang terjangkau untuk tes nya, bahkan untuk pendaftar KIP-K tidak dipungut biaya apapun untuk mengikuti tes SBMPTN.

Namun biaya setelah diterima atau dinyatakan menjadi calon mahasiswa di universitas negeri di daerah manapun, terbilang sangat tinggi. Baik yang di terima lewat jalur undangan (SNMPTN) ataupun melalui tes (SBMPTN). Terutama untuk fakultas Kesehatan, dan terlebih lagi untuk kedokteran. Biaya yang sangat tinggi dan hanya orang yang mampu yang bisa menjadi salah satu mahasiswanya, terutama mampu dalam segi finansial. Bahkan jarang sekali jurusan di fakultas kesehatan yang biayanya dapat di cover oleh beasiswa misalnya KIP-K ataupun beasiswa yang lainnya. 

Terlebih lagi untuk masyarakat golongan bawah yang pasti tidak akan mampu membayarnya. Biaya yang sangat mencekik rakyat kecil kata mereka. UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang sangat mahal, belum lagi biaya hidup yang harus dipenuhi selama menjadi mahasiswa. Oleh karena itu kebanyakan mereka yang berasal dari masyarakat menengah ke bawah, anak-anak m,ereka rela mengubur mimpinya untuk menjadi seorang dokter. Dan memilih jurusan lain ketika sudah memasuki jenjang perguruan tinggi. 

Dan isu yang masih hangat saat ini, rektor di salah satu universitas di lampung terbukti menerima suap dan meloloskan penyuap untuk menjadi mahsiswa di universitas tersebut (Detik News; 21 Agustus 2022). Ini sepertinya sudah menjadi rahasia umum, bahwa siapa yang ber-uang dialah yang menang. Mereka tidak memiliki isi kepala tetapi ia memiliki uang ya tetap saja dialah pemenangnya. 

Untuk orang-orang biasa yang terkadang jika ingin masuk perguruan tinggi negeri namun tidak lolos melalui tes SNMPTN maupun SBMPTN kebanyakan tidak ingin masuk melalui jalur mandiri karena sangat mahal. Untuk masuk lewat jalur mandiri membutuhkan uang yang banyak sekali. Membayar untuk tes seleksinya, setelah diterima harus membayar uang pangkal belum lagi UKT yang sangat tinggi nominalnya. Khususnya untuk kedokteran ini tidak hanya jutaan terkadang puluhan juta bahkan ratusan untuk jumlah uang pangkalnya. Anak-anak dari masyarakat menengah kebawah tidak akan sanggung membayarnya.

Mereka akan memilih untuk berhenti terlebih dahulu dan akan mempersiapkan untuk mengikuti tes SBMPTN di tahun berikutnya. Rata-rata mereka akan bekerja terlebih dahulu mempersiapkan biaya untuk masuk perguruan tinggi di tahun berikutnya. Terkadang jika di tahun berikutnya mereka tidak lolos tak banyak juga yang pada akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan di jenjang berikutnya. Mereka memilih untuk bekerja dan membantu perekonomian keluarga.

Tidak jarang juga mereka yang mempunyai semangat tinggi untuk mewujudkan mimpinya dan tidak pernah membunuh ataupun mengubur mimpinya, ia akan terus berusaha agar bisa melanjutkan pendidikan di jenjang berikutnya. Tak jarang mereka mengikuti kelas karyawan yaitu, pagi mereka bekerja dan malamnya mereka kuliah. Tak banyak juga mereka memilih alternatif lain yaitu melanjutkan di Universitas Terbuka. Tak lain lagi alasannya agar mereka tetap bisa melanjutkan pendidikan-nya dan ia juga tetao bisa bekerja. Namun jelas sekali mereka yang bermimpi untuk menjadi dokter akan mengubur mimpinya. Karena tidak mungkin bisa membiayai semua itu.

Untuk menjadi dokter kita harus kuliah selama 4 tahun, belum lagi setelah itu koas. Dan lagi-lagi biaya semua itu sangat mahal. Untuk masyarakat menengah kebawah semua itu hanyalah hayalan belaka. Seperti kasus saat ini, untuk menjadi seorang mahasiswa kedokteran harus membayar ratusan juta baru diloloskan dan dinyatakan menjadi mahasiswa kedokteran. Apakah kita yang ekonominya termasuk dalam golongan menengah kebawah bisa membayar semua itu? Jelas tidak bisa.

Untuk yang tidak lolos masuk melalui jalur SNMPTN maupun SBMPTN tak banyak juga yang emmutuskan masuk universitas islam negeri ataupun swasta. Namun purlu diingat pastinya tidak mengambil jurusan kedokteran untuk mereka yang ekonominya pas-pasan. Karena semua itu sangatlah mahal. Untuk kita yang termasuk dalam masyarakat menengah kebawah dan ingin menjadi seorang dokter itu tidak apa-apa. Namun usahanya harus lebih dari yang seharusnya. Namun jika dirasa memang tidak memiliki isi kepala yang lebih dari seharusnya dan tidak memiliki banyak uang, benar-benar hanya akan menjadi mimpi menjadi seorang dokter. Memang tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, hanya saja terkadang kita memang harus mengalahkan keadaan atau kita yang akan kalah dengan keadaan. 

2 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
2
0

This statement referred from