BULLYING, Kasus Lama yang Tiada Henti dan Tiada ujungnya

profile picture fdl1409

Bullying yaps pasti kita semua sering mendengar kata itu. Entah di mana pun itu. Banyak sekali kasus-kasus bullying yang beredar di internet hingga membuat korban mengalami kematian akibat bunuh diri. 

Bullying bisa saja terjadi pada kalangan anak-anak maupun orang dewasa sekalipun. Bullying tidak memandang status, gender, jabatan maupun lingkungan. Namun bullying lebih sering terjadi pada kalangan usia anak-anak dan remaja di lingkungan sekolah. Tindakan bully bukan hanya tentang kekerasan fisik. Bullying juga sering dilakukan melalui sebuah perilaku yang disebut ‘Membunuh tanpa Menyentuh’ yaitu menyerang habis-habisan mental korban. Dengan cara mengejek, menjauhi korban, menyebarkan rumor palsu tentang korban atau mempermalukannya di depan umum sehingga korban akan mengalami gangguan mental yang menyebabkan terjadinya depresi. 

Kasus bullying bukanlah kasus baru-baru ini. Ini adalah kasus lama yang masih sering terjadi dan muncul di berita-berita internet. Ada beberapa hal yang menyebabkan Mengapa pembullyan masih sering terjadi di antara lain yaitu:

  1. Pihak korban yang takut berbicara tentang penindasan yang dialaminya. 
  2. Pelaku pembelian tidak pernah Dira dan sadar diri akan tindakan mereka mereka selalu bersembunyi di balik kata ‘candaan’ atau ‘bercanda’. 
  3. Orang-orang sekretaris yang lebih memilih menutup mata dan telinga mereka tentang bullyinh sehingga membuat si pelaku bertambah besar kepala. 

Jadi bisa kita lihat dan nalari bahwa bullying akan terus terjadi apabila tiga hal di atas masih terus berlangsung dalam kehidupan bermasyarakat. Seberapapun banyaknya aturan hukum tentang kasus pembullyan dibuat. Akan terasa sia-sia, apalagi di zaman ini, zaman dengan tingjat keinduvidualisme yang tinggi, orang-orang lebih senang mencari aman dibandingkan harus bersusah payah membantu para korban. 

Pada hasil survei Kementerian Sosial Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan bahwa satu dari dua remaja pria 47,45% dan satu dari tiga remaja wanita 35,05% dilaporkan mengalami bullying. Data lebih lanjut dari GSHS tahun 2015 bahwa 24,1% remaja pria dan 17,4% remaja wanita mengalami bullying.

Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki cukup banyak kasus bullying. Maka dari itu kita harus terus-menerus berusaha melawan bullying pantulan mereka para korban penindasan beranilah berbicara tentang penderitaan kalian yang ditindas selama ini dan berusahalah untuk membuka mata kalian terhadap kejadian bullying yang terjadi di sekitar kalian. Satu pembelaan kita sangatlah berarti bagi para korban, satu suaramu dapat membangkitkan ribuan suara yang tertahan bertahun tahun. Jangan sungkan untuk mengulurkan tangan agar kasus angka kematian bunuh diri terus berkurang. 

STOP BULLYING!!!! Kita adalah sesama manusia yang harus saling menyayangi. 

1 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
1
0
profile picture

Written By fdl1409

This statement referred from