Citayam Fashion Week bawa Dampak Positif atau malah Negatif?

profile picture Elisa Triana

SCBD atau Sudirman Center Bussines Distric yang kerap disangkut pautkan dengan daerah kelas atas atau elite di mana banyak sekali gedung pencakar langit. Akhir akhir ini tentu saja pengertian dari SCBD telah berubah. Sekarang SCBD lebih dikenal dengan sebutan Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok. Kini, siapa yang tidak kenal dengan Citayam Fashion Week? Belakangan ini, itu menjadi tren #1 di berita, di media sosial atau bahkan masih menjadi pembicaraan dari mulut ke mulut. Citayam Universe atau Citayam Fashion Week adalah tempat remaja SCBD berkumpul di hari Sabtu-Minggu (akhir pekan) untuk menunjukkan fashion atau warna dari diri mereka melalui pakaian mereka. Tidak hanya itu, mereka juga menjadikan tempat ini untuk nongkrong dan memperluas pertemanan mereka. Lalu apakah Citayam Universe ini membawa dapak positif? Atau malah sebaliknya? 

Menurut saya pribadi, Citayam Universe ini mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak Positifnya yaitu :

  1. Tempat kebebasan remaja berekspresi   

Dahulu saya sempat berpikir, kalau mau terlihat keren ataupun cantik harus menggunakan pakaian branded atau pakaian yang mahal, hal ini membuat saya hanya mengikuti fashion yang sudah ada, atau mengikuti hal hal yang sedang tren. Tetapi melalu Citayam Universe ini saya melihat nilai lain dari suatu pakaian, yaitu ekspresi orang tersebut. Anda bahkan bisa melihat pakaian yang remaja SCBD kenakan di Citayam Fashion Week tidak sebanding dengan harga barang barang branded tetapi mempunyai nilai yang sebanding dengannya. Mereka adalah pencipta fashion baru. 

2. Adu Kreativitas 

Sadar tidak sadar, dalam menunjukkan fashion mereka telah beradu kreatif. Remaja SCBD sudah membuat tren yang populer melalui pakaian yang mereka kenakan. Tentu saja pakaian yang menjadi tren itu bukanlah pakaian yang biasa, maksudnya bukan dari harganya tetapi dari bagaimana mereka mencampur adukkan pakaian yang mereka punya menjadi gaya berpakaian yang unik. Warna yang ngejreng? Menggunkan properti balon? Atau hanya sekadar pakaian yang digunting gunting? Semua ini merupakan kreativitas yang berasal dari diri mereka sendiri. 

3. Memunculkan Keberanian dan Kepercayan diri anak muda

Seperti yang saya tulis, bahwa pakaian yang digunakkan bukanlah pakaian yang biasa. Kalau orang kuno menyebutnya pakaian aneh, anak muda menyebutnya pakaian mainstream. Tentunya ada karakter yang akan muncul sembari mereka berekspresi melalui kreativitasan, yaitu keberanian dan kepercayaan diri. Kalau dahulu, sebelum Citayam Fashion Week ini ada pasti untuk mengenakan pakaian yang sudah ada saja masih belum pede, entah itu karna bentuk badan, berat badan, ataupun tinggi badan. Sekarang tren ini semakin menambah kepercayaan diri kalangan remaja SCBD. 

4. Wadah memperluas pertemanan            

Remaja SCBD atau remaja Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok. Remaja yang mengikuti Citayam Universe ini tidak hanya dari 1 wilayah saja, namun dari berbagai tempat. Tentu saja jika dilihat dari berita kawasan Ciatayam Fashion Week sangat dipenuhi oleh remaja, maka dapat disimpulkan banyaknya remaja ini tidak hanya berasal dari satu wilayah saja. Dengan perbedaan asal daerah ini, dapat menjadikan pertemanan remaja satu dengan yang lainnya bertambah luas. 

Sementara itu, respons positif juga diberikan oleh Menteri Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia) bahwasanya Citayam Fashion Week ini dapat berpotensi menjadi salah satu keunikan dan sumber pariwisata yang akan dinikmati oleh turis. Hal ini menjadikan daerah tersebut berpotensi menjadi salah satu tempat objek wisata. Pak Menteri sendiri merasa ini tidak apa dilakukan oleh remaja SCBD, selagi melihat situasi dan kondisi yang diberikan tidak menunjukkan dampak negatif. Lantas, apakah benar tidak ada dampak negatifnya? Tentu saja ada dampak negatifnya, yaitu : 

  1. Berpotensi menimbulkan Kemacetan.

Tempat dilaksanakannya Citayam Fashion Week ini adalah JALAN RAYA. Jalan raya adalah tempat di mana kendaraan berlalu lintas, tetapi malah diahli fungsikan menjadi tempat remaja melakukan fashion show atau peragaan busana. Tentu saja hal ini berpotensi besar menyebabkan kemacetan. Walaupun sekarang masih bisa di kendalikan, kita tidak tahu apa yang terjadi di hari hari berikutnya. Terlebih lagi, jika jumlah remaja yang ikut dalam Citayam Fashion Week ini semakin bertambah banyak sehingga semakin banyak remaja yang memenuhi jalanan. Dengan otensi kemacetan ini, pastinya akan menimbulkan masalah lalu lintas yang lain yang lebih beresiko seperti kecelakaan.

2. Lupa Waktu

Kegiatan Citayam Fashion Week ini berlangsung hingga larut malam, sehingga banyak remaja yang lupa waktu dan tidak bisa menggendalikkan dirinya untuk pulang dan malah ketinggalan kereta. Remaja yang ketinggalan kereta ini pada akhirnya hanya tidur dijalanan atau disekitaran daerah dilaksanakannya kegiatan tersebut. Apabila ini terjadi terus menerus, bagaimana bisa Citayam Fashion Week ini dijadikan salah satu destinasi atau salah satu keunikan negara kita. Bukannya mendapat tanggapan positif, tapi kita malah di kritik habis habisan.

3. Sumber Sampah

Walaupun dampaknya positif bagi remaja, tetapi tidak bagi lingkungan. Banyak remaja yang kreatif tetapi tidak diiringi dengan rasa peduli dan cinta lingkungan sama saja nilainya kosong. Kita semua tahu bahwa bumi kita sedang tidak baik baik saja. Oleh karena itu, sebagai remaja hendaknya kita sadar dan dapat mengendalikkan diri kita sendiri dalam menjaga lingkungan. Sayangnya tidak semua remaja SCBD yang melakukan Citayam Fashion Week ini sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Hal ini tampak sekali pada lingkungan tersebut yang tadinya bersih kini mulai tampak sampah yanga berserakan dijalanan. Hendaknya ini disadari oleh semua remaja yang memakai tempat tersebut. 

4. Terancam biasa saja

Saat ini di media sosial, banyak saya jumpai orang orang yang ingin merasakan Citayam Fashion Week didaerahnya sendiri seperti Medan Fashion Week, Braga Fashion Week di Bandung dan lain sebagainya. Kesamaan di berbagai tempat ini menjadikan Ciatayam Fashion Week ini tidaklah lagi mempunyai keunikan, terlebih lagi yang tadinya anak muda jalanan yang menunjukkan bakatnya di sini malah menjadi para artis ataupun model sesungguhnya. Jadi tempat berekspresi bagi remaja menjadi berkurang.

5. Dipergunakan oleh kaum kapitalis

Karena semakin maraknya dan ramenya nama Citayam Fashion Week, Banyak sekali kaum atas atau kaum kapitalis yang memanfaatkan keadaan ini untuk mendaftarkan nama Citayam Fashion Week sebagai merek dagang. Dimana siapa pun yang memakai nama Citayam Fashion Week ini harus membayar royalti ke orang yang mempunyai hak intelektualnya. Orang lain yang ingin mempunyai konsep yang sama juga harus membayar royalti tersebut. Padahal ini diciptakaan untuk wadah kreativitas bukan wadah dagang. 

6. Tempat berkembangnya LGBT

Mungkin kita semua paham dan mulai menyadari bahwa dunia juga sudah semakin menerima kaum LGBT. Akan tetapi kita tidak! Semua kalangan Masyarakat Indonesia baik yang muda dan tua adalah orang orang yang tinggal di Indonesia, yang merupakan Negara Beragama. Jangan karena adanya tempat untuk berkembangnya LGBT ini kita malah semakin mewajarkan hal tersebut. Pakaian yang memang tidak ada Undang Undang yang mengaturnya, namun haruslah disadari dengan adanya norma. 

Tidak hanya itu saja, sekarang ini Citayam Fashion Week tidak hanya diadakan hari sabtu dan minggu saja akan tetapi malah diadakan setiap hari. Sangat miris…. Tidak hanya remaja saja, akan tetapi para ibu ibu yang ingin viral melihat media semakin menyoroti remaja remaja yang berada di daerah Sudirman itupun semakin ingin terkenal. Setiapkali kendaraan lewat membutuhkan petugas untuk mengatur lalu lintas jalanan agar tetap lancar. Walaupun ini di Zebracross, tetap saja masih banyak yang tidak paham akan pengunaannya di lalu lintas. Hal inilah yang membuat saya semkin khawatir dengan tren yang ada saat ini. Jalan terbaik yang bisa dilakukkan adalah perubahan. Baik itu berubah dengan mengganti tempat kegiatan ataupun berubah dari diri diri sendiri mengingat adanya dampak negatif bagi lingkungan dan remaja itu sendiri. 

1 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
1
0
profile picture

Written By Elisa Triana

This statement referred from