Memahami Generation Gap di Era Globalisasi

profile picture Annisatul ahyar


Memahami generation gap di era globalisasi

Globalisasi adalah sebuah istilah yang tidak asing lagi bagi kita, Jan Saan Scholte menyebutkan bahwa globalisasi adalah proses meningkatnya interdepensi antara aktor-aktor dalam skala global. Sehingga hubungan sosial dalam suatu masyarakat secara signifikan dibentuk dan dipengaruhi oleh dimensi sosial yang luas dalam skala dunia.
Globalisasi dalam era sekarang ini tidak dapat dibendung lagi dan semakin cepat penyebarannya. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi hampir di semua sektor sehingga membawa banyak perubahan dalam kehidupan baik dalam sektor sosial, ekonomi, politik, agama dan kebudayaan.
Perubahan zaman yang terjadi dengan otomatis mengikuti perubahan pola pikir  manusia, di mana setiap generasi pasti memiliki perbedaan pola pikir dan sudut pandang karena hidup pada masa dan latar belakang yang berbeda. Adapun tingkatan generasi, pada generasi baby boomers yaitu generasi yang dilahirkan sebelum tahun 1961, generasi X yaitu generasi yang dilahirkan sekitar tahun 1961 hingga 1980, generasi milenial atau disebut juga generasi Y dilahirkan pada tahun 2000an dan generasi Z dilahirkan sekitar tahun 2012 bahkan datangnya generasi alpa yang dilahirkan di atas tahun 2012 hingga sekarang. Dengan begitu pada setiap generasi perkembangan teknologi, informasi keadaan sosial, politik kebudayaan serta yang lainnya tidaklah serupa, sehingga pemahaman akan hal tersebut juga akan berubah. Generasi yang jauh lebih tua seperti generasi boomers ataupun generasi X akan relatif lebih rendah dalam memahami kecanggihan teknologi dibandingkan generasi millenial. Sedangkan generasi millenial sudah ketergantungan pada teknologi sehingga setiap aktivitasnya dikaitkan dengan itu, mulai dari eksistensi di media sosial, mencari informasi, sistem pembelajaran bahkan berbelanja dan menyimpan uang sekalipun melalaui kecanggihan teknologi.  Seperti , apabila ada hal penting yang ingin disampaikan kepada orang tua akan tetapi generasi millenial menyampaikannya melalui telepon, maka sebagian orang tua menganggap hal ini tidak sopan sehingga munculnya kesenjangan di antara keduanya, atau seorang anak melakukan transaksi secara Online ataupun menyimpan uang melalui Online para orang tua akan sedikit risau karena tidak mempercayai hal tersebut ataupun tidak mengerti akan hal tersebut, mereka akan memarahi anak mereka. Perubahan ini menyebabkan adanya perbedaan sehingga antar generasi mengalami kesenjangan yang dapat menyebabkan konflik. Lantas bagaimana mengatasi kesenjangan antar generasi (generation gap) agar tidak menyebabkan konflik?
Generation gap is a difference of opinion in values and attitutes between one generation and another especially between children and their parents.
Generasi Gap merupakan perbedaan opini antara satu generasi dengan generasi lain terkait nilai dan perilaku seperti pada orang tua dan anak. Perbedaan ini diibaratkan seperti dalam memahami angka 9 apabila seseorang berada di atas angka tersebut, ia akan mengatakan itu angka 6 dan dari sisi bawah akan mengatakan itu angka 9, padahal keduanya benar tetapi mereka memiliki pendapat yang berbeda.  Adapun beberapa cara yang dapat kita lakukan Dalam mengatasi generation gap khususnya dilingkungan keluarga, diantara nya;

  • Kasih sayang yang tiada henti
    Kasih sayang itu bukan sebatas kata-kata gombal dan hadiah mewah. Justru kasih sayang itu juga bisa membuat orang semakin dekat dengan lingkungan sekitarnya, terlepas dari batasan-batasan yang ada. Jadi, jangan lupa untuk menunjukkan kasih sayang pada orang tua.
    Meski anak sudah tumbuh besar, tetapi orang tua pun tetap perlu menunjukkan sikap kasih sayang. Dengan begitu anak akan merasa dihargai sehingga lebih bebas dalam mengatakan pendapatnya dan menerima pendapat orang tuanya
  • Harus memiliki mindset yang terbuka
    Pada dasarnya zaman dahulu tidaklah sama dengan zaman sekarang, orang tua harus menerima perubahan yang terjadi, tidak boleh memaksakan anak dengan didikan primitif dan juga sebagai anak ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari pengalaman orang tua kita. Tidak semua pemikiran kuno orang tua harus dihapuskan.
  • Saling memahami antara yang satu dengan yang lain
    Orang tua akan merasa lebih tahu tentang banyak hal karena  mereka pernah mengalaminya dimasa muda tetapi dunia dan isinya tidak lagi sama seperti sebelumnya, sekarang era millenial artinya kehidupan mengharuskan kita untuk terus bergerak maju dan beradaptasi dengan segala perubahan yang ada. Perlunya saling memahami dalam memandang suatu masalah, kita harus menempatkan diri dari sudut pandang yang lainnya. Sering berkomunikasi antara yang tua dan muda juga suatu solusi dalam menghadapi generation gap ini, saling bertukar pikiran menceritakan hal-hal yang terjadi dimasa mereka dan mau menerima hal-hal yang sedang terjadi dimasa sekarang.
  • Tidak membandingkan anak dengan yang lain
    Dengan tidak membandingkan anak dengan yang lain, Anak akan selalu mengasah dan mengembangkan bakat dirinya karena ia merasa orang tua mempercayai dengan bakat nya.
    Membandingkan anak dengan yang lain merupakan salah satu cara untuk memperlebar kesenjangan generasi orang tua dan anak.
    Pasalnya, perbandingan selalu dikaitkan dengan kelebihan anak lain dengan kekurangan anak sendiri. Padahal setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga tidaklah bijak untuk membandingkannya. Selain itu, perbandingan dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan diri dan menghancurkan antusiasme pada anak.
    Generation gap merupakan hal yang akan selalu ada dari generasi ke generasi dan tidak dapat dihindari sehingga akan lebih baik jika dimengerti, dipelajari dan disosialisasikan agar dapat saling memahami perbedaan perspektif.
     
0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By Annisatul ahyar

This statement referred from