PENGOLAHAN KONTINU SAMPAH ORGANIK MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN PENAMBAHAN BIOAKTIVATOR EFFECTIVE MICROORGANISM 4 (EM4)

profile picture Naomi Evania Br Harianja

Pertumbuhan jumlah penduduk akan sebanding dengan pertumbuhan jumlah sampah. Hal ini terjadi karena kegiatan manusia yang semakin banyak akan sebanding dengan sampah yang akan dihasilkan. Selain jumlah penduduk, peningkatan sampah juga akan dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat, dan pola hidup masyarakat itu sendiri. Permasalahan sampah yang kerap terjadi pada zaman sekarang ini sebenarnya dapat diatasi mulai dari skala kecil, misalnya sampah rumah tangga. Limbah dari rumah tangga ini terlebih dahulu akan dipisahkan antara sampah anorganik dan organik. Sampah anorganik kemudian dapat diolah kembali (recyclce) menjadi produk berupa bibit plastik dan bibit kaca yang dapat digunakan sedangkan sampah organik dapat diubah menjadi pupuk organik cair maupun padat. Menurut Badan Pusat Statistik secara umum kebutuhan impor pupuk di Indonesia setiap tahun cenderung fluktuatif. Selain kebutuhan pupuk, persentase penduduk pada sektor pertanian tidak jauh berbeda dengan data kebutuhan pupuk. Dalam proses pengurangan kebutuhan impor pupuk pada negara ini, hal tersebut dapat dilakukan dengan terus menerus mengelolah sampah organik menjadi pupuk secara kontinu. Hal ini dapat mengurangi jumlah peningkatan sampah pada lingkungan sekaligus mengurangi kebutuhan impor pupuk. Pembuatan pupuk organik tidak akan terlepas dari aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme berperan sebagai agen dalam mengolah bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan dapat berupa mikroba yang berasal dari udara, berasal dari sampah organik yang menjadi bahan utama bahkan dengan penambahan aktivator. Secara umum, selama ini aplikasi utama untuk produksi pupuk organik cair adalah metode batch. Dalam penelitian ini akan dilakukan produksi pupuk organik cair secara berkesinambungan dengan menggunakan bahan baku limbah organik domestik.

Pembuatan pupuk dengan proses fermentasi umumnya menghasilkan pupuk cair. Dalam suatu penelitian, peneliti terus memproduksi pupuk cair. Proses kontinu adalah proses dimana umpan yang masuk ke tangki diproses dengan produk keluaran kontinu. Pupuk organik cair adalah  larutan yang sangat larut dalam air yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan tanaman dan berasal  dari dekomposisi bahan organik alami. Pupuk organik cair dinilai lebih unggul dari pupuk organik padat karena dapat mengatasi defisiensi hara dengan cepat. Produksi pupuk organik memerlukan keterlibatan mikroorganisme sebagai pengurai dalam pengolahan bahan organik menjadi pupuk. Mikroorganisme dalam produksi pupuk  dikenal sebagai agen aktivator alami (aktivator biologis) yang bertindak sebagai agen untuk mempercepat pembentukan pupuk, meningkatkan proses dekomposisi bahan organik, dan meningkatkan kualitas produk akhir. Agen bioaktif yang paling umum dijual saat ini di pasaran untuk mempromosikan pembentukan pupuk cair organik adalah Effective Microorganisms 4 (EM4), orgaDec, dan Probion. EM4 adalah metode kultur campuran dari mikroorganisme yang bermanfaat dan menguntungkan untuk kegemburan tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman, dan ramah lingkungan. Organisme mikro yang ada dalam EM4 memiliki banyak manfaat. Bakteri fotosintetik bertindak sebagai penghasil zat (asam amino) dari hasil sekresi akar tanaman, gas berbahaya, dan zat organik yang membantu mendorong pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Bakteri asam laktat  berfungsi gula yang berasal dari asam laktat, menghambat pertumbuhan organisme mikro berbahaya contohnya fusarium, dan mendorong regenerasi bahan organik. Adanya khamir yang berperan sebagai obat yang menghasilkan zat bioaktif, contohnya hormon dan enzim yang berkontribusi terhadap jumlah sel aktif dan perkembangan akar. Selanjutnya, khamir juga menghasilkan senyawa sekretori yang merupakan substrat yang bagus untuk Actinomycetes dan bakteri asam laktat. Actinomycetes menghasilkan zat antibakteri sebagai obat yang dihasilkan oleh bakteri fotosintetik dari asam amino, menekan  pertumbuhan mikroorganisme patogen, meningkatkan jumlah sel aktif, dan mendorong pertumbuhan tanaman. Bakteri fermentasi bertindak sebagai agen pengurai untuk alkohol organik  dan senyawa ester, mengurangi bau tak sedap. Tahap pertama dilakukan persiapan alat digunakan dalam produksi pupuk cair, selanjutnya yakni dilakukan persiapan bahan baku berupa sampah organik yang kemudian dihaluskan atau dilakukan pencacahan. Sebelum melakukan pencacahan dilakukan pemisahan antara limbah organik rumah tangga dengan kandungan minyak pada permukaan wadah pengumpulan bahan baku. Tahapan ini dilakukan dengan memindahkan minyak secara manual dengan wadah yang lebih kecil. Tujuan dilakukannya tahapan ini adalah untuk mencegah kandungan minyak yang tidak akan larut pada air dalam tangki fermentasi. Selain itu keberadaan minyak pada fermentor pada bagian atas sehingga mendahului produk untuk berpindah pada tangki produk secara overflow. Bubur limbah kemudian dimasukkan pada tangki bersamaan dengan bioaktivator yang digunakan untuk melakukan fermentasi. Dalam proses ini dilakukan fermentasi sesuai dengan waktu tinggal (HRT) pada fermentor yaitu selama 11, 14, 17 hari. Tahapan selanjutnya adalah memanen pupuk cair yang matang kemudian menganalisis kandungan pada N, P, dan K dari pupuk cair tersebut.

Tujuan dilakukan penelitian pengolahan kontinu sampah organik menjadi pupuk oganik cair adalah mengetahui pengaruh waktu tinggal (Hyraulic Retention Time/HRT) pada fermentor. Parameter yang dianalisa adalah nilai kadar nitrogen (N), fosfat (P) dan kalium (K) pada pupuk organik cair yang dihasilkan. Variasi waktu tinggal yang diamati adalah HRT 11 hari, HRT 14 hari, HRT 17 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cenderung semakin lama waktu tinggal pada fermentor maka nilai kandungan senyawa N, P, dan K akan semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas dari mikroba yang mengkonversi sampah organik menjadi pupuk organik cair. Adapun nilai masing-masing kandungan pupuk organik cair yang diperoleh berupa kandungan N terbesar 0.135% dengan HRT 17 hari; kandungan P terbesar dengan HRT 14 hari adalah 0.096% serta kandungan K terbesar dengan HRT 14 hari adalah 0.065%.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By Naomi Evania Br Harianja

This statement referred from