Virus PMK Berbahaya Bagi Hewan Ternak

profile picture Bunga Ainna

     Akhir -akhir ini banyak sekali yang membahas tentang virus PMK pada hewan ternak.PMK atau dikenal juga sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) dan Apthtae Epizooticae adalah penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan virus. Mengapa kita harus waspada terhadap penyakit PMK.penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit infeksi virus (family Picornaviridae) yang bersifat sangat akut dan juga bisa menular pada hewan berkuku genap/belah (cloven-hoofed). Nama lain penyakit ini adalah aphthae epizootica (AE), foot and mouth disease (FMD) .

     PMK ini bukanlah penyakit zoonosis atau penyakit yang tidak bisa menular ke pada manusia. Bahkan, PMK bisa disembuhkan dengan ketelatenan para petugas medis kesehatan ternak dan peternak dalam mengobati ternaknya. Hewan ternak yang rentan tertular virus PMK,yaitu Sapi, kerbau, unta, gajah, rusa, kambing, domba dan babi.

     Masyarakat harus memperhatikan dalam mengonsumsi bagian-bagian daging sapi. Sebab, tidak semua bagian tubuh ternak sapi bisa dikonsumsi dengan aman, apa lagi di tengah wabah PMK saat ini.Ada beberapa bagian daging pada hewan ternak yang memiliki potensi besar juga bisa terdapat virus PMK, di antaranya yakni bagian kepala hewan, kaki, dan jeroan atau organ dalam.Bagian di organ tubuh tersebut menurut Kementerian Kesehatan bagian yang paling terserang oleh virus, maka daging di sekitar organ tersebut harus dihindarkan untuk saat ini, selain kolesterol tinggi, juga bisa menjadi tempat bersarang virus PMK.

     Hingga saat ini, ribuan ternak di Jawa Timur dilaporkan telah terjangkit virus PMK tersebut. PMK menyebar dengan sangat cepat dari satu hewan ke hewan lain.dan Penularan bisa lebih cepat terutama dicuaca yang sejuk dan lembab dan ketika hewan dikandangkan atau ditempatkan dengan berdekatan. Meski tak menular ke manusia, wabah PMK bisa menyebabkan kematian pada hewan ternak dan mengganggu pasokan daging nasional.

Penyebab 


1. Virus jenis A dari family Picornaviridae, genus Apthovirus.
2. Masa inkubasi biasanya 2-14 hari (masa sejak hewan tertular penyakit sampai dengan timbul gejala penyakit)

Pencegahan

A. Pencegahan Dengan Cara Biosekuriti:
1. Perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan pada hewan , pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans.
2. Pemotongan pada hewan yang terinfeksi, hewan baru sembuh, dan hewan - hewan yang kemungkinan kontak dengan agen PMK.
3. Desinfeksi asset dan semua material yang terinfeksi seperti (perlengkapan kandang, mobil, baju, dll.)
4. Musnahkan bangkai hewan,sampah, dan semua produk hewan pada area yang terinfeksi.
5. Tindakan karantina.

B. Pencegahan Dengan Cara Medis
Untuk daerah tertular :
1. Vaksin virus aktif yang mengandung adjuvant
2. Kekebalan 6 bulan setelah dua kali pemberian suntikan vaksin pada hewan ternak, sebagian tergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin dan strain yang sedang mewabah.
Untuk daerah bebas (Indonesia) :
1. Pengawasan lalu lintas ternak
2. Pelarangan pemasukan ternak dari daerah tertular.

Pengobatan Dan Pengendalian

 1.Pemotongan dan pembuangan jaringan tubuh pada hewan yang terinfeksi.
2. Kaki yang terinfeksi di terapi dengan cara chloramphenicol atau bisa juga diberikan larutan cuprisulfat.
3. Injeksi intravena preparat sulfadimidine juga disinyalir efektif terhadap virus PMK.
4. Selama dilakukan pengobatan, hewan ternak yang terserang penyakit harus dipisahkan dari hewan yang lebih sehat (dikandang karantina terpisah dari kandang hewan sehat).
5. Hewan tidak terinfeksi harus ditempatkan pada lokasi yang kering dan dibiarkan bebas jalan-jalan serta diberi pakan cukup untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh hewan.
6. Pada kaki hewan ternak yang sehat diolesi larutan Cuprisulfat 5% setiap hari selama satu minggu, kemudian setelah itu terapi dilakukan seminggu sekali sebagai cara yang efektif untuk pencegahan PMK pada ternak sapi.

     Sebagai upaya pengendalian penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) yaitu  Muhadjir Effendy meminta distribusi vaksin bagi hewan ternak harus dipercepat.Ia juga meminta agar percepatan distribusi vaksin mengutamakan daerah prioritas yang terkena wabah cukup parah. Tercatat per 18 Juni 2022 lalu, sebanyak 183.280 hewan ternak yang tersebar di 19 provinsi di Indonesia terinfeksi PMK. Adapun Provinsi Jatim menjadi yang terparah. Oleh sebab itu penambahan pada vaksin dalam skala yang besar sangat diperlukan. 

     Sebagai informasi, pemerintah telah mempersiapkan pengadaan 3 juta dosis vaksin PMK yang darurat. Pengadaan tahap pertama vaksin darurat sebanyak 800 ribu dosis dan tahap selanjutnya 2,2 juta dosis.Sebagian vaksin tahap pertama telah tiba pada hari minggu,12 Juni 2022 lalu sebanyak 10.000 dosis dan telah dilakukan vaksinasi perdana pada tanggal 14 Juni 2022 lalu di dua peternakan sapi rakyat yang berlokasi di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.Pengiriman pada vaksin berikutnya dari tahap pertama dengan total 800 ribu dosis tiba kembali di Indonesia pada Kamis,16 Juni 2022, melalui Bandara Soekarno-Hatta.

     Hal tersebut lantaran dirinya khawatir kerugian peternak akibat PMK akan menambah angka kemiskinan yang sangat ekstrem.Selain karena ternaknya mati, para peternak juga dirugikan karena tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk menangani PMK. Oleh karena itu,pemerintah agar segera mengeluarkan pernyataan kedaruratan atau Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap penanganan PMK. Dengan harapan, penggunaan anggaran pada vaksin PMK bisa direlaksasi dan aturan yang sangat ketat dan bisa dipermudah.

1 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
1
0
profile picture

Written By Bunga Ainna

This statement referred from