Digitalisasi: Mempermudah atau Memanipulasi?

profile picture try.regina.l


Di era revolusi industri 4.0 semua masyarakat dari berbagai generasi dianjurkan untuk segera melakukan transformasi digital. Tatanan kehidupan yang serba modern membuat kita, mau-tidak mau harus bisa beradaptasi dengan kebijakan baru yang ada. Proses digitalisasi yang direncanakan pemerintah, tidak hanya berfokus terhadap satu bidang, melainkan untuk semua bidang, baik dari bisnis/ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya.


Pemerintah dan masyarakat memiliki harapan besar untuk transformasi digital ini, terlebih keuntungan yang ditawarkan tidak main-main. Keuntungan tersebut dapat dilihat dari bertambahnya efisiensi dan semakin efektifnya kinerja masyarakat dalam bekerja, dengan bantuan sains dan teknologi.


Keterbukaan dunia turut mendukung negara Indonesia untuk dapat melakukan transformasi digital. Banyaknya ilmu yang berkembang, terlebih dari bidang teknologi informasi dan komunikasi, menjadi alasan mengapa bangsa Indonesia harus segera melakukan transformasi digital, guna dapat bertahan serta semakin maju dalam taraf kehidupan masyarakatnya.


Halo sobat ninevibe! Senang sekali kita bisa membahas sesuatu yang cukup ilmiah di artikel kali ini. Sebelum mengulik lebih dalam tentang proses, manfaat, dan masalah yang mungkin terjadi dari proses transformasi digital di Indonesia, saya ingin bertanya terlebih dahulu nih!


Bagaimana perasaan kalian menghadapi dunia modern? Apakah semuanya baik-baik saja? Atau justru menjadi tantangan dalam melakukan kegiatan? Hm.. jawabannya mungkin bervariasi ya!


Bagi sobat ninevibe dari generasi milenial dan generasi digital, mungkin dapat beradaptasi dengan baik dengan proses digitalisasi ini. Namun bagaimana dengan generasi yang lahir sebelum adanya digital seperti teknologi informasi, layaknya internet? Apakah mereka dapat melakukan transformasi digital juga? Bukan hanya orang tua, bagaimana dengan anak-anak generasi baru yang belum pernah terpapar dengan barang-barang canggih, seperti gadget dan yang lainnya. Apakah mereka tidak kewalahan mengejar ketertinggalan?


Perubahan itu memang selalu menimbulkan pro dan kontra, ada yang setuju dan ada juga yang tidak setuju karena berbagai alasan. Melihat dari sudut pandang era globalisasi, tentulah sangat perlu untuk melakukan transformasi digital, karena masyarakat dan negara harus bisa menanggapi berbagai penawaran dunia lewat jalur yang lebih modern. Tetapi mengamati dari sudut pandang yang lain, apakah kita harus menutup mata dan melawan segala tantangan yang ada? Bagaimana kalau kita akhirnya jatuh ke lubang masalah yang mungkin timbul karena kekurang-mampuan kita untuk memahami teknologi digital dengan baik?
Banyak sekali keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari proses digitalisasi, masyarakat menjadi lebih cerdas dalam menjalankan pekerjaan, terutama bagi para pekerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dapat dengan leluasa menawarkan barangnya kepada konsumen-konsumen tanpa ada batas ruang dan waktu. Selain itu, teknologi informasi yang canggih juga memudahkan semua kalangan masyarakat, tidak terkecuali para pasien dan dokter, atau para guru dan siswa-siswanya. Semua kegiatan dapat selesai hanya dengan sekali klik, semua serba praktis, dan hanya dilakukan dari rumah.


Digital memberikan keluasan dan juga peluang kemajuan yang besar bagi suatu negara, namun kembali lagi apakah semuanya tidak hanya bertujuan untuk memanipulasi keadaan? Saat ini, semua serba mudah, para konsumen tidak harus keluar rumah untuk membeli barang belanjaan, mereka bisa melakukan pembelian barang secara praktis melalui online-shop. Tetapi, bagaimana dengan nasib para penjual yang belum bisa berjualan secara online? Bagaimana dengan mereka yang belum bisa bertransformasi secara digital, karena hambatan alat elektronik dan koneksi? Akankah mereka tenggelam dalam tatanan kehidupan kuno, sedangkan masyarakat yang lain semakin maju dan modern? 

Mudah untuk berbicara, “ayo lakukan transformasi digital!” tetapi pada kenyataannya tidak semua masyarakat dapat dengan mudah melakukan transformasi digital itu. Wilayah Indonesia yang luas dan berpulau-pulau dapat disatukan dengan kerjasama yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Komunikasi dari semua pihak akan menciptakan konektivitas dan kemajuan secara bersama-sama, tanpa harus ada yang tertinggal dalam taraf kehidupannya. Tetapi faktanya, tidak semua masyarakat di berbagai wilayah Indonesia memiliki nasib yang sama. Masyarakat yang hidup di kota, mendapat perhatian lebih, dibandingkan dengan masyarakat di daerah terpencil, itulah mengapa mereka yang hidup dekat dengan daerah pemerintahan pusat, lebih dapat bertransformasi secara digital, dibandingkan dengan masyarakat yang belum mengenal sama sekali apa itu digital.
Kinerja dan kemajuan yang semestinya adalah menyeluruh dan merata dalam segala hal, tetapi dengan adanya batas dan perbedaan membuat masyarakat dalam beberapa aspek pun berbeda, salah satunya dalam hal kemampuan menggunakan alat digital. 


Pentingkah transformasi digital?


Mari kita bayangkan, jika tidak melakukan perubahan mungkin negara dan bangsa Indonesia akan menjadi yang terbelakang. Negara kita tidak akan berkembang, atau justru jatuh dan memburuk. Transformasi digital adalah solusi sekaligus cara untuk dapat bangkit dan terus maju, namun solusi ini hanya bisa berlaku apabila semua masyarakat dapat berpikir sama dan memiliki kecakapan digital yang sama, maka semua akan meningkatkan taraf dan tatanan kehidupan bersama.


Digital memberikan ruang untuk masyarakat dalam memperoleh pekerjaan, sehingga semua masyarakat bisa sejahtera. Lapangan pekerjaan yang terbuka lebar dalam dunia digital, menjadi kepuasan tersendiri bagi masyarakat, apalagi pekerjaan dapat dilakukan secara mudah dengan bantuan teknologi yang ada.


Dampak positif digital dapat kita ekspektasikan dari berbagai segi, misalnya seseorang yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi dapat memulai bisnis secara online dari nol, kemudian merekrut karyawan untuk berkerja sama dan akhirnya semua pihak dapat sama-sama diuntungkan dan usahanya semakin berkembang. Melihat dari segi pendidikan, proses belajar-mengajar akan sangat terbantu dengan adanya bantuan digital, pada masa pandemi covid-19 siswa masih bisa melanjutkan pelajaran, meskipun itu hanya dari rumah.


Kembali lagi, tidak semua ekspektasi digital semanis dengan kenyataan. Kepraktisan yang ditawarkan digital, memang tidak perlu diragukan lagi, semua serba mudah dan cepat. Masyarakat dapat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kehidupan yang sejahtera dalam menjalankan usaha tanpa susah payah. Tetapi kejahatan juga tidak pandang tempat ataupun digital, orang-orang yang memiliki pemahaman yang baik tentang digital belum tentu memiliki pemahaman yang baik pula dalam memanfaatkan keadaan secara benar.


Tindakan kriminal secara digital, dapat kita temui dimana-mana. Berita yang dibaca setiap hari, paling tidak mengabarkan satu tindak kriminal secara digital. Kerugian para korban juga tidak main-main, ada yang ditipu hingga miliaran rupiah, bahkan ada yang saling melecehkan melalui perantara digital. Mirisnya lagi, korbannya bukanlah orang yang bodoh dalam menggunakan alat digital, seperti misalnya internet, mereka cukup ahli dalam bertransaksi secara digital, namun akhirnya juga bisa tertipu.

 Lalu, bagaimana dengan nasib orang-orang yang bahkan sama sekali tidak tahu apa itu digitalisasi, akankah mereka bisa bertahan di masa yang akan datang?


Kasus penipuan berkedok ekonomi digital yang baru-baru saja terjadi dan masih hangat diperbincangkan adalah polemik dari Robot Tranding DNA Pro, suatu bisnis yang dapat menguntungkan anggotanya, yang pada akhirnya juga menimbulkan sisi keserakahan dari para pengelolanya, kemudian merugikan banyak orang, atau lebih pantas disebut suatu bisnis investasi bodong. Kasus penipuan ini dilaporkan oleh 122 orang ke Bareskim Polri, Senin 28/3/2022. Kerugian disebut-sebut mencapai Rp. 17 Miliar rupiah. Pihak yang menjadi korban bukanlah orang-orang awam dalam ekonomi digital, tetapi mengapa pada akhirnya mereka juga bisa tertipu?


Penipuan Robot Tranding DNA Pro ini juga turut disangkutkan dengan beberapa nama publik figur yang memperoleh uang dan barang dari DNA Pro academy, mereka adalah Ahmad Dhani, Ivan Gunawan, DJ. Putri Una, Billy Syahputra, hingga Resky Billar dan Lesty Kejora. Beberapa publik figur ini bahkan sampai bisa dimanipulasi oleh para pelaku kriminal berkedok digital, lalu bagaimana nantinya dengan masyarakat biasa, apakah masyarakat seluruhnya dapat mempercayai berbagai bentuk ekonomi digital lagi?


Kasus robot DNA Pro ini bahkan bukan yang pertama, telah banyak kasus-kasus terdahulu yang tidak jauh berbeda, sama-sama bertujuan untuk melakukan penipuan digital untuk memperoleh keuntungan yang lebih banyak, misalnya saja kasus robot Tranding Fahrenheit yang menyeret nama Hendry Susanto.


Penipuan dan pencemaran nama baik melalui perantara digital, terlebih khusus melalui aplikasi alat komunikasi dan media sosial hanya merupakan contoh kecil dari kasus kriminal pada penggunaan digital. Masih banyak lagi kasus lain yang dapat lebih merugikan. 


Berbagai tantangan dan hambatan dalam penggunaan digital hanya bisa diatasi dengan adanya kerjasama dan partisipasi yang baik dari semua lapisan masyarakat. Semua orang perlu mengenal, apa itu digital dan bagaimana cara menggunakannya dengan baik guna menghindari kejadian-kejadian kriminal melalui alat digital. Etika dan kesadaran menuju transformasi digital juga harus ditanamkan dalam diri setiap orang, sehingga tidak ada yang berani untuk merugikan orang lain demi untuk memperoleh keuntungan pribadi.


Pada bagian akhir artikel ini, saya ingin menyampaikan kepada sobat ninevibe semua untuk dapat mendukung proses transformasi digital yang sedang diprogramkan pemerintah, karena bagaimana pun, kita memang perlu melakukan transformasi digital agar dapat pulih dan bertahan untuk keberlanjutan. Pemerintah juga wajib memberikan fasilitasi koneksi yang baik pada semua wilayah di Indonesia, sehingga dapat mengurangi adanya hambatan dalam proses transformasi digital.


Jadi sobat ninevibe, demikianlah yang bisa saya bahas tentang proses digitalisasi di artikel kali ini. Digital itu dapat mempermudah, tetapi ada juga orang-orang yang bisa memanipulasi digital untuk tindakan kejahatan, kita perlu belajar lagi dan senantiasa berbenah diri untuk menghidari hal yang tidak diinginkan. Sekian semoga artikel ini dapat menjadi pemahaman baru bagi sobat ninevibe untuk menggunakan digital.

Referensi
https://el.iti.ac.id/apa-itu-revolusi-industri-4-0-transformasi-digital-tantangan-peluang/
https://amp.kompas.com/tren/read/2022/04/19/163100365/apa-itu-dna-pro-robot-trading-ilegal-yang-seret-deretan-artis

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By try.regina.l

This statement referred from