BIBIT RADIKALISME TELAH MENYEBAR DI LINGKUNGAN MASYARAKAT, MENGAPA HAL INI BISA TERJADI ?

profile picture ingka liantri

              Apakah kalian tahu apa itu radikalisme ? radikalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya pergantian, perubahan dan penjebolan terhadap sistem masyarakat sampai ke akar- akarnya.Salah satu penyebab gerakan radikalisme adalah faktor sentimen keagamaan, termasuk solidaritas keagamaan untuk kawan yang tertindas oleh kekuatan tertentu. Namun hal ini lebih tepat dikatakan sebagai faktor emosi keagamaannya, dan bukan kepercayaannya.Sedangkan contoh dari bibit radikalisme itu sendiri adalah aliran Wahabi atau paham Wahabi. Tentunya sudah sangat familiar sekali aliran ini, namun perlu kita ketahui bersama bahwa Wahabi merupakan aliran di dalam Islam yang ditujukan pada pengikut Muhammad bin Abdul Wahab. Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab sejak dulu mengandung kontroversial dan mengundang kritikan serta hujatan banyak orang. Karena pandangan Ibnu Abdul Wahab tersebut bertentangan dengan paham Ahlussunnah wal Jama’ah. Maka dari itu kita perlu memahami apa saja ciri - ciri dari paham Wahabi tersebut.

                 Ciri – ciri dari dari paham Wahabi diantaranya adalah yang pertama, meninggalkan bacaan qunut. Namun, bukan semua orang yang meninggalkan bacaan qunut sebagai Wahabi, tetapi bagi umat yang menyerupakan Allah SWT dengan makhluk-Nya ,maka tidak diragukan lagi bahwa ia adalah Wahabi. Ciri – ciri yang kedua adalah mereka yang meninggalkan sholat sunnah qabliyah sebelum Jumat. Namun, bukan semua individu yang meninggalkan sholat tersebut sebagai Wahabi. Melainkan siapa saja yang mengkafirkan al-Asy’ariyyah dan al- Maturidiyyah serta menghalalkan darah mereka itu maka tidak diragukan lagi ia adalah Wahabi. Yang ketiga adalah mereka yang tidak mengumandangkan azan sebanyak 2 kali pada hari Jumat itu dianggap sebagai Wahabi dan siapa saja yang mengkafirkan umat Islam yang bertawassul dengan Rasulullah SAW. Ciri-ciri aliran Wahabi lainnya yang mudah dikenali adalah sering meninggalkan majelis tahlil kepada mayyit. Namun, tidak semua individu yang meninggalkan majelis tahlil kepada si mayyit itu dianggap sebagai Wahabi, mengharamkan majelis Maulid Nabi ,mengkafirkan pelakunya dan mengharamkan perjalanan dengan tujuan untuk menziarahi makam Rasulullah SAW. 

                   Ajaran Wahabi menentang pemuliaan terhadap situs-situs bersejarah yang terkait dengan awal ajaran Islam, dengan alasan bahwa "hanya Allah yang patut disembah" dan "penghormatan terhadap situs-situs yang terkait dengan manusia menyebabkan syirik" .Akan tetapi, kritikus menunjukkan bahwa sesungguhnya dalam ziarah kubur, tidak ada Muslim yang memuja bangunan atau makam tersebut, dan melakukan perbuatan syirik. Orang-orang Muslim yang menziarahi makam Ahlul Bait atau Sahabat masih berdoa kepada Allah semata sambil mengingat sahabat dan keluarga Nabi. Banyak bangunan yang terkait dengan sejarah Islam awal, termasuk berbagai makam seperti makam Al-Baqi dan artefak lainnya di Arab Saudi, telah dihancurkan oleh kaum Wahabi sejak awal abad-19 sampai kini praktik penghancuran makam yang kontroversial ini telah menuai banyak kritikan dari Muslim Sunni lain, golongan Sufi, Syi'ah, serta dunia internasional. Ironisnya, meski Wahabi menghancurkan banyak situs Islam, situs non-Islam, dan situs bersejarah terkait Muslim awal, keluarga keluarga Nabi dan Sahabat Nabi, serta menerapkan larangan keras untuk menziarahi situs-situs tersebut, pemerintah Saudi malah merenovasi makam Muhammad ibn Abd al-Wahhab dan mengubah tempat kelahirannya menjadi tempat ziarah utama di kerajaan Saudi.
               Kritik tentang Wahabi menurut muslim lain yaitu pada praktiknya Wahabisme tumbuh sebagai paham yang demikian keras, kaku, ketat dan tanpa mengenal kompromi. Sebagian kalangan menilai paham ini telah melampaui batas dalam menetapkan definisi sempit tentang tauhid. Pendukung Wahabi dianggap terlalu mudah menyerukan takfir, yakni memvonis sesama Muslim yang mereka tuduh sebagai sesat dan melanggar hukum Islam sebagai kafir. Kesepakatan bin Saud untuk melakukan jihad guna menyebarkan ajaran Ibn Abdul Wahhab lebih berkaitan dengan praktik penyerbuan tradisional Najd - "perjuangan naluriah untuk bertahan hidup dan nafsu untuk mencari keuntungan" ketimbang motivasi agama .Wahabi tidak memiliki hubungan dengan gerakan kebangkitan Islam lainnya. Tidak seperti tokoh pembaharu lainnya, Abd ul-Wahhab menunjukkan sedikit kecakapan intelektual, sedikit menulis dan bahkan jarang membuat essai. Problematika ini sering ditemui di masyarakat, seperti yang terjadi di Desa Sewaka Kecamatan Pemalang yang sudah lama terbentuk pimpinan ranting mulai dari tanfidziyah hingga IPNU IPPNU .Berdasarkan informasi, Desa ini sudah dimasuki oleh kaum – kaum Wahabi di sekitar perumahan.Padahal jika dilihat dari kuantitas para penduduk desanya lebih banyak kaum NU. Inilah hal yang perlu kita perhatikan metode – metode apa yang digunakan untuk menyebaran paham Wahabi di lingkungan masyarakat.

  1. Metode pertama, memberikan beasiswa kepada para pelajar Indonesia untuk belajar di dalam negeri atau di universitas-universitas mereka di Arab Saudi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta yang bernaung di bawah Universitas Islam. Muhammad bin Saud menyediakan banyak beasiswa untuk pelajar Indonesia dan juga memberikan uang saku kepada mereka.Para mahasiswa kemudian akan dikirim ke Saudi untuk mengikuti studi lanjutan dan ada kabar yang menyebutkan bahwa setelah kembali ke Tanah Air, mereka akan menduduki jabatan dan posisi bagus di pemerintahan serta ormas- ormas keagamaan.
  2. Metode kedua, Arab Saudi memanfaatkan tempat-tempat keagamaan seperti masjid dan pesantren untuk menyebarkan ajaran Wahabi di Indonesia.
  3. Metode ketiga, menerbitkan buku dan selebaran seperti buku tentang fatwa anti-Syiah di Indonesia, yang memicu serangan luas kubu ekstrim terhadap komunitas Syiah dalam beberapa tahun terakhir. Fareed Zakaria dalam artikelnya di surat kabar The Washington Post menulis, "Arab Saudi telah menciptakan monster di dunia Islam dengan nama Wahabisme, dimana mendorong dunia ke arah kekerasan dan konflik.”
  4. Metode keempat, para penguasa Saudi menyalahgunakan Al-Haramain Al-Sharifain untuk menyebarkan paham Wahabi di dunia. Mereka mengesankan kesesatan mazhabnya sebagai sebuah kebenaran untuk menipu masyarakat awam.
  5. Metode kelima, rezim Al Saud menggunakan pendapatan minyak yang dialokasikan secara khusus untuk penyebaran paham Wahabi. Dalam hal ini, Arab Saudi mendirikan badan- badan amal dan mengirim para mubaligh ke seluruh pelosok Indonesia untuk misi dakwah.

                 Menurut Ali Munhanif, peneliti senior pusat Pengkajian Islam dan masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, kebangkitan Salafisme di Indonesia tidak lepas dari peran sejumlah lembaga, organisasi dan institusi pendidikan yang didanai oleh Arab Saudi serta negara Timur Tengah lainnya. Mereka memberi beasiswa pada orang Indonesia untuk belajar di sana dengan harapan membawa paham itu ketika kembali ke Tanah Air .Dalam hal ini, koran The Jakarta Post menulis, "kelompok-kelompok hak asasi manusia menyatakan keprihatinan terhadap para ulama konservatif di Indonesia yang menyebarkan Wahabisme dan sekaligus menyerukan penganiayaan terhadap kalangan minoritas Syiah”. Untuk menghilangkan jejaknya, para penguasa Saudi tidak menyatakan dukungan kepada ormas tertentu, akan tetapi fokus menyebarkan ideologi dan pandangan ekstrimnya pada skala nasional Indonesia.Meskipun sejumlah ormas Islam dan lembaga amal Indonesia mendapatkan anggaran dari Riyadh, namun kebijakan para penguasa Al Saud adalah memanfaatkan madrasah serta lembaga-lembaga pendidikan yang pada akhirnya melahirkan kelompok-kelompok ekstrim seperti Hizbut Tahrir dan Front Pembela Islam(FPI).Dennis Ignatius, mantan diplomat senior Malaysia percaya bahwa Wahabisme serta ekstremisme Islam pada umumnya menyebabkan masalah bagi masyarakat di Asia Tenggara. Ekstremisme yang berkembang ini tidak terjadi dalam ruang hampa dan akar-akarnya juga tidak berasal dari Asia Tenggara. Pakar keamanan semakin yakin bahwa ideologi Wahabi yang diekspor secara agresif oleh Arab Saudi merupakan satu-satunya penyebab ekstremisme terbesar di daerah ini. Wahabisme merupakan interpretasi Islam yang sangat ganas, sempit, dan agresif.

Meskipun Arab Saudi telah berusaha selama hampir lima dekade untuk menyebarkan paham Wahabi di Indonesia, namun tingkat keberhasilan yang mereka raih tidak sesuai harapan. Disini ada beberapa faktor yang menghambat laju penyebaran Wahabi di Tanah Air yaitu :

  1. Masyarakat Indonesia menganggap bahwa Wahabisme dan Salafisme sama dengan ekstremisme serta agresivisme, di mana sama sekali tidak cocok menggunakan kultur mereka.
  2. Di desa-desa, keyakinan agama masyarakat Indonesia masih bercampur menggunakan kepercayaan lokal, di mana dia benar-benar tidak sesuai dengan ajaran Wahabi Saudi yang kasar serta agresif.
  3. Hambatan kesuksesan Wahabisme di Indonesia juga disebabkan oleh kegiatan ormas-ormas keagamaan anti-Wahabi seperti Nahdlatul Ulama (NU).
  4. Sikap buruk penguasa Saudi dan para majikan di negara itu terhadap tenaga Kerja Indonesia (TKI) khususnya perempuan, sudah memicu kemarahan serta sentimen anti-Saudi di tengah warga Indonesia. Oleh karena itu, para penguasa Arab Saudi berusaha memperluas zona penyebaran Wahabi ke seluruh Asia Tenggara serta tidak hanya fokus pada Indonesia dan Malaysia.

                Jadi ketika dilihat dari beberapa metode tersebut hal yang paling dominan dilakukan oleh kaum Wahabi di Desa Sewaka adalah memanfaatkan tempat-tempat keagamaan seperti masjid dan pesantren untuk menyebarkan ajaran Wahabi. Adapun hambatan kesuksesan Wahabisme di Indonesia itu disebabkan oleh kegiatan ormas-ormas keagamaan anti-Wahabi seperti Nahdlatul Ulama (NU). Jadi untuk melawan pemikiran-pemikiran sektarian Wahabisme di berbagai negara dunia termasuk Indonesia, membutuhkan penanganan serius dengan cara memberi kesadaran pada masyarakat khususnya generasi muda. Indonesia negeriku engkau panji martabatku siapa datang mengancammu kan binasa di bawah durimu.
Sumber :
https://muslim.or.id/10-apa-itu-wahabi-1.html
https://pecihitam.org/ciri-ciri-ajaran-wahabi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Wahabisme
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/05/160506_indonesia_radikalisasi_wa habi
http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/48431
https://jatengprov.go.id/publik/nu-punya-peran-penting-jaga-nkri/
https://smartcity.patikab.go.id/index.php/data_berita/detail/berita_online/2166



 





 

1 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
1
0
profile picture

Written By ingka liantri

This statement referred from