Fast Fashion : Pemborosan Pakaian yang Berujung Pada Pencemaran Lingkungan.

profile picture GilberthSabandar

Overconsumtion dan overpopulation adalah hubungan timbal balik antara jumlah manusia dan berapa banyak material yang dikonsumsinya, tak terkecuali fast fashion yang belakangan ini sedang hangat dibicarakan mulai dari tren anak-anak muda sekarang yang mulai mencoba memakai baju era 90-an agar terlihat lebih estetik. Tapi apakah kamu tahu bahwa tindakan kamu itu sudah menyelamatkan lingkungan, tentu hebat bukan,“ Terus bagaimana bisa hal tersebut bisa berdampak positif terhadap lingkungan ? “ nah, karena kamu sudah mulai mengurangi penggunaan fast fashion yang bisa berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar kita. Kalian pasti masih bertanya-tanya apa itu fast fashion dan seberapa bahayanya terhadap lingkungan.

Apa itu fast fashion? 

Fast fashion didefinisikan sebagai fenomena dalam industri fashion, dimana proses produksi dipercepat untuk menghasilkan tren berbusana yang terjangkau dan diperbaharui lagi, mulai dari model, tekstur, serta jenis material yang digunakan.  Dalam hal tersebut juga berpengaruh terhadap dampak lingkungan, ketika pakaian tersebut sudah tidak digunakan atau limbah tekstil hasil pembuatan pakaian tersebut menghasilkan partikel dan bahan kimia yang berbahaya bagi ekosistem, serta makhluk hidup didalamnya.

Contoh kasus yang dapat kita ambil 20% pencemaran air berasal dari pewarna tekstil sungai Citarum, Bandung menjadi salah satu korban dari pencemaran yang berasal dari pabrik tekstil tersebut. Selain itu, tekstil polyester sangat membutuhkan minyak dalam proses pembuatannya. Padahal kurang lebih 90% pakaian yang terjual di Amerika Serikat terbuat dari katun dan polyester. Bahan tekstil rayon viscose didapatkan dengan melakukan pembabatan hutan yang akhirnya hanya dipergunakan 30% nya saja dan 70% sisanya akan menjadi limbah. 

Selain dari kerugian produksi industri, fast fashion juga menciptakan tumpukan sampah yang sudah tidak lagi digunakan dengan yang ada sekarang. Pakaian tersebut hanya digunakan kurang dari 3 kali, faktanya dari total baju yang diproduksi 87% berujung ke tempat pembuangan. Dan apabila bahan tersebut tidak didaur ulang atau tidak digunakan lagi, maka berkelanjutan akan menyebabkan semakin cepat berkurangnya mineral bumi yang digunakan dan akan cepat menyebabkan pencemaran air, serta semakin banyaknya jumlah pakaian yang dibuat yang berujung di tempat sampah. Jenis sampah ini juga dapat menyebabkan pencemaran tanah yang bisa berdampak pada kualitas perkembangan tumbuhan di sekitarnya. Dan apabila sampah tersebut sudah sampai di area perairan, maka dikhawatirkan hewan-hewan yang tinggal di tempat tersebut akan memakannya dan dapat menyebabkan gangguan pada organ didalam tubuhnya.

Lantas bagaimana solusi yang dapat kita ambil untuk mengatasinya ?

Adanya gerakan cukup menginisiasi Eco Fashion Show Fashion merupakan proses manufaktur pakaian secara etis dengan mempertimbangkan aspek kesejahteraan pekerja dan lingkungan. Kesadaran memiliki gaya berbusana juga perlu dipertimbangkan oleh masyarakat bukan sekedar menangkar sisi estetis dan tren ketika mengkonsumsi produk fashion tetapi juga dengan sadar mempertimbangkan isu sosial dan lingkungan yang ada dibaliknya. Ada beberapa cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk mengurangi penggunaan fast fashion.

  1. Membuat hal yang menarik dan bermanfaat.

* Menjual pakaian bekas atau mendonasikannya kepada orang yang membutuhkan.

* Membuat kerajinan dari pakaian bekas, seperti tas, tempat menaruh ATK yang dapat digantung agar bisa menghemat tempat, celemek, dan lain-lain sesuai dengan kreatifitas masing-masing.

* Memisahkan antara sampah kering dan sampah basah agar pengolahan limbah bisa lebih teratur dan lebih mudah.

2.  Belilah pakaian seperlunya saja.

Pernahkah kalian berpikir 20% pakaian yang kalian beli adalah 80% kebiasaan kita menggunakan baju yang kita beli tadi untuk kegiatan sehari-hari. Jadi, artinya kita tidak perlu membeli banyak pakaian yang akhirnya banyak  yang kita jarang atau tidak digunakan sama sekali.

Beberapa alternatif yang menolak transaction adalah transfer atau membeli baju bekas dan banyak upaya individual pula di sosial media seperti menjual barang pribadi yang sudah tidak dipakai. Bukan hanya dari pihak konsumen saja, tapi perlu bagi perusahaan tekstil mendapatkan evaluasi dan audit perdagangan yang adil dan standar produksi. Adanya sertifikasi yang terlibat dalam proses perdagangan ramah lingkungan akan sangat mendorong kesehatan rantai supply.

Selain itu, negara juga memiliki andil penting dengan kebijakan dan peraturannya dalam mengurangi bahaya kesehatan lingkungan global yang terkait dengan fashion sederhana berpakaian saja bisa berdampak bagi bumi dan ekosistem dalamnya. Oleh karena itu, setiap tindakan yang kita lakukan seharusnya dipertimbangkan apakah dampak yang dihasilkan akan baik atau buruk, kalau bukan kita siapa lagi.


 

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By GilberthSabandar

This statement referred from