About Mental Healthy (Menjaga Perasaan Orang Lain itu Perlu)
Peradaban yang kian mengalami perubahan bahkan terus mengubah kebiasaan para manusia, sayangnya tidak banyak dari mereka yang memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya.
Kekayaan yang mudah didapatkan, persaingan yang akhirnya menjatuhkan banyak kita jumpai di generasi ini. Mencerca orang dengan alih-alih memberi nasihat yang harus didengar, memaki orang yang terlihat lemah tak berdaya menjadi hal biasa yang tak terukur dampaknya.
Stigma buruk tentang kehidupan sering didapatkan oleh dia yang tertindas, dianggap jelek, miskin dan tidak punya prestasi. Bahkan punya atau tidaknya masa depan telah ditentukan oleh ucapan-ucapan mereka yang dianggap paling benar.
Tidak berhenti disitu, tanpa terasa sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari bahwa banyak dari mereka yang suka mencari kesalahan orang-merasa dirinya paling benar. Bahkan kemungkinan sangat tipis itu terjadi pada diri kita sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan yang terus bermunculan, pertanyaan yang tidak seharusnya kita jawab namun seakan keadaan membuatnya berbanding terbalik. Namun yang perlu diketahui, bukan sebagai kewajiban kita untuk menjawab semua pertanyaan orang lain dan sepatutnya mereka paham akan itu.
Mereka hanya orang awam yang tidak mengetahui keadaan sebenarnya, ucapan dengan kalimat pedas berbahasa halus tanpa disadari sering keluar hingga mulut ke mulut.
"Kenapa nggak kuliah lagi? Sayang loh kamu pintar disekolah."
"Kenapa kerja di perusahaan itu? Gajinya dikit udah itu kerjanya berat, udah gitu jam kerjanya banyak."
"Sekarang gak kerja ya? Kenapa? Gaji naik kenapa resign? Cari kerja sekarang susah loh."
Lalu, apakah kalian kira dengan menanyakan hal demikian mampu membangkitkan semangat seseorang? TIDAK!! Pentingnya mengontrol pengucapan yang tidak seharusnya dikeluarkan itu dibutuhkan. Ya, jika difikir semuanya tidak akan berhenti disitu, setiap apa yang kita lakukan sudah ada jurinya. Setiap kegiatan yang kita lakukan sudah ada rekaman cctv-nya, entah itu benda mati atau hidup.
Tetapi seharusnya mereka sadar tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama dengan yang lain, memang untuk menjadi apa seseorang itu adalah pilihannya masing-masing. Namun, apakah kita bisa menolak keadaan? Apakah kita bisa merubah jalannya? NO! kita adalah manusia yang bisa hidup dengan harapan dan berjalan sesuai takdir. Dan sisanya adalah kita yang berusaha untuk berjuang dan mengubah nasib kita menjadi lebih baik.
Menanyakan kabar dengan rasa ingin tahu itu jelas beda, sama-sama makhluk sosial seharusnya kita saling memahami. Tidak semua orang itu mempunyai kesehatan mental yang sama. Tidak semua orang bisa mengendalikan emosionalnya dengan sempurna. Namun sepertinya kata 'BAPERAN' selalu menjadi tameng untuk menjatuhkan psikis seseorang. Bukan berarti orang yang mudah tersinggung itu tidak baik, bukan juga orang yang mudah tersinggung tidak mempunyai hak untuk marah, namun perlu diketahui dan dimengerti tentang bagaimana kita bersikap dan menghargai orang lain.
Hal kecil, yang tak terlihat bukan berarti tidak ada. Hal besar, seperti penguasa bukan berarti akan mengubah segalanya. Air yang jelas-jelas pertikelnya sangat kecil bahkan tidak bisa digenggam namun bisa menenggelamkan bangunan. Itulah tekad. Tekad yang seharusnya ada dilubuk hati setiap manusia, tetapi tidak semua manusia memiliki tekad yang kuat khususnya untuk melawan cacian mereka.
Insecure adalah awal mula segalanya, terutama dari segi fisik. Bagaimana tidak? Hal pertama saat bertemu seseorang maka yang dilihat fisik, penampilan. Lalu pantaskah kita mengklaim jika itu adalah sebuah kesalahan? TIDAK!! Memang itu adanya.
Apa yang kita miliki adalah suatu yang sudah diberi, sebagai seseorang yang mempunyai integritas seharusnya mampu bersikap. Tidak semua orang sama, tetapi pandangan hidup itu yang harus terus diperbaiki. Terkadang mereka lupa bahwa diantaranya juga memiliki hati yang harus ia jaga. Mereka lupa jika cacian berkedok pertanyaan mampu mengubah psikis seseorang.
Tentang Bagaimana Menghargai Perasaan Orang Lain? Apakah kalian mengetahui itu? Ataukah tidak peduli akan hal itu?
Reminder!!! Menjaga Perasaan Orang Lain itu Penting. Sebagai makhluk yang berakal kita seharusnya mengerti namun kadang kita lupa, juga kita mungkin tidak menyadarinya atau memang disengaja? Dibalik pertanyaan yang dilontarkan ternyata ada hati mereka yang tersayat.
Dia sudah berusaha mati-matian untuk menyembuhkan lukanya. Berusaha giat untuk melupakan yang terjadi namun hingga pertanyaan itu muncul kembali, luka itu menjadi bangkit. Perasaan was-was, kesedihan, kekecewaaan, penyesalan, dan anggapan sebagai manusia tidak berguna menguasai pikiran. Dia hanya memperlihatkan senyuman namun tanpa ada yang tahu hatinya menjerit.
Dia yang mencoba untuk menjadi seorang ekstrover kini masuk dalam dunianya lagi menjadi seorang introver. Apakah itu terlihat buruk? Tentu tidak. Namun dalam kesendirian itu juga tidak baik, dia memendam sendiri dan pada akhirnya tenggelam dalam waktu. Dia menjadi orang yang anti sosial dan jarang membagikan waktu dan perasaan kepada orang lain.
Dia menjadi menyendiri dengan beban pikiran diotaknya seakan tidak ada yang peduli dengannya. Apakah kalian mengetahui itu?
Sebagian orang pasti mengalami itu, saya yakin. Down, itu pasti. Namun bukan berarti tidak bisa bangkit lagi. Dengan ini artikel saya buat untuk diri saya sendiri dan orang yang sama seperti saya. Speak up itu perlu walaupun tidak ada orang yang tau, seperti sekarang membuat tulisan. Dan tips lagi, kalian bisa berbicara dengan diri kalian sendiri dihadapan kaca, itu sama dengan teman.
We are ready to Heal!