KEGIATAN ANAK YANG TERPACU PDA GADGET
sebelumnya aku berterima kasih banget buat kalian yang udah baca artikel aku dan semoga bermanfaat. Di sini aku akan memaparkan tentang kegiatan anak yang terpacu pada gadget. mungkin bagi sebagian orang tua yang notabenya sangat sibuk dan tidak bisa menemani anaknya dalam melakukan aktivitas seperti bermain atau bahkan belajar, meraka memilih menjadikan gadget sebagai solusinya. Namun bukan berarti mereka bisa menjejalkan anaknya dengan gadget setiap hari bahkan sampai berjam-jam lamanya. Karena seperti yang sudah diketahui banyak orang bahwa gadget bukanlah sesuatu yang benar-benar baik untuk perkembangan seorang anak terlebih lagi banyaknya pengaruh negatif untuk si pengguna. Walaupun dengan zaman sekarang di mana perkembangan teknologi semakin canggih dan mungkin para orang tua ingin agar anaknya bisa mengejar ketertinggalan teknologi itu. Namun untuk usia mereka, bermain gadget dengan waktu yang cukup lama dan tanpa pengawasan bukanlah hal yang baik karena anak masih belum mengerti mana yang baik, mana yang tidak dan mana yang harus ditiru, mana yang harus ditinggalkan. namun ada juga orang tua yang lebih suka atau lebih memilih membiarkan anaknya bermain dengan teman sebayanya karena memang itu lebih menyenangkan untuk anak selain itu juga bisa melatih emosi mereka, belajar berbicara juga melatih mengekspresikan diri. Berikut juga kutipan dari Kompasiana mengatakan bahwa
'Aktivitas fisik Bermain otomatis memungkinkan anak untuk menggerakkan dan melatih seluruh otot tubuhnya, dari gerakan-gerakan tersebut baik gerakan kasar maupun gerakan halus dapat menunjang perkembangan fisik motorik anak, sehingga anak memiliki kecakapan fisik motorik dan kepekaan penginderaan. Selain itu, bermain juga mengurangi risiko anak-anak merasa stres, depresi, obesitas, atau lesu.' jadi dalam kutipannya menyimpulkan bahwa aktivitas bermain anak juga membantu untuk kesehatannya dan keaktifan dalam bergerak.
namun Meskipun begitu anak tetap harus dalam pengawasan orang tua karena kita juga tidak tahu dengan siapa anak itu bermain dan Apakah anak itu menjaga ucapannya atau menjaga perilakunya.
menurut saya pribadi, Bila perlu anak diberi pelajaran melalui dua metode itu. Jika orang tua sedang sibuk anak bisa dibiarkan bermain dengan temannya yang sedang bersama orang tuanya. namun komunikasi dengan anak juga perlu setiap harinya walaupun dengan pertanyaan yang simple seperti " hari ini main apa Dek. " atau " gimana tadi Mainnya seru? ". karena hal ini bisa meningkatkan komunikasi antar orang tua dan anak juga membuat anak belajar terbuka kepada orang tuanya sehingga orang tua mengetahui aktivitas anaknya selain itu anak bisa belajar untuk lebih ekspresif. Lalu setelah orang tua memiliki banyak waktu luang mereka bisa mengajarkan anaknya untuk belajar gadget karena biasanya anak lebih suka belajar melalui gambar, game atau lagu. karena belajar gadget harus dengan pengawasan dari orang tuanya langsung. Meskipun begitu tetap harus dibatasi agar anak tidak kecanduan dengan gadget.
lalu bagaimana dengan mereka yang sudah kecanduan dengan gadget? Mereka yang sudah kecanduan dengan gadget akan mempengaruhi perkembangannya juga kesehatannya. Karena ketika seorang anak kecanduan akan sangat sulit untuk terlepas dari gadget dan akhirnya anak-anak tidak mau makan, tidak mau mandi bahkan tidak mau belajar, anak-anak hanya ingin bermain gadget. hal ini juga dapat memperlambat kerjanya otak.
Dan perlu diperhatikan juga untuk orang tua menjaga sikap karena anak-anak lebih sering belajar dengan cara meniru, seperti halnya di awal pembelajarannya ketika anak lahir ke dunia Iya belajar berbicara Bagaimana memanggil orang tuanya. Begitupun ketika anak sudah besar sudah bisa menangkap Apa yang dibicarakan sekeliling, bisa mengerti apa yang dilakukan aktivitas manusia maka apa yang dilihatnya akan dia tiru, jadi jangan salahkan ketika orang tua sering bermain HP di depan anak sering berbicara kasar di depan anak atau bahkan berantem maka anak ikut menjadi korban. dan jangan dibiasakan pula bagi orang tua membandingkan anaknya dengan anak yang lain dalam hal apapun. karena seorang anak memiliki prosesnya tersendiri jadi ketika anak mulai dibandingkan dengan temannya yang sudah bisa atau temannya yang sudah aktif, bisa bergaul sana-sini itu mungkin bisa dijadikan contoh Tapi tidak untuk dibandingkan. bisa dengan memberikan penjelasan yang baik yang memahamkan mereka tapi tidak memaksakan mereka untuk melakukan apa yang temannya bisa ataupun yang seharusnya dia bisa Tapi anak tidak bisa, cobalah untuk tidak menggunakan kata " jangan " karena kata itu sama seperti halnya melarang keras dan berkesan kasar pada anak. dan yang perlu dilakukan orang tua cukup bersabar dengan perkembangan anaknya karena semakin orang tua menekan, memaksakan anak untuk berkembang cepat tapi anak tidak mampu maka hal ini dapat mempengaruhi pemikirannya, anak pun akan malas untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya atau bisa di bilang anak menjadi kurang ekspresif.