SELF-LOVE, ISLAM DAN PSIKOLOGI

profile picture Salwa Rahmah

Sudah menjadi sebuah ketetapan bahwa kita sebagai manusia pasti tidak luput dari kesalahan. Sebenarnya memiliki kesalahan atau kekurangan adalah hal yang wajar dan sangat manusiawi, tapi yang menjadi permasalahan ialah bagaimana mana cara kita dalam menghadapi situasi tersebut. Seringkali kita memposisikan diri sebagai orang yang salah, memiliki banyak kekurangan, bahkan merasa bahwa kita terlahir tidak berguna. Hal itu terjadi karena kurangnya rasa cinta kita pada diri sendiri, terutama kesadaran bahwa semua yang terjadi pada hidup kita itu tidak luput dari kehendak Allah SWT. Mau sampai kapan kita terus menerus menghakimi diri sendiri?

Self-love disini tidak dimaknai dengan istilah egois, merasa diri selalu benar, sombong dan selalu berada di atas orang lain demi menjaga perasaan kita sendiri. Tidak, bukan seperti itu. Self-love ialah bagaimana kita mampu mengapresiasi apa yang menjadi kelebihan kita sekaligus menerima segala kekurangan yang ada pada diri kita. Kholashaba (2012) menuturkan bahwasanya menurutnya self-love adalah kondisi dimana kita dapat menghargai diri sendiri dengan cara mengapresiasi diri saat kita mampu mengambil keputusan dalam perkembangan spritual, fisik dan juga psikologis.

Dalam pandangan Islam, kita sadar betul bahwa Allah SWT telah menciptakan semua makhluk terutama manusia dalam bentuk dan kondisi yang sebaik-baiknya. Seperti yang Allah SWT firmankan dalam QS. at-Tin ayat 4. Jika hal itu benar-benar tertanam dalam hati kita, maka tidak baik bagi kita untuk terus menyalahkan diri sendiri atas suatu kesalahan atau kekurangan yang kita miliki. Dengan keramahan Islam dikatakan bahwa, manusia terbaik itu bukan mereka yang tidak pernah melakukan kesalahan, namun mereka yang melakukan kesalahan kemudian bertaubat, sadar, menerima dan berusaha bangkit untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Kita tidak perlu terlalu sedih, kecewa, merasa terpuruk dengan apa yang telah kita lakukan, menyesal atas suatu keputusan yang telah kita pilih. Karena kita yakin, semua yang terjadi dalam kehidupan seorang muslim adalah baik selama ia bersyukur saat kondisi lapang dan bersabar dalam kondisi sempit. Dengan seperti itu, kita melihat bahwa ternyata mencintai diri sendiri itu adalah bentuk ketaatan kita kepada Allah SWT. Self-love adalah sikap yang akan menuntun kita menjadi manusia yang senantiasa bersyukur dan ikhlas atas semua yang telah Allah SWT tetapkan atas diri kita.

Bagaimana dengan aspek psikologi? Raca cinta terhadap diri sendiri merupakan kunci untuk memperoleh kesehatan mental dan kesejahteraan yang baik. Karena di dalam konsep self-love, dapat mencegah diri kita dari depresi dan kecemasan yang berlebihan. Dr. Aaron Krasnow, Ph.D., asisten wakil presiden dan direktur Layanan Konseling ASU berkata, 

Rasa cinta terhadap diri merupakan hubungan utama yang akan kita miliki dalam kehidupan kita, yang mana apabila semakin kita kembangkan hubungan ini akan semakin memuaskan hidup kita.

Orang yang tidak memiliki self-love akan sulit menjalin hubungan dengan orang lain. Mereka akan mengandalkan teman-temannya untuk membangun citra diri, membutuhkan orang lain untuk bisa yakin pada diri sendiri, memperoleh identitas diri hanya saat mendapat pengakuan dari orang lain. Selain itu, akan muncul fikiran negatif yang dapat menjatuhkan mereka, selalu merasa tidak aman dan insecure berlebihan yang kemudian mempengaruhi emosi dan sikap mereka saat berhubungan dan bergaul dengan orang lain.

Beberapa hal yang perlu kamu ketahui untuk membangun self-love yaitu harus sadar dengan dirimu sendiri, tidak mengikuti standar penilaian orang lain, evaluasi diri sendiri secara berkala serta senantiasa rawat dan jaga diri kita baik secara fisik maupun mental.

Dari kedua sudut pandang tersebut baik dalam pandangan Islam dan psikologi, maka kita patut menjadi manusia yang selalu bersyukur dan yakin bahwa segala yang terjadi semata-mata baik untuk diri kita. Jadi mulai sekarang, ubah kebiasaan mencaci diri dengan lebih mencintai diri sendiri. Jadilah sahabat bagi dirimu sendiri, yang melihat kekuranganmu sambil mengingatkan sederet kelebihan mu, yang tidak hanya bisa mengkritik tetapi memberi dukungan agar kamu menjadi jauh lebih baik.

https://jurnalpost.com/self-love-dalam-pandangan-agama-dan-psikologi/19795/

https://images.app.goo.gl/4CGw9xLyj4HTf7UAA

29 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
29
0
profile picture

Written By Salwa Rahmah

This statement referred from