Anxiety in pandemic covid-19, 2022
Kementerian Kesehatan mencatat kasus depresi dan kecemasan dalam masa pandemi Covid-19 saat ini melonjak cukup tinggi. karena sekarang masa pandemi, rata-rata kebanyakan orang memiliki berbagai ganguan kecemasan. Menurut Penelitian Lancet Regional Health di Amerika yang ditemukan di berbagai informasi dalam internet. penelitian tersebut menemukan bahwa tekanan psikologis, depresi, dan gangguan kecemasan lazim ditemukan dalam setengah tahun terjadinya pandemi Covid-19.
Selain itu, angka ini juga meningkat di masa pembatasan sosial. Laporan ini juga menyebut, 42 persen orang dalam penelitian tersebut mengalami tekanan psikologis ringan selama pandemi. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2018, di mana hanya 32 persen orang yang merasakan tekanan psikologis ringan. . Anxiety ini sendiri suatu perasaan takut akan terjadinya sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya dan merupakan sinyal yang membantu individu untuk siap terhadap ancaman. berkaitan dengan neurotransmitter , serotonin, norepinefrin, gamma aminobutyric acid.
APA ITU KECEMASAN SUATU ANXIETY, NORMAL?
pada saat tertentu kecemasan adalah yang normal dan perlu. Saat kita merasakan bahaya, otak mengirimkan pesan ke sistem saraf, yang merespon dengan melepaskan adrenalin. Adrenalin yang meningkat membuat kita merasa waspada dan berenergi, serta memberi kita semburan kekuatan, mempersiapkan kita untuk menyerang (fight) atau melarikan diri ke safet (fight). peningkatan adrenalin juga dapat memiliki efek samping yang tidak menyenangkan. Ini bisa termasuk perasaan gugup, takut, berkeringat, gemetar atau sesak napas. Efek tersebut dapat dengan mengganggu. Tapi mereka tidak
berbahaya bagi tubuh dan umumnya juga tidak bertahan lama.
BAGAIMANA KECEMASAN MEMPENGARUHI KITA?
kecemasan menyebabkan perubahan dalam tiga "sistem fungsi"
1. cara berpikir Anda (kognitif)
2. perasaan dan cara kerja tubuh (fisik), seperti, jantung berdebar, detak jantung meningkat, sesak napas, mual gemetar, pusing, dll.
3. cara Anda bertindak (perilaku)
⊃ 33,7% dari populasi dan dipengaruhi oleh kecemasan selama hidup mereka (Bandelow B & Michaelis S, 2005)
Prevalensi global gangguan kecemasan saat ini sebesar 7,3% (4,8% hingga 10,9%) (Baxter et.al 2013, Baxter et.al 2014).
⊃ gangguan kecemasan adalah gangguan mental yang paling umum di seluruh dunia dan berhubungan dengan komorbiditas dan morbiditas yang signifikan ( Stein DJ et.al, 2017)
⊃ tentang gender, perempuan ini akan Dua kali lebih mungkin untuk memiliki gangguan kecemasan dibandingkan dengan laki-laki ( Seedat S et.al, 2009).