MPASI Instan Lebih Baik Daripada Homemade
MPASI (Makanan Pendamping ASI) merupakan makanan yang diberikan bagi bayi berusia mulai dari 6 bulan. Angka 6 bulan ini bukan tiba-tiba muncul menjadi acuan tanpa penelitian sebelumya ya bunda.
Jauh sebelum 2021, pemberian MPASI adalah sejak bayi mulai memasuki usia 4 bulan. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, usia 4 bulan dikatakan kurang ideal untuk pemberian makanan tambahan bagi bayi.
Evaluasi terus berlanjut hingga akhirnya terbentuklah kesepakatan dan keputusan oleh para ahli yang menyebut perkenalan MPASI dimulai sejak bayi memasuki usia 6 bulan. Para ahli menyepakati bahwa di usia tersebut pencernaan bayi lebih siap untuk menerima makanan.
Isi Piring MPASI
Sekitar awal tahun 2000 an, pemberian MPASI pada bayi harus dimulai dari perkenalan terhadap satu jenis makanan saja. Umumnya para bunda akan memperkenalkan bayi dengan buah-buahan seperti pisang dan alpukat di masa-masa awal perkenalan makanan bagi bayi mereka kala itu.
Proses pemberian MPASI tersebut berlangsung beberapa hari sebelum akhirnya memutuskan mengganti dengan jenis lainnya. Hal ini untuk membantu bayi mengingat rasa dan juga mengecek adakah alergi atau tidak.
Setelah memasuki usia enam bulan, mulailah bayi diperkenalkan dengan campuran dua jenis makanan namun tetap dengan tekstur yang sangat halus. Barulah di usia delapan bulan para bayi mendapatkan menu lengkap selayaknya orang dewasa. Ada karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam porsi yang sedikit dengan tekstur agak kasar.
Setelah berkembangnya ilmu pengetahuan, kini isi piring MPASI tidak lagi seperti dulu yang hanya berisi satu jenis makanan saja sebagai perkenalan. Para bunda jaman sekarang telah mengenal istilah menu empat bintang.
Dalam satu piring bayi sudah harus mendapatkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Itulah sebabnya MPASI diberikan saat bayi mulai memasuki usia 6 bulan karena dianggap sistem pencernaannya telah lebih siap.
Selain itu para ahli juga menyebutkan bahwa ASI (Air Susu Ibu) telah memiliki kandungan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi hingga mereka berusia enam bulan. Jadi pemberian MPASI di usia kurang dari enam bulan dirasa belum perlu.
Cara Pemberian MPASI
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa pemberian MPASI harus memperhatikan beberapa aspek mulai dari kondisi bayi hingga cara penyajiannya. Bayi setidaknya telah mampu duduk dan mengangkat leher mereka tanpa bantuan.
Selain itu bayi juga mulai menujukkan respon terhadap pemberian MPASI seperti menyodorkan mulutnya maupun adanya respon lainnya.
Untuk cara penyajiannya, hendaknya MPASI disajikan dengan memperhatkan berbagai aspek yakni dari sisi nutrisi, higienitas, dan keamanan alat makan. Atas rekomendasi tersebut muncullah berbagai jenis MPASI di pasaran maupun resep MPASI dari berbagai laman informatif.
Memilih MPASi yang Tepat
Ikatan Dokter Anak Indonesia menyebutkan jika jumlah kalori MPASI yang sesuai kebutuhan bayi adalah 200 kilo kalori per hari. Angka ini akan meningkat sesuai usia bayi. Untuk mendapatkan jumlah kalori tersebut, maka para bunda dapat mengaturnya berdasarkan frekuensi pemberian MPASI yaitu 2-3 kali sehari dan makanan selingan 1-2 kali per hari.
Tidak hanya itu, hal-hal teknis dalam penyiapan MPASI juga perlu diperhatikan seperti kesegaran bahan, cara penyimpanan, kandungan nutrisi, dan proses memasak.
Para bunda tentu sangat antusias ketika si kecil baru pertama kali makan. Semua jenis menu berusaha bunda sajikan. Namun sudah tepatkah itu?
Sebagian dokter anak mungkin akan menyarankan untuk pemeberian MPASI instan dengan higienitas yang terjamin, tekstur yang sesuai usia, hingga nutrisi yang juga telah mencukupi. Hal ini berlaku terutama bagi para bunda yang kesulitan menyiapkan MPASI Homemade bagi buah hatinya.
Memang tidak ada salahnya juga memberikan MPASI Homemade karena di dalamnya mengandung cinta ibu saat proses pembuatan. Namun jika para bunda tidak yakin apakah proses memasak dan pemilihan bahan untuk MPASI telah terjamin kualtasnya, maka tidak ada salahnya juga untuk menggunakan MPASI instan.
Mungkin ada sebagian bunda yang khawatir akan kandungan pengawet pada MPASI instan, namun bunda juga perlu meyakini bahwa ketika bunda memasak MPASI di pagi hari dan menggunakannya hingga sore hari, belum tentu proses penyimpanan hingga ketahanan MPASI tidak mengkhawatirkan.
Belum lagi ketika bayi tidak berselera untuk makan menu yang sama dalam sehari. Pasti bunda akan kerepotan dan berujung pada membuang-buang bahan makanan. Jika bunda menggunakan MPASI instan, maka masalah berganti-ganti varian bukanlah hal yang sulit dan rumit untuk dilakukan.
Demikian pula jika bayi mengalami masalah kurangnya berat badan. Kini telah banyak MPASI instan yang memiliki kandungan "Weight gain" di dalamnya. Bunda tidak perlu repot-repot menghitung nilai kalori setiap kandungan bahan yang akan bunda gunakan sebagai MPASI.
Cara ini cukup praktis dan efisien di tengah kesibukan masyarakat perkotaan terutama bagi bunda yang bekerja. Bagaimana menurut bunda?