Ini yang Mungkin Terjadi Pasca Invansi Rusia ke Ukrania

profile picture gloriart

Sejak 24 Februari invansi Rusia ke Ukrania terus berlanjut. Hingga saat ini belum terlihat adanya tanda-tanda dari Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mundur. Media massa dihiasi dengan berita seputar medan perang, para korban yang terus berjatuhan, urusan diplomatik hingga warga Ukrania yang berbondong-bondong mengungsi ke Barat.

Hal ini tentu saja menimbulkan beberapa spekulasi dan opini di masyarakat terkait berbagai kemungkinan yang dapat terjadi setelah invasi Rusia ke Ukrania. Salah satunya kemungkinan terjadinya perang, baik dalam waktu singkat maupun berkepanjangan.

Apalagi saat ini pasukan-pasukan Rusia yang dikerahkan telah menguasai wilayah-wilayah penting di Ukrania. Dan pemerintahan di Ukrania pun telah berganti menjadi pemerintahan pro-Rusia. Sehingga membuat semangat juang pasukan Ukrania kian memudar. 

Meski begitu ada pula skenario bahwa dimasa mendatang masyarakat akan melawan pemerintahan pro Rusia dan menimbulkan ketidakstabilan. Bisa juga pasukan Ukrania terus melakukan perlawanan terhadap pasukan Rusia, apalagi bila didukung oleh inteljen Barat dengan menyediakan senjata dan amunisi maupun kebutuhan militer lainnya.

Namun, bila dilihat dari kenekatan Rusia menginvasi Ukrania, maka ada kemungkinan bila dikemudian hari Rusia memperluas serangannya hingga ke bagian luar wilayah Ukrania dan mengokohkan kekuasaannya.

Dari awal invasi Rusia ke Ukrania terjadi, banyak yang menduga ini akan membuka perang dunia ketiga. Tetapi untuk saat ini bisa saja hal itu belum terjadi dalam waktu dekat. Karena Vladimir Putin sendiri telah mengeluarkan perintah kepada pasukan pencegah nuklir Rusia untuk siaga tinggi. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov telah memberi peringatan bahwa perang duna ketiga bisa menjadi perang nuklir.

China akhirnya turun tangan dan mendesak Moskow untuk berkompromi jika konflik tak kunjung reda, maka Beijing tidak akan membeli minyak dan gas Rusia lagi.

Melihat kondisi yang semakin kacau ini, apakah solusi diplomatik masih bisa dilakukan?

Melansir BBC, Sekjen PBB,  António Guterres mengatakan "Sekarang senjata yang bicara, namun jalur dialog mesti harus tetap terbuka."

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, telah berbincang dengan Putin melalui telepon. Para pejabat Ukraina dan Rusia pun telah bertemu untuk berunding di perbatasan Belarus.

Melalui interaksi ini setidaknya kita tahu bahwa mungkin Putin akan menerima negosiasi untuk gencatan senjata.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Ada kemungkinan Indonesia juga ikut terkena dampak dari invasi Rusia ke Ukrania, utamanya pada sektor perekonomian. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang mengonsumsi mie instan terbanyak kedua di dunia pada tahun 2020. Gandum yang merupakan bahan dasar untuk membuat mie dan tepung terigu paling banyak di ekspor dari Ukrania. Sehingga, Indonesia harus mencari cara lain untuk mendapatkan gandum atau bertahan dengan stok yang masih ada dan berharap agar invasi ini segera berakhir.

Selain gandum, harga BBM juga akan semakin meningkat. Walaupun APBN Indonesia telah melakukan subsidi BBM, minyak tanah, dan LPG. Dengan naiknya harga minyak, ada kemungkinan bahwa akan terjadi inflasi yang diikuti dengan kenaikan harga dari produk-produk lainnya.

Meskipun banyak spekulasi yang muncul, namun bukan berarti semuanya dapat terjadi. Sekali lagi, bisa saja nantinya terjadi hal yang tak terduga dan memunculkan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi.

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0

This statement referred from