KAMI SEBAGAI ANAK JUGA BUTUH DI DENGAR !
Dikehidupan ini, setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tak ada orang tua yang ingin melihat anaknya hidup menderita dan sengsara.
Hingga pada akhirnya, banyak dari mereka sebagai orang tua, memberikan tuntutan kepada kami sebagai anaknya, untuk melakukan semua hal harus sesuai dengan yang mereka inginkan, dengan alasan hal tersebut demi kebaikan kami. Mereka selalu menuntut kami untuk selalu mendengar, mendengar, dan mendengar semua kata yang mereka ucapkan. Hingga pada akhirnya, mereka lupa. Lupa untuk mendengar. Lupa bahwa kami juga butuh di dengar.
Yang mereka tau bahwa kami hanya harus selalu mendengar, mengerti, dan melakukan semua hal hanya dengan instruksi mereka saja. Mereka tak ingin tau, bahwa kami itu juga butuh di dengar, dimengeti, dan kami juga butuh melakukan aktivitas yang ingin kami lakukan, tidak melulu kami hanya harus melakukan aktivitas dari instruksi mereka saja.
Tak menutup mata, bahwa masih banyak dari mereka yang mau mendengarkan kami, yang mau memberirikan ruang kebebasan untuk kami. Sehingga kami tak hanya harus melakukan semua tuntutan yang mereka berikan. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa hidup kami itu tak harus selalu mereka tuntut, tak harus selalu mereka kekang, tak harus selalu menunggu instruksi dari mereka. Mereka beranggapan bahwa hidup kami juga bisa kami jalankan sesuai yang kami inginkan. Mereka berspekulasi bahwa kami itu bukan robot yang setiap aktivitasnya harus di intruksi.
Pada dasarnya, kami juga butuh untuk didengar dan dimerngerti, tidak melulu kami yang harus selalu dituntut untuk selalu mendengar dan mengerti mereka.
Referensi :
Kompas.com, "Bukan Hanya Orangtua, Anak-anak Juga Ingin Didengarkan", Kompas.com, 21 Maret 2020, https://amp-kompas-com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/lifestyle/read/2020/03/21/213005120/bukan-hanya-orangtua-anak-anak-juga-ingin-didengarkan?amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#aoh=16470714228931&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s, [diakses pada 12 Maret 2022]
Kompasiana, "Anakmu Butuh Didengarkan !", Kompasiana, 23 Oktober 2017, https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/ullisprasetya/59ed72acf1334476be5db422/anakmu-butuh-didengarkan?amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#aoh=16470714228931&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Fullisprasetya%2F59ed72acf1334476be5db422%2Fanakmu-butuh-didengarkan, [diakses pada 12 Maret 2022]
Sonora.id, "Tidak Hanya Orang Dewasa, Anak-Anak Pun Butuh Untuk Di Didengar", Riska Tri Handayani , 16 Oktober 2020, https://bangka-sonora-id.cdn.ampproject.org/v/s/bangka.sonora.id/amp/502384474/tidak-hanya-orang-dewasa-anak-anak-pun-butuh-untuk-di-dengar?amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#aoh=16470714228931&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fbangka.sonora.id%2Fread%2F502384474%2Ftidak-hanya-orang-dewasa-anak-anak-pun-butuh-untuk-di-dengar, [diakses pada 12 Maret 2022]