Trik Budgeting untuk Gaji Terbatas

profile picture yessifrenda

(Photo by Emil Kalibradov on Unsplash)

Financial planning menjadi topik yang popular beberapa tahun belakangan. Semua orang ingin mengetahui cara mengatur keuangan personal mereka dengan sebaik-baiknya. Tujuannya beragam, mulai dari membeli rumah, menikah, dana pensiun, atau bahkan sekedar membuat arus pengeluaran lebih kecil daripada pemasukan. Apabila kamu ingin fokus ke topik terakhir ini, mungkin kamu perlu memberi perhatian ekstra dalam hal budgeting.

Budgeting artinya mengatur pengeluaran, terutama untuk pos-pos tertentu. Misal untuk transportasi, kamu memutuskan hanya akan menghabiskan dana sebesar Rp500.000 untuk satu bulan ke depan.

Begitu saja? Iya, begitu saja.

Terlihat mudah? Memang.

Tapi seberapa banyak dari kita yang bisa mengikuti target ini sampai akhir bulan?

Nyatanya di tengah bulan, kita sudah terengah-engah dengan sisa uang yang ada. Alhasil, kita merasa perlu untuk membobol tabungan atau bahkan berhutang kepada kerabat. Apakah situasi ini familiar untuk kalian?

Terutama bagi kalian yang memiliki penghasilan setara UMR atau di bawahnya, mungkin situasi ini menjadi makanan sehari-hari. Uang terasa tidak cukup. Diatur sedemikian rupa pun masih terasa mencekik. Lalu apa yang harus kita lakukan?

Mencatat Pengeluaran

Ini salah satu solusi paling klasik, tapi juga paling menyakitkan – untuk kamu yang tidak betah melakukannya. Mencatat pengeluaran bisa memberimu jawaban tentang kemana larinya uang kamu selama ini. Jadi kamu tidak hanya menerka-nerka, atau bahkan membuat alasan saja.

Mencatat pengeluaran kini bisa dilakukan dengan mudah. Ada banyak sekali aplikasi di smartphone yang bisa kamu pilih. Pun jika kamu memilih untuk menggunakan Excel atau buku tulis, tidak masalah. Pilihlah metode yang paling nyaman untukmu.

Setidaknya lakukan pencatatan keuangan selama minimal tiga bulan untuk melihat tren pengeluaran kamu. Berdasarkan data ini, kamu bisa menentukan langkah di tahap selanjutnya

Mulai Pasang Target

Setelah mendapat data tiga bulan, kamu sudah bisa mendapat rata-rata dari setiap pos pengeluaran. Nah kalian bisa menggunakan rata-rata ini sebagai target budgeting untuk bulan selanjutnya.

Target budgeting yang kamu pasang tidak harus menyasar ke seluruh pos pengeluaran sekaligus. Misanya bulan ini kamu memasang target ini transportasi, sedekah dan uang makan. Di bulan selanjutnya, kamu bisa memperluas budgeting untuk pos-pos pengeluaran yang lain. Utamakan pos pengeluaran yang menurut kamu paling penting. Ikuti target ini untuk pengeluaran di bulan selanjutnya. Usahakan untuk disiplin ya!

Evaluasi Target Budgeting

Mungkin kamu pernah mendengar jika tabungan seharusnya 30% gaji, atau pengeluaran gaya hidup seharusnya hanya 15% gaji, dsb. Namun, perlu diingat bahwa angka-angka yang beredar ini merupakan teori umum, yang bisa jadi cocok atau tidak cocok dengan kondisi kamu. Itulah mengapa di tahap kedua tadi, target budgeting justru disesuaikan dengan tren pengeluaran kamu. Hal ini supaya:

  • Kamu bisa mengevaluasi, apakah target yang kamu pasang bulan lalu itu realistis untuk diaplikasikan di bulan-bulan selanjutnya?
  • Kamu bisa mengevaluasi, apakah teori %  budgeting yang banyak beredar di internet itu bisa diaplikasikan ke kondisi kamu?

Sekali lagi, kamu tidak harus mengikuti teori budgeting di internet, apalagi mengikuti persen budgeting orang-orang yang pemasukannya jauh di atas kamu. Misal kamu pernah mendengar ada seseorang yang mengalokasikan tabungan sebesar 50% dari penghasilannya. Bisa jadi 50% gaji orang tersebut sama nominalnya dengan 90% penghasilan kamu. Oleh sebab itu, menyesuaikan kondisi diri sendiri menjadi sangat penting. Penting untuk memastikan bahwa target budget yang kamu pasang bisa diikuti dan tidak membuat susah diri kamu sendiri.

Mengoptimalkan Budgeting

Budgeting tidak hanya berhenti di tahap menentukan target yang realistis untuk diikuti. Tapi juga untuk mengoptimalkan cashflow kita. Dalam hal ini berarti:

  • Apakah ada pos pengeluaran yang bisa dikurangi, atau
  • Apakah ada pos pengeluaran yang bisa dihilangkan

Beberapa ide yang bisa kamu amati dan tirukan, misalnya:

  • Mengurangi pembelian kopi di kafe. Mungkin di weekdays kamu bisa membeli kopi sachet atau memanfaatkan fasilitas kopi pantry kantor jika ada. Kopi kafe bisa kamu nikmati saat weekend.
  • Mencuci kendaraan bermotor sendiri, daripada membawanya ke tempat cuci kendaraan.
  • Membawa bekal makan siang dan snack sore dari rumah, dsb.

Menghadapi Pengeluaran Tak Terduga

Seiring dengan lamanya mencatat pengeluaran, mungkin kamu akan menyadari bahwa ada saja pengeluaran yang muncul tiba-tiba. Entah itu soal charger laptop yang rusak, motor mogok, kebutuhan saudara yang mendesak, dsb. Tapi, tahukah kamu bahwa “pengeluaran tak terduga” ini sebenarnya juga memiliki tren, sebagaimana pengeluaran bulanan kita?

Benar. Jika kamu lebih lama melakukan pencatatan keuangan, mungkin satu tahun atau lebih, kamu akan bisa melihat tren ini. 

Lalu bagaimana cara mengahadapinya? Singkatnya, ada dua hal yang bisa kamu lakukan:

  • Menyisihkan pendapatan bulanan untuk hal-hal tak terduga. Misalnya kamu menyisihkan uang Rp100.000 per bulan, khusus untuk menghadapi pengeluaran tak terduga terkait transportasi. Misalnya kendaraan mogok. Dengan demikian, kejadian motor mogok tidak mengganggu cashflow bulanan kamu.
  • THR atau bonus disimpan terpisah untuk menghadapi pengeluaran tak terduga. Dengan demikian kamu mengahadpi pengeluaran tahunan dengan pemasukan tahunan juga. Tujuannya masih sama, yakni untuk melindungan cashflow bulanan kamu supaya tetap berjalan seperti biasa.

Lima tips budgeting sudah dibagikan di atas. Apakah kamu memiliki tips budgeting lainnya? Yuk bagikan di kolom opini!

0 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
0
0
profile picture

Written By yessifrenda

This statement referred from