Konspirasi bukan lagi hal tabu untuk diperbincangkan, lebih lagi bagi warga Indonesia yang paham teknologi dan informasi.Berasal dari bahasa Inggris yaitu conspiracy yang berarti sebuah rencana rahasia sekelompok tertentu untuk melakukan perbuatan yang melanggar dan merugikan hukum. Teori-teori konspirasi sudah berkenbang sejak lama, popularitasnya terdeteksi pada era revolusi Prancis 1789. Banyak yang asal mempercayai konspirasi, menyudutkan satu pihak dan menyucikan pihak yang lain. Dimulai dari teori yang paling popular grand conspiracy Zionism, Freemason atau Yahudi. Hingga penyusutan penduduk akibat HIV/AIDS, imunisasi serta senjata biologi lainnya. Begitu juga dengan serangan terhadap Gedung WTS pada tanggal 11 september 2001 yang menyebabkan barat terjangkit virus islam-phobia, islampun harus hidup ditengah perjudis barat yang dialamatkan padanya, alhasil muslim terjangkit virus western-phobia.
Kata-kata "tidak ada yang kebetulan dalam suatu kejadian" memang benar adanya, tapi ini malah menjadi acuan bagi masyarakat untuk mempercayai adanya teori konspirasi, sangat disayangkan bukan. Padahal Jika kita memandang lebih dalam lagi, sebetulnya bukan siapa yang salah dan benar, bukan pula siapa yang menindas dan siapa yang ditindas. Tapi hikmah dibalik suatu kejadian itulah yang harus kita mengerti. Jika kita hanya mementingkan siapa benar atau salah maka kita sudah masuk kedalam perangkap Konspirator, karena pada dasarnya ada konspirasi adalah untuk menghancurkan keharmonisan hidup ini, baik itu antar kota, negara bahkan agama. Tidak ada lagi kata damai, yang ada hanya sikap saling memojokkan.
Bukan hanya termakan teori konspirasi terdang kita sendiri yang menciptakannya, Dosen Psikologi Senior di Univercity of Sydney, mengatakan ini sama saja seperti kita mengarang cerita dalam benak sendiri Ketika seseorang tidak membalas pesan kita.
Penasaran akan apa yang terjadi sebenarnya mendorong kita untuk merangkai cerita sendiri dibalik kejadian, dengan cara menghubungkan satu kejadian dengan kejadian lainnya. Hingga kita berfikir bahwa cerita yang tadinya kita karang sendiri merupakan kejadian yang sebenarnya. Bukankah ini sama halnya dengan percaya akan dongeng yang kita ciptakan sendiri?.
Mari sejenak kita renungkan konspirasi Kaum Quraisy terhadap nabi muhammas saw. Mula-mula mereka berkumpul dirumah Walid Ibn Mughirah untuk membuat kesepakatan, apa yang akan dikatakan kepada para peziarah tentang Nabi Muhammad saw. Ada yang mengusulkan supaya Nabi Muhammad dikatakan dukun, tapi Walid langsung menolaknya karna Nabi tak pernah mengucapkan mantra-mantra layaknya seorang Dukun.
Lalu ada yang mengusulkan agar Nabi dikatakan seorang Penyair, tapi Walid lagi-lagi tidak setuju, karena apa saja yang dikatakan Nabi Muhammad saw memang benar adanya. Yang lain mengusulkan agar Nabi Muhammad saw dikatakan Gila, namun sekali lagi Walid tidak setuju, karna Nabi Muhammad tidak pernah menangis tersedu-sedu.
Kemudian Walid mengatakan "Demi Allah, perkataanya manis, pangkalnya cerdik, cabangnya benar-benar matang. Apapun julukan yang kalian tempelkan padanya pasti salah. Barang kali ada yang paling mendekati kemiripan kita sebut saja dia tukang sihir. Dia datang membawa sihir yang memisahkan ayah dengan anaknya, seseorang dari saudaranya, suami dari istrinya". Merekapun bubar dengan kesepakatan itu.
Ketika Nabi ingin mensyi'arkan Agama Islam kepada para Peziarah, selalu saja ada Abu Jahal yang mengawasinya dan berkata bahwa Nabi adalah Pendusta, Dia meninggalkan Agama Nenek moyangnya. Bahkan Abu Jahal sering kali hendak membunuh Nabi Muhammad saw.
Yang menakjubkan dari kisah ini adalah bahwa Nabi tidak pernah membalas keburukan mereka dengan keburukan atau sekedar mengakatakan kelakuan mereka kepada yang lain karna tidak ingin konspirasi itu berlanjut.
Hasil dari kesabaran ini adalah islam yang masih berdiri sampai sekarang. Padahal konspirasi yang melibatkan Nabi Muhammad saw bukan hal yang bisa dianggap ringan.
Begitu juga dengan penculikan Ayah Habib Umar bin Hafidz yaitu Habib Muhammad bin Salim. Sang Ibunda menenangkan anaknya untuk tak mencari ayahnya, padahal sudah jelas jika ayahnya diculik oleh Organisasi Komunis Yaman, hal ini dilakukan sang ibunda agar tak terjadinya pertumpahan darah kaum Islam di negara Yaman.
Banyak lagi konspirasi-konspirasi lainnya yang membuat masyarakat terkecoh dengan apa yang sebenarnya terjadi, lebih lagi sekarang ini sudah ada media yang semakin mempermudah para Konspirator untuk memperluas dongengnya.
Saya harap masyarakat bisa lebih bijak lagi dalam memahami berbagai teori konspirasi.