Negeri yang Kaya Akan Kelapa Sawit. Bagaimana Bisa Minyak Goreng Menjadi Hal yang Sulit Didapat?

profile picture Insapitri

Apa yang terbesit dalam pikiran kalian ketika mendengar kata “MINYAK GORENG”? Mahal? Langka? Atau ada kata lainnya?

Seperti yang kita ketahui, beberapa waktu ini fenomena minyak goreng nampaknya cukup meresahkan banyak masyarakat khususnya para ibu rumah tangga. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan karena minyak merupakan bahan penting dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

Hampir semua jenis masakan membutuhkan minyak goreng, apalagi hampir seluruh masyarakat Indonesia sangat menyukai makanan-makanan yang digoreng bukan?

Apabila kita lihat pada saat ini, selain harga minyak goreng yang signifikan tinggi, kelangkaan minyak goreng inipun kini semakin meluas di setiap daerahnya. Bahkan karena kelangkaan ini, minyak goreng menjadi barang yang sangat berharga. Apabila diibaratkan, mungkin saat ini minyak goreng dapat menjadi pengganti martabak yang kita kenal sebagai makanan pengambil hati calon mertua hahaha.

Nah karena itu, kali ini saya akan membahas terlebih dahulu mengenai apa akibat dari kenaikan dan kelangkaan minyak ini? Kenapa bisa sampai seperti ini?

Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga minyak goreng di pasaran sudah mencapai Rp. 20.950 per kg. Fenomena ini terjadi karena harga minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) yang juga melambung. Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, harga CPO sudah naik hampir 100% sejak Mei 2020 lalu.

Sedangkan menurut KEMENDAG, seperti yang dilansir oleh tempo.com Kemendag menyebut ada dua penyebab tingginya harga minyak goreng di pasaran belakangan ini. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan dua penyebab itu antara lain lantaran faktor global dan faktor di dalam negeri. 

Pertama, karena faktor bahan baku. Persoalan harga minyak goreng bukan hanya terjadi di Indonesia, ini gejolak global karena pasokan minyak nabati dunia menurun, ia juga mengatakan bahwa melonjaknya harga minyak sawit mentah atau CPO ini disebabkan oleh turunnya produksi di Malaysia sekitar 8%. Ia memperkirakan penurunan produksi juga bakal terjadi di Indonesia.

Alasan kedua, kebanyakan perusahaan yang memproduksi minyak goreng dan CPO berbeda. Artinya produsen minyak goreng bergantung pada harga CPO. Karena itu, ketika harga minyak sawit mentah melonjak, begitu pula harga minyak goreng juga ikut meningkat. Harga minyak goreng tersebut jauh di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah. Menurut Oke, HET tercipta saat  harga CPO berada di kisaran $500.600 per ton, namun harga CPO kini di atas $1.365 per  ton.

Dari pemaparan diatas, inti dari permasalahan kenaikan harga ini sebenarnya disebabkan oleh tingginya nilai Crude Palm Oil (CPO). Namun apakah menurut kalian ada faktor lain yang membuat minyak goreng ini menjadi barang yang mahal? Dan apakah ada solusi yang tepat untuk menangani permasalahan yang satu ini?

Beberapa waktu lalu, seperti yang kita ketahui dari pihak pemerintah sudah berusaha memberikan upaya agar harga minyak ini bisa kembali normal/turun. Pemerintah mengupayakan segala cara untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satu upaya pemerintah yaitu dengan cara memberikan subsidi minyak goreng di setiap toko ritel modern di Indonesia. Harga minyak goreng yang berlaku di setiap toko ritel modern pada awalnya mencapai harga Rp. 40.000.- untuk kemasan 2 liter, kini berkisar Rp. 24.000 – Rp. 26.000 ribu per kemasan 2 liter setelah adanya program ini.

Namun apabila melihat upaya yang dilakukan oleh pemerintah ini. Menurut kalian apakah program tersebut kini bisa disebut solusi dan membuat harga minyak goreng kembali normal?

Menurut saya pribadi, apabila diperhatikan upaya pemerintah satu ini seperti berubah menjadi sebuah bumerang. Hal ini dikarenakan semenjak adanya program subsidi, minyak goreng secara signifikan semakin sulit untuk didapatkan. Yang apabila kita melihat kilas balik sebelum adanya program subsidi, minyak goreng merupakan barang yang mudah untuk didapatkan walaupun harganya memang mahal. Namun setelah adanya program ini, selain harga minyak di luar pasar ritel modern yang tetap mahal, minyak goreng pun kini menjadi barang yang sulit untuk didapatkan.  Memang rasanya ironis apabila melihat kondisi saat ini.

Bisa dikatakan bukannya menyelesaikan solusi tetapi malah menambah permasalahan baru. Nah bagaimana menurut kalian? Apakah kalian sependapat dengan saya mengenai program subsidi yang dilakukan pemerintah ini?

Seperti yang dilansir oleh UNAIR NEWS pada tanggal 25 Februari 2022, menurut Pakar ekonomi Universitas Airlangga (UNAIR) Rossanto Dwi Handoyo SE MSi PhD  kelangkaan minyak goreng ini disebabkan 4 faktor, yaitu :

  1. Naiknya harga minyak nabati. 
    Saat ini harga CPO di pasar dunia sedang mengalami kenaikan harga. Kenaikan itu dari $1100 menjadi $1340. Akibat kenaikan CPO inilah menyebabkan produsen minyak goreng lebih memilih menjual minyak goreng ke luar negeri dibandingkan ke dalam negeri.
  2. Pemerintah Mencanangkan 
    Program B30Program B30 merupakan program pemerintah yang dimana mewajibkan pencampuran 30% diesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis solar. Saat ini, terang Rossanto konsumsi yang seharusnya digunakan untuk minyak goreng digunakan untuk produksi biodiesel. Pasalnya pengusaha CPO memiliki kewajiban market coverage 30% untuk produksi biodiesel.
  3. Pandemi Covid-19 Belum Berakhir 
    Ada beberapa negara lain yang sedang mengalami gelombang ketiga Covid-19. Konsumen luar negeri yang selama ini menggunakan minyak nabati juga mulai beralih ke CPO. “Sehingga ada peningkatan permintaan di luar negeri terkait ekspor CPO,” jelasnya
  4. Proses Distribusi dan Logistik
    Rossanto menekankan bahwa produsen minyak goreng hanya ada di beberapa daerah tertentu. Sedangkan proses distribusi minyak goreng dilakukan ke berbagai daerah di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan kenaikan harga distribusi yang berpengaruh terhadap harga jual minyak goreng.

Nah teman-teman dari pemaparan diatas, bagaimana pendapat kalian? Menurut kalian solusi seperti apa yang kiranya bisa pihak pemerintah lakukan?

Semoga permasalahan ini bisa cepat ditangani ya.

Semoga dari pemaparan diatas,  kita semua dapat mengambil sisi positif nya ya teman-teman. Yuk beri tanggapan  kalian di kolom komentar 😉. Semoga bermanfaat 😄

2 Agree 0 opinions
0 Disagree 0 opinions
2
0
profile picture

Written By Insapitri

This statement referred from