SAMBO VS EVERYBODY
Lagi-lagi soal Ferdy Sambo. Semoga kita semua tidak bosan melihat beritanya yang sudah memenuhi beranda di sepanjang setengah tahun 2022 hingga hari ini.
Artikel ini bukan ditulis untuk memicu konspirasi tidak bertanggungjawab, tidak juga untuk menyakiti hati beberapa pihak yang disebutkan nantinya. Sepenuhnya adalah murni opini penulis terhadap apa yang sedang dibahas.
Menyoal Ferdy Sambo ini penulis semakin semangat membahasnya, terlebih lagi setelah Ferdy Sambo menggugat dan kemudian memutuskan untuk mencabut gugatannya kepada Bapak Presiden RI–Joko Widodo, dan Bapak Kapolri–Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Penyebab awal gugatan yang diajukan oleh Sambo ini adalah karena dia tidak terima dipecat. Terlepas dari semua yang dituduhkan kepadanya, sekali lagi–dia tidak terima dipecat.
Seperti yang kita semua ketahui bahwa perkara Ferdy Sambo ini belum habis-habis dari mencuatnya di bulan Juli 2022. Awalnya adalah karena polisi tembak polisi. Tembak-tembakan ini melibatkan Brigadir J, konon karena Brigadir J diketahui melakukan pelecehan seksual terhadap Putri Chandrawati, istri Ferdy Sambo.
Sidang perkara pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo hingga kini masih bergulir. Padahal masa penahanan eks Kadiv Propam Polri itu akan berakhir pada 9 Januari 2023 (seharusnya) dan kemudian diperpanjang hingga 6 Februari 2023. Jika pemeriksaan perkara tersebut belum selesai, maka perpanjangan penahanan kedua akan diminta selama 30 hari.
Beberapa hari yang lalu, video hakim ketua yang menangani perkara Ferdy Sambo viral memenuhi lagi beranda media daring, padahal kasus ini nyaris terancam punah karena banyaknya peristiwa-peristiwa baru yang disoroti di dunia.
Tidak bisa pula dipungkiri, karena kasus Ferdy Sambo ini, masyarakat menilai buruk dunia kepolisian di Indonesia. Ditambah lagi dengan kasus Kanjaruhan, polisi yang membuat video tutorial main lato-lato, belum lagi kasus Bripda Randy yang viral di tahun 2021. Kepolisian semakin buruk. Dampaknya, penulis mendapati beberapa orang yang dahulu ingin bercita-cita menjadi polisi, akhirnya berpaling.
Balik lagi ke kasus Sambo dengan segala dramanya yang tak habis-habis–yang sampai kini belum kunjung divonis; dan malahan hakim ketua lagi yang menambah masalah dengan sok-sokan tak butuh pengakuan dari Sambo untuk memvonisnya. Semakin ribet. Namun, penulis kira ada banyak konspirasi kenapa Ferdy Sambo dalam kasus ini belum juga divonis, yakni sebagai berikut:
1. Sambo menunjukkan bahwa dia bisa melakukan apa yang dia mau
Hal ini dibuktikan dengan gugatannya yang diajukan kepada Presiden dan Kapolri, padahal dia sendiri adalah tersangka. Di sini saya tidak membela siapa pun, entah itu Sambo ataupun Brigadir J, atau juga Presiden dan Kapolri. Namun, tingkah Sambo yang menggugat Presiden dan Kapolri ini saya rasa adalah bentuk dari lengahnya hukum di Indonesia.
Memang bahwa Indonesia menjunjung tinggi HAM dan juga suara rakyat. Namun, ketika Sambo ‘bermain-main’ di tengah vonisnya yang entah kapan diturunkan, ini memberi penglihatan seolah-olah hukum kita sedang lengah. Jangan-jangan, nantinya drama gugat dan mencabut gugatan ini digunakan lagi untuk memberi keringanan hukuman pada Sambo? Mengingat ... ada peluang Ferdy Sambo untuk tidak divonis dalam hukuman tinggi. (Lihat: https://nasional.kompas.com/read/2022/10/09/11523001/pakar-sebut-ada-peluang-ferdy-sambo-tak-divonis-hukuman-tertinggi).
2. Mengancam Presiden dan Kapolri
Tidakkah drama gugat dan mencabut gugatan ini terdengar konyol? Apalagi ditujukan kepada Presiden dan Kapolri? Akankah ini memudahkannya nanti di persidangan sebelum divonis? Apakah Presiden dan Kapolri akan ‘takut’ sehingga memvonis Sambo kelak dengan hukuman yang tidak tinggi seperti yang dikatakan pakar? Menurut penulis, teori yang kedua ini akan menjadi konspirasi yang nyata jika kelak Sambo benar-benar mengungkit hal ini untuk meringankan hukumannya.
3. Sambo VS Everybody
Bagaimana dengan yang satu ini? Apakah video viral hakim ketua dibuat untuk mencuri perhatian publik? Logikanya, jika hakim ketua tidak butuh pengakuan dari Sambo untuk memvonisnya, mengapa tidak dari awal saja? Atau mengapa menunggu nanti?
Menurut penulis, viralnya video tersebut sengaja dibuat dan kemudian mencuri perhatian publik serta membuat publik menganggap hakim ketua terlalu ‘bocor’. Hal ini membuat publik tidak percaya siapa-siapa lagi, entah itu hakim ketua ataupun Ferdy Sambo. Kemudian istilah ‘Sambo VS Everybody’ ini hilang, supaya publik tidak ikut-ikutan lagi menghakimi. Supaya publik tidak lagi mencampuri dan ‘pasrah’ terhadap vonis apa pun yang diterima Sambo‘?’
KONSPIRASI ini belum tentu benar dan akan memiliki kesempatan terbukti benar jika kasus Sambo nantinya sudah divonis. Akan tetapi saya harap publik bisa menilai hal sedetail apa pun mengenai kasus ini. Sehingga kita tidak lengah dan membuktikan bahwa hukum bekerja sesuai dengan prosedurnya. Sambo masih tetap VS Everybody.
.
.
Referensi:
- https://news.detik.com/berita/d-6502575/dugaan-teror-ke-hakim-lewat-viral-video-bocorin-vonis-sambo
- https://nasional.kompas.com/read/2022/10/09/11523001/pakar-sebut-ada-peluang-ferdy-sambo-tak-divonis-hukuman-tertinggi
- https://nasional.tempo.co/read/1676328/masa-penahanan-ferdy-sambo-diperpanjang-hingga-6-februari-2023