KONSPIRASI COVID-19 : ALAMI ATAU BUATAN MANUSIA?
Beberapa tahun terakhir, khususnya pada Desember tahun 2019 hingga tahun 2021, semesta di gemparkan dengan tersebarnya Corona Virus Disease atau trend dengan singkatan Covid-19. Virus ini menyerang sistem imun dan tersebar lewat sentuhan dan/atau droplet, yaitu percikan dari tubuh seperti bersin yang ditularkan lewat udara. Bersumber dari Our World in Data per tanggal 4 Januari 2023, lebih dari 662 juta jiwa terinfeksi dan lebih dari 6,7 juta jiwa meninggal secara global. Berdasarkan informasi, virus ini perdana terjadi di Wuhan, China. Belum ada penyebab yang pasti dari peristiwa ini, karena sering disangkut pautkan dengan hal lain.
Penyakit yang sudah menjadi pandemi ini sempat dikaitkan dengan sebuah Novel keluaran tahun 1981 karya Dean Koontz yang berjudul “The Eyes of Darkness”. Buku tersebut mengisahkan tentang seorang ibu yang mencari putranya yang hilang secara misterius dalam perjalanan berkemah. Disebutkan bahwa putranya ditangkap di Wuhan, China dimana terdapat sebuah virus yang mematikan. Karakter yang digambarkan bernama Dombey, ia melaporkan tentang virus tersebut yang disebut ‘Wuhan-400’. Virus ini dikembangkan di laboratorium RDNA di luar kota Wuhan dan itu adalah strain mikoorganisme hasil karya manusia.
Virus ini juga sempat dibandingkan oleh beberapa penduduk bumi dengan wabah sindrom pernapasan akut, yaitu SARS yang terjadi pada tahun 2003. Para ilmuwan berasumsi bahwa semakin virus ini menular, tingkat kematian rendah. Artinya bahwa tidak virus ini tidak mematikan. Namun faktanya, tingkat kematian akibat Covid-19 sebanyak 18% sedangkan SARS berjumlah 10%.
Asal virus ini tepatnya dari pasar makanan laut, Wuhan. Diyakini banyak pihak virus ini merupakan senjata biologis dari China yang sengaja dilepas sebuah laboratorium dengan tujuan menyerang negara lain. Laboratorium tersebut adalah biosafety level-empat China dari Insitut Virologi. Laboratorium level tertinggi, yang mempelajari virus paling mematikan. Mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga membenarkan hal ini. Semata-mata sebagai bentuk permainan politiknya. Namun semua keyakinan ini tidak berdasar karena virus ini terjadi dengan alami.
Covid-19 menyebar dengan cepat dan masuk ke Indonesia pada awal bulan Maret 2020. Dibawa oleh para wisatawan asing atau warga lokal yang berasal dari luar negeri. Pada akhirnya akses penerbangan di tutup untuk mengurangi penyebaran. Namun, sudah banyak orang yang terinfeksi. Selain itu sekolah dan kantor ditutup, akses transportasi dan kegiatan di tempat perbelanjaan di minimalisir. Pemerintah menerapkan lockdown, PSBB dan PPKM untuk memutus mata rantai. Kegiatan dilakukan secara daring dan dari rumah. Hal ini berdampak pada merosotnya sektor ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial budaya bagi semua pihak dan global. Banyak karwayan yang terpaksa di-PHK. Penyebaran semakin meningkat, banyak masyarakat terinfeksi hingga yang paling fatal berujung pada kematian. Tak ada obat untuk penyembuhan.
Para peneliti hanya menyediakan dan menciptakan jenis vaksin yang cocok, mengingat virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh. Pencegahan lain dilakukan dengan mencuci tangan/handsanitizer, menjaga jarak, menggunakan masker, menghindari kerumunan, membatasi mobiliasi dan interaksi, yang dikenal dengan 5M.
Salah satu pihak yang mengambil tindakan segera untuk membuat vaksin Covid-19 adalah Bill Gates. Reaksi dari tindakan segera ini di respon tidak bagus. Banyak tudingan bahwa dirinya mempunyai agenda terselubung di balik pandemi ini. Seorang Judy Mikovits memprakarsai sebuah video berjudul “Plandemic” sebagai bentuk tidak percayanya akan pandemi ini. Ia menyatakan bahwa jumlah korban akibat Covid-19 sengaja ditingkatkan untuk memuluskan program vaksin. Bill Gates juga disorot berkaitan dengan pernyataan ini.
Drummer group band Superman Is Dead, I Gede Ari Aristina atau Jerinx juga ikut menyuarakan tentang hal ini. Pernyataannya tak jauh berbeda dari Mikovits. ‘Permainan menaikkan angka korban guna memuluskan agenda elit global ini sudah terjadi sejak wabah di umumkan kacung Bill Gates’ (Khalil, Raihan Akbar, dkk, 2021). Artinya pandemi di control oleh pihak/kelompok tertentu untuk mengusai dunia.
Ada perdebatan lainnya tentang asal muasal virus ini. Apakah alami terjadi atau hasil karya manusia. Ilmuwan dari Scripps Research mencoba membuktikannya dengan menganalisis data genom publik untuk virus. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada bukti virus ini di buat di laboratorium, melainkan produk dari evolusi alami. “Dengan membandingkan data sekuens genom yang tersedia untuk strain virus corona yang diketahui, kita dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal melalui proses alami,” ujar Kristian Anderson, peneliti Scripps Research, dilansir dari Miror.uk, Kamis (19/03/2020). Penelitian lebih lanjut membuktikan bahwa kemungkinan virus Corona berasal dari hewan lain, sebelum menjangkit manusia.
Sumber gambar : https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200214125209-38-137912/mengintip-wujud-virus-corona-covid-19-dari-mikroskop
Sumber data : https://news.google.com/covid19/map?hl=id&mid=%2Fm%2F02j71&gl=ID&ceid=ID%3Aid
Sumber kutipan :
Khalil, R. A., Apsari, N. C., & Krisnani, H. (2021). Perilaku Menentang Protokol Kesehatan Dipengaruhi Oleh Toeri Konspirasi Virus Covid-19 Ditinjau Dengan Teori Interaksionisme Simbolik. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konfik, 3(2), 168-178.